Peningkatan penggunaan pestisida kimia dalam sektor pertanian telah menghasilkan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan serta kesehatan manusia. Sebagai suatu alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, pestisida nabati yang berbasis ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.) diperkenalkan melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang ditujukan untuk petani di Desa Canggu, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman, mengevaluasi tingkat ketertarikan, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi pestisida nabati oleh para petani. Metode yang digunakan termasuk sosialisasi teori, latihan dalam pembuatan pestisida nabati, serta penilaian yang dilakukan melalui kuesioner pra dan pasca-kegiatan, observasi partisipatif, dan wawancara terstruktur. Hasil menunjukkan timbulnya peningkatan pemahaman peserta, dengan skor rata-rata Likert mengalami peningkatan dari 2,1 menjadi 4,3. Selain itu, sekitar 90% peserta berpartisipasi secara aktif dalam sesi praktik. Faktor utama yang mempengaruhi minat peserta berisi manfaat lingkungan (40%), keuntungan ekonomi (35%), dan kemudahan dalam pembuatan (25%). Kegiatan ini menunjukkan bahwa metode yang mengintegrasikan teori dan praktik terbukti efektif dalam memperluas pemahaman dan keterlibatan petani mengenai aplikasi pestisida nabati. Dengan demikian, sangat penting untuk melakukan pendampingan yang berkelanjutan, memperluas penyebaran informasi, serta menjalin kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga terkait guna memastikan adopsi teknologi ini secara berkelanjutan.