Claim Missing Document
Check
Articles

PRODUKSI MONOSEKS GUPPY (Poecilia reticulata) JANTAN DENGAN PERENDAMAN INDUK BUNTING DAN LARVA DALAM PROPOLIS BERBAGAI ARAS DOSIS Sarida, Munti; Putra, D D; Marsewi, Heronimus Sandi Y
ZOO INDONESIA Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.553 KB)

Abstract

Produksi populasi monoseks guppy (Poecilia reticulata Peters, 1859) sebagai solusi untuk mengatasi masalah fekunditas rendah dan mempermudah pemasaran benih sebagai salah satu ikan hias. Tujuan penelitian untuk mencari perlakuan terbaik untuk memproduksi populasi jantan guppy dengan merendam induk bunting dan larva umur 2 hari setelah menetas dalam propolis dan 17?-metiltestosteron (MT). Rancangan percobaan yang digunakan adalah perlakuan dosis propolis (50, 100, dan 150 ?L/L), dosis MT 2000 ?L/L, dan kontrol (tanpa penambahan propolis atau MT), dengan pengulangan 3 kali. Percobaan pe-rendaman induk bunting dan larva umur dua hari dalam setiap perlakuan selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman induk bunting dan larva umur dua hari setelah lahir dalam larutan propolis memberikan pengaruh terhadap persentasi populasi jantan guppy dibandingkan dengan kontrol (P<0,05). Persentase populasi jantan guppy relatif lebih tinggi pada perlakuan perendaman larva sebesar 67,13% dibandingkan dengan perendaman induk bunting 64,88%; keduanya dicapai pada dosis 100 ?l/L. Persentase interseks lebih tinggi dicapai pada perlakuan menggunakan MT (20,19% dan 10,12%) dibandingkan perlakuan menggunakan propolis (16,74 % dan 8,42%), pada perendaman larva dan induk bunting berturut-turut. Propolis memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan metiltestosteron untuk memproduksi populasi jantan guppy. 
Penggunaan Suhu Dan Dosis Propolis Yang Berbeda Terhadap Nisbah Kelamin Ikan Guppy (Poecilia Reticulata) Mulyasih, Dwi; -, Tarsim; Sarida, Munti
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.931 KB)

Abstract

Guppy (Poecilia reticulata) is one of undifferentiated sex species that can direct to produce male during embryogenesis and larvae phase. Temperature is relevant environment factors that affect to gonad differentiation in fish. Propolis is a material from honeybees that has potential to be used in sex reversal to replaced 17α-metiltestosteron. Propolis contains chrysin and galangin with the function inhibited testosteron to estradiol conversion. The aim of this research is to determine the best treatment among different ambient temperature and propolis on different dose. The research was conducted in factorial randomize design, using twelve treatments. The treatments were given to pregnant guppy brood stock for 24 hours that were immersed in interaction of ambient temperature 28; 30 and 32oC with propolis on different dose 0; 25; 75 and 100 µl/l. The result showed that interaction between temperature and propolis showed significant difference in producing male guppy (P<0.05) with high percentage of males equal to  68.72 ± 1.91% in the treatments interaction between temperature 32oC and 25µl/l propolis dose, that has given different significantly with others. The treatments were not stimulate the intersex stocks (P>0.05).
PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN BOBOT MUTLAK NILEM (Osteochilus hasselti Cuvier & Valenciennes 1842) DENGAN PENAMBAHAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN KERAPU KERTANG Sutrisno, Nadila; Utomo, Deny Sapto Chondro; Sarida, Munti
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN BOBOT MUTLAK NILEM (Osteochilus hasselti Cuvier & Valenciennes 1842) DENGAN PENAMBAHAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN KERAPU KERTANG Sutrisno, Nadila; Utomo, Deny Sapto Chondro; Sarida, Munti
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.4035

Abstract

Effectiveness of Egg Stimulant® and Oodev® for Maturation of Tilapia (Oreochromis niloticus) PB, Andre Ramadhan; Sarida, Munti; Adiputra, Yudha Trinoegraha
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 26, No 3 (2021)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.26.3.176-184

Abstract

Lack of distribution, inbreeding depression and environment factors were several negative impacts to tilapia fry quality. It is needed to enhance fry quality by increasing reproduction performance of broodstocks with nutrient and hormonal by using Egg stimulant® and Oodev®. This research purposed to evaluate maturation process with Egg stimulant and Oodev application and effective doses to increase reproduction performance of female tilapia broodstocks. This research conducted within two months at Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan Budidaya Air Tawar (UPTD PBAT) Wilayah Barat Tanggamus. The research design used was a complete randomized designs two factors and two levels with three replications. Control treatment (K) (Egg stimulant feed 0 g/kg and Oodev injection 0 ml/kg), P1 (Egg stimulant feed 3 g/kg), P2 (Oodev injection 0,5 ml/kg) and P3 (Egg stimulant feed 3 g/kg and Oodev injection 0,5 ml/kg) The results showed that P1, P2 and P3 treatments were not significantly different to eggs diameter, gonadal maturation level, gonadal maturation index, relative fecundity, and fertilization rate. However, Egg stimulant and Oodev were functionally enhance reproduction performances of female tilapia broodstock.  It is showed by treatments has better result than control.  The effective doses of Egg stimulant, Oodev or combination need more longer period of research to applying in tilapia husbandry
Pengaruh Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Vibrio harveyi Secara In vitro Munti Sarida; Tarsim Tarsim; Iwan Faizal
Jurnal Penelitian Sains Vol 13, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Mathtmatics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.41 KB) | DOI: 10.56064/jps.v13i3.141

Abstract

Penyakit Vibriosis disebabkan serangan bakteri Vibrio sp. berupa penyakit kunang - kunang khususnya V. harveyi. Penggunaan obat dan antibiotik dilarang karena membahayakan manusia dan menimbulkan sifat resisten. Buah mengkudu mengandung zat aktif antibakteria yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah mengkudu dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. Harveyi secara in vitro, pengujian dilakukan dengan dua metode yaitu metode tanam menggunakan media tumbuh TSA 2,5% NaCl dan metode sebar menggunakan media tumbuh TSB 2,5% NaCl dengan kepadatan bakteri 105 cfu/ml. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan volume uji ekstrak buah mengkudu yaitu 0,25 ml ; 0,50 ml ; 0,75 ml dan 0 ml (kontrol), tiap perlakuan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi secara in vitro (P < 0, 01). Perlakuan 0,5 ml dan 0,75 ml memiliki efektivitas yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi yaitu selama 48 jam waktu inkubasi. Volume optimum dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi secara in vitro adalah 0,50 ml ekstrak buah mengkudu dengan rerata zona hambat maksimum 5, 25 ± 0, 85 mm dan daya hambat selama 48 jam waktu inkubasi.
MATURASI IKAN LELE MUTIARA Clarias gariepinus BETINA DENGAN ESTRADIOL-17? MELALUI PAKAN Risa Febriyanti; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v9i1.13963

Abstract

Some problems in catfish culture are the spawning circle, female catfish begin to mature gonad at 10 months, and after 1,5 months can spawn again. The purpose of this study was to evaluate the process of accelerating maturation female mutiara catfish with the addition Estradiol-17? by oral treatments. The study was design used 3 treatments : 0 ml/kg feed, 0,4 ml/kg feed, 0,6 ml/kg feed with three individual replications. The result showed that the addition of Estradiol-17? significantly affected on reproductive performance : Gonado Somatic Index (GSI) 102,3% and eggs diameter 16,4% in female mutiara catfish compared with 0 ml/kg feed. Key words : Clarias gariepinus, Eggs Diameter, Estradiol-17ß, Gonadosomatic Index (GSI), Reproductive Performance.
MATURASI LELE MUTIARA Clarias gariepinus BETINA MELALUI PENAMBAHAN HORMON OODEV DAN ESTRADIOL-17ß PADA PAKAN Oktavia Rugus Ayu Enditha; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v9i1.13075

Abstract

The problem in Mutiara strain of North African catfish Clarias gariepinus culture is that the production of both larvae and seeds is still inhibited by the seasonal reproductive cycle where the catfish only spawn once during the spawning season.  The purposes of this study were to evaluate the effect of administration of oodev and estradiol-17ß on the maturity process and to determine the best doses in accelerating the maturion of female Mutiara strain. This study used a Completely Randomized Design with 5 treatments and 3 individual replications. The treatments were combination between dose Oodev (PMSG and Anti-Dopamine) and dose Estradiol-17ß in feed (both doses in ml/kg feed):A(0+0), B(0.5+0), C(0+0.6), D(0.5+0,6), E(1+1). The results of this study showed that the administration of Oodev and Estradiol-17ß significant affect on gonadal maturity index about 82.21% compared to control and acclerating maturation of female mutiara strain with doses the best is the treatment E (oodev 1 ml/kg feed+estradiol-17ß 1 ml/kg feed).Key words: Clarias gariepinus, dose, estradiol-17ß, maturation, oodev
PRODUKSI MONOSEKS GUPPY (Poecilia reticulata) JANTAN DENGAN PERENDAMAN INDUK BUNTING DAN LARVA DALAM PROPOLIS BERBAGAI ARAS DOSIS Munti Sarida; D D Putra; Heronimus Sandi Y Marsewi
ZOO INDONESIA Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v20i2.2344

Abstract

Produksi populasi monoseks guppy (Poecilia reticulata Peters, 1859) sebagai solusi untuk mengatasi masalah fekunditas rendah dan mempermudah pemasaran benih sebagai salah satu ikan hias. Tujuan penelitian untuk mencari perlakuan terbaik untuk memproduksi populasi jantan guppy dengan merendam induk bunting dan larva umur 2 hari setelah menetas dalam propolis dan 17?-metiltestosteron (MT). Rancangan percobaan yang digunakan adalah perlakuan dosis propolis (50, 100, dan 150 ?L/L), dosis MT 2000 ?L/L, dan kontrol (tanpa penambahan propolis atau MT), dengan pengulangan 3 kali. Percobaan pe-rendaman induk bunting dan larva umur dua hari dalam setiap perlakuan selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman induk bunting dan larva umur dua hari setelah lahir dalam larutan propolis memberikan pengaruh terhadap persentasi populasi jantan guppy dibandingkan dengan kontrol (P<0,05). Persentase populasi jantan guppy relatif lebih tinggi pada perlakuan perendaman larva sebesar 67,13% dibandingkan dengan perendaman induk bunting 64,88%; keduanya dicapai pada dosis 100 ?l/L. Persentase interseks lebih tinggi dicapai pada perlakuan menggunakan MT (20,19% dan 10,12%) dibandingkan perlakuan menggunakan propolis (16,74 % dan 8,42%), pada perendaman larva dan induk bunting berturut-turut. Propolis memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan metiltestosteron untuk memproduksi populasi jantan guppy. 
PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN BOBOT MUTLAK NILEM (Osteochilus hasselti Cuvier & Valenciennes 1842) DENGAN PENAMBAHAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN KERAPU KERTANG Nadila Sutrisno; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.3950

Abstract

Terdapat beberapa masalah dalam budidaya nilem seperti pertumbuhan lambat, kualitas telur rendah, kurangnya kontinuitas telur, dan terbatasnya waktu pemijahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa reproduksi dan pertumbuhan bobot mutlak nilem melalui metode oral yang mengandung hormon pertumbuhan rekombinan kerapu kertang (r-ElGH). Rancangan penelitian menggunakan lima perlakuan dengan ulangan individu: tanpa kuning telur, phosphate buffer saline, dan r-ElGH (A, kontrol negatif), dengan penambahan kuning telur, phosphate buffer saline, tanpa r-ElGH (B, kontrol positif), dan dosis r-ElGH berbeda (20, 35, 50 mg/kg pakan; C, D, dan E) dengan pemberian pakan perlakuan setiap 5 hari sekali selama 45 hari sedangkan pakan pemeliharaan menggunakan pakan tanpa penambahan r-ElGH, kuning telur, dan PBS (kontrol negatif (A) selama 67 hari setiap 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari menggunakan metode ad satiation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan r-ElGH berpengaruh nyata terhadap performa reproduksi: meningkatkan fekunditas dan meningkatkan pertumbuhan bobot mutlak pada nilem betina dibandingkan dengan kontrol negatif.
Co-Authors Adilah, Najya Zahrina Adiputra , Yudha Trinoegraha Agus Setiawan Agus Setyawan Agus Setyawan Agustian, Reivaldo Ghiffa Aidil Azra, Rafael Alfina, Ria Alita, Debby Andra Ramadhan PB Angelia, Saphira Anma Hari Kusuma, Anma Hari Athallah Pramana, Evandra Aulia Rahma, Syafira Aulia Syahdani, Fitri Ayu Nabila, Tetri Azizah Azizah Bama, Samsun Ari Berta - Putri Caesario, Racmad Cinta Hafidah Zalma, Aura D D Putra D D Putra, D D Defitriani Deny Sapto Chondro Utomo Destriana Puspitasari Dorothy R. H. Pandjaitan Dorothy Rouly H. Pandjaitan Dwi Mulyasih Elisdiana, Yeni Ermawati Ermawati Fidyandini, Hilma Putri Girsang, Rehulina Haikal Azzahran, Muammar Hartama, Amelia Cindy Haryoto Haryoto Heronimus Sandi Y Marsewi Heronimus Sandi Y Marsewi, Heronimus Sandi Y Hidayat, Muhammad Adil Hilma Putri Fidyandini Hilma Putri Fidyandini Indra Gumay Yudha Indrawan W, M. Fadly Istikomah Istikomah Iwan Faizal Jati, Ciptaning Weargo Khadavi, Attalah Justitio Khairunisa, Dinda Kharisma Putri, Dwi Nuryanti Kirana, Ni Luh Surya Pita Aprisa Krismonita, Bella Lahay, Almira Fardhani Lusiani Lusiani, Lusiani Marisya Apriyanti Mufita, Halimah Mutiara Wahyuni Nabila Utami, Niki Nadila Sutrisno Nidya Kartini Ningtyas, Zahra Syifa Oktavia Rugus Ayu Enditha PB, Andre Ramadhan Putri Indah Suari Putri, Alma Yustika Putri, Kurnia Eka Putri, Tasya Andini Qadar Hasani Rafly, Aditya Ramadhan PB, Andra Risa Febriyanti Samosir, Meyline Setiawan, Muhammad Faalih Setyawan , Agus Siregar, Amril Ma'ruf Supono Supono Supono Supono Supono Supono Surahman, Ade Susanto , Gregorius Nugroho Susanto, Gregorius Nugroho Sutrisno, Nadila Syifa, Ghaitza Zahira Tarsim - Tarsim Tarsim Viani, Dwi Okta Victoria, Ruth Gita Wahyu Eko Sulistiono Wardiyanto - Wardiyanto Widiastuti, Endang Linirin Yudha Trinoegraha Adiputra Yudha Trinoegraha Adiputra Yudha Trinoegraha Adiputra Yudha Trinoegraha Adiputra Yuliansyah, Ari