Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Fenomena Perceraian dan Perubahan Sosial Junaedi, Mahfudz
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.941 KB)

Abstract

Di tengah perubahan sosial yang terus terjadi saat ini, perceraian di Wonosobo meningkat cukup tinggi, bahkan dapat dikatakan terjadi dalam skala besar. Secara umum, incedence of cererce adalah akar penyebab faktor ekonomi adalah kemampuan suami dalam rumah tangga yang berevolusi dalam perselisihan dan perselisihan yang tidak pernah berhenti. Perceraian lebih dominan dari istri karena faktor ekonomi dan perselisihan. Faktor lain adalah pihak ketiga (selingkuh), dan kurangnya kedewasaan, sedangkan peran KUA sebagai lembaga belum dioptimalkan. Fenomena perceraian dapat diubah jika ada upaya sistematis melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara cinta (sakinah, mawaddah, rahmah) dalam kehidupan rumah tangga, karena prototipe saat ini terletak pada kehidupan rumah tangga yang didasarkan pada mencintai, toleran, menghargai perbedaan.
KUALITAS USIA PERKAWINAN, MOTIF, FAKTOR DAN DAMPAKNYA DI KABUPATEN WONOSOBO Mahfudz, Mahfudz Junaedi
ADHKI: JOURNAL OF ISLAMIC FAMILY LAW Vol. 1 No. 2 (2019): ADHKI: Journal of Islamic Family Law
Publisher : Indonesian Association of Islamic Family Law Lecturers

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.449 KB) | DOI: 10.37876/adhki.v1i2.20

Abstract

Lembaga perkawinan masih dipercaya sebagai proses awal dalam membentuk peradaban manusia, karena dengan perkawinan akan melahirkan generasi berkualitas dan beradab sehingga diperlukan kesiapan secara holistik. Namun demikian, proses terbentuknya perkawinan banyak dipengeruhi oleh faktor internal dan eksternal kondisi yang melingkupinya, terutama oleh ajaran dan keyakinan agama, sosio-kultural, kualitas sember daya manusia, lingkungan hidup, tata kelola pemerintahan dan kesenjangan wilayah sebagai kondisi objektif daerah. Wonosobo sebagai salah satu kota kabupaten di Jawa Tengah dengan tingkat kemiskinan yang masih tinggi dengan menempati posisi keempat dengan kisaran 11,32%. Tahun 2018 angka kemiskinan di Wonosobo pada kisaran 17, 58 %. Bonus demografi dengan indikator kualitas manusia pada setiap tahapan umur dalam tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh ekonomi, pendidikan formal, pola asuh, kesehatan dan budaya. Dengan kondisi objektif semacam inilah, fenomena tingginya perkawinan usia muda di Wonosobo dengan motif dan latar belakangnya. Penelitian ini dengan fokus permasalah (1) bagaimana motif dan faktor yang mempengaruhi perkawinan usia muda, (2) bagaimana siklus kehidupan yang perlu dipersiapkan oleh keluarga muda, dan (3) mengapa perkawinaan usia muda masih tinggi di Wonosobo. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adaah field research dengan mendasarkan sumber data dan analisa data secara holistik dari lembaga-lembaga/instansi terkait, seperti data Bapeda, dinas PPKBPPPA (BKKBN), Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo, Pengadilan Agama Wonosobo serta pihak-pihak terkait langsung maupun tidak langsung data kependudukan, maupun informan pelaku perkawinan usia muda. Hasil penelitian yang diharapkan adalah untuk mengetahui motif dan latar belakang perkawinan usia muda, sehingga ditemukan solusi dalam memberikan kebijakan, program dan sosialisasinya. Untuk memberikan informasi dan pentingnya mempersipakan penting dan strategi siklus kehidupan dalam 1000 hari pertama kehidupan, dan menemukan akar permasalahan masih tingginya perkawinan usia muda di Wonosobo. Sehingga diperlukan sinergitas semua stakeholder dalam mencarikan solusi dan alternatif pemecahannya
FIKIH INDONESIA: EPISTEMOLOGI SOSIO-KULTURAL Junaedi, Mahfudz
YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam Vol 9, No 2 (2018): Yudisia: Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.5 KB) | DOI: 10.21043/yudisia.v9i2.4803

Abstract

Abstract Fiqh presents with the presence of Islamic studies that then isbeing practiced in the society. Fiqh epistemology in Indonesia asthe Islamic law has characters and Indonesian special featureseither written or unwritten in the book of law. All this time, fiqh isstill attached with cultural trademark and Middle-Eastern tradition.The socio-cultural condition of Indonesia society, however, givescontribution and historical setting of Islamic law in Indonesia sothat fiqh reformation that is identical with Indonesian is thedemand and the dynamic of modern Muslims nowadays. Fiqh as anecessity must be kept in touch with science as the integral partand takes into account to solve the modern problems through theupdate thought to form the Indonesian fiqh. The indigenization offiqh holistically uses the various patterns and methods. Thedemand of updating fiqh already causes the reshuffle of fiqhepistemology from teosentrisme epistemology to antroposentrismeepistemology. Therefore, the contextualization of fiqh alwaysfollows the socio-cultural and development of human knowledgewith various typology characteristics of society that are formed byits socio-culture and the culture around it. Hence, fiqh will befresher than before to answer the new problems in modern societyin Indonesian context.
The Core Problem and Impact of Child Marriage in Wonosobo: Phenomenological Study Junaedi, Mahfudz
JURNAL PENELITIAN Volume 17 Nomor 2 2020
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v17i2.5130

Abstract

This phenomenological study aims to analyse the root cause and impact of child marriage in Wonosobo. Social facts show that child marriage has multiple effects on children, including the right to access information and education, and girls’ reproductive health. Through a qualitative approach, this study generates the result: First, the demographics of Wonosobo as a poor area correlate with child marriage. The impact is severe and often leads to domestic violence, divorce, and the parenting style. Second, child marriage has the potential to violate the right to grow, the right to access educational information, and the right to reproductive health. Therefore, the process of socialization, education, and involvement of all stakeholders in Wonosobo are hugely needed. Even though the Wonosobo authorities have issued Regent Regulation Number 34 of 2019 concerning Strategies to tackle child marriage, it has not been effective in preventing the issue.