Filu Marwati Santoso Putri
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

URGENSI ETIKA MEDIS DALAM PENANGANAN MENCIT PADA PENELITIAN FARMAKOLOGI Filu Marwati Santoso Putri
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.214 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.11

Abstract

Penggunaan hewan uji coba seringkali menimbulkan kontroversi. Terkadang para peneliti menggampangkan bahwa yang digunakan hanyalah hewan. Namun inilah yang sering dilupakan, hewan juga punya hak untuk tidak merasa sakit, dan terbebas dari penyiksaan. Pemandangan lain yang sering terlihat adalah terjadinya salah saluran pada saat memasukkan obat yang seharusnya masuk ke lambung tetapi salah jalur ke paru-paru dan menyebabkan mencit lemas dan mati perlahan. Keadaan serupa juga ditemukan pada saat mematikan mencit, keadaan ideal yang seharusnya adalah tidak menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan dan menjahui organ-organ sensitif seperti hati dan kandung kemih tetapi peneliti seringkali menganggap perilaku ini hal yang biasa dan cenderung terburu-buru karena keterbiasaan mereka di dunia laboratorium bersama mencit sehingga tidak ada lagi etika dalam penanganan hewan tersebut. Dalam rangka menciptakan sebuah perlakuan yang ideal pada hewan coba maka seorang peneliti perlu memperhatikan etika pembedahan sesuai dengan pedoman etik penelitian kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui urgensi etika medis dalam pembedahan mencit pada penelitian farmakologi serta menggambarkan model pelaksanaan pembedahan mencit pada penelitian farmakologi sesuai dengan etika medis. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan deskriptif dan preskriptif. penelitian dilakukan di laboratorium farmakologi STIKes Madani Yogyakarta yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran kode etik penanganan mencit sebagai hewan coba di laboratorium farmakologi STIKes Madani terjadi pada tiga tahap yaitu pra perlakuan, perlakuan dan pasca perlakuan. Model yang disajikan untuk mencegah pelanggaran kode etik tersebut dengan menerapkan mencit pada kondisi bebas dari ketidaknyamanan, ketidaksenangan, kesusahan, rasa nyeri dan kematian.
FORMULASI KRIM EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 Fatmah Estu Lamaga; Hikmatun Nazila; Raodatul Fitri; Filu Marwati Santoso Putri
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 10 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.443 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v10i1.54

Abstract

Cyperus rotundus L. is one of the plants that can be used as a traditional medicine. This rhizome contains essential oils that have potential as antibiotics against Staphylococcus aureus bacteria. Some of the infections caused by this gram-positive bacteria are abcess, acne, impetigo, and scarring infections. The ease of use and effectiveness Cyperus rotundus L. rhizome on the skin as the antibacterial could be improved by formulating in cream preparations. This study aims to determine the effect of the cream base on the physical properties of the cream and the antibacterial acitivity of the Cyperus rotundus L. rhizome ethanol extract on Staphylococcus aureus. This type of research is experimental research, using the diffusion method and the diameter of the inhibition zone. The physical properties of the cream (organoleptic, dispersion, adhesion and protection ability) and antibacterial activity were tested in this study. The analysis used in this research is descriptive analysis. The results showed that cream of the ethanol extract of Cyperus rotundus rhizome at a concentration of 5%, 7.5%, and 10% has a good physical/organoleptic appearance, spreadability, and good protective ability. Meanwhile, the entire cream of the Cyperus rotundus L. rhizome ethanol extract showed poor adhesion. The cream of ethanol extract of Cyperus rotundus L. rhizome showed antibacterial activity against Staphylococcus aureus ATCC 25923 at concentrations of 10%.
Membangun Budaya Pengasuhan Orang Tua Tanpa Kekerasan Pada Masyarakat Kabupaten Bantul Filu Marwati Santoso Putri
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 12 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.775 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v12i1.151

Abstract

Orang tua sering lupa bahwa anak hanya titipan. Kondisi lupa tersebut mengakibatkan kefatalan pengasuhan, hingga perilaku kekerasan dari orangtua. Hasil studi pendahuluan pada ibu-ibu Dusun Nyamplung, Desa Srimulyo, Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa selama ini belum ada edukasi terkait dengan pengasuhan anak tanpa melibatkan kekerasan. Padahal, fenomena yang terlihat banyak curahan hati ibu-ibu terkait dengan kesusahan dalam menahan emosi saat mengasuh anak, yang akhirnya berujung pada kekerasan baik emosi, psikis, maupun fisik. Sebenarnya hampir semua dari mereka mengetahui dampak ini bagi anak, tapi orangtua sering hilang arah untuk menerapkan sebuah gaya pengasuhan yang tidak mengandung kekerasan. Penelitian ini menggunakan metode survey normative. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Subyek penelitian adalah ibu-ibu Dusun Nyamplung, Kabupaten Bantul dengan jumlah 15 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan penelitian pernah melakukan kekerasan kepada anak baik secara fisik, psikis, maupun pengabaian. Kekerasan fisik terbanyak dilakukan dalam bentuk mencubit, memukul, dan menjewer dengan prosentase 53,33%. Kekerasan psikis terbanyak dilakukan dalam bentuk membentak dengan prosentase 66,67%. Pengabaian terbanyak dilakukan dalam bentuk mengabaikan pertanyaan maupun pendapat anak dengan prosentase 73,33%. Membangun budaya pengasuhan tanpa kekerasan dilakukan dengan melibatkan dua unsur sosial yaitu kultural dan struktural.
Studi Fenomenologi Perempuan Korban Kekerasan Dalam Berpacaran di Kabupaten Sleman Filu Marwati Santoso Putri
Jurnal Kesehatan Madani Medika Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.282 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v13i1.250

Abstract

Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, padahal DIY telah memiliki Peraturan Daerah yang mengatur kekerasan terhadap perempuan dan anak sejak tahun 2012. Tahun 2018, Komnas Perempuan memosisikan DIY di urutan ke-4 sebagai provinsi paling banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sleman, sebagai daerah yang paling banyak diduduki oleh universitas menjadi sebuah lokasi dengan kompleksitas karakter dan budaya paling tinggi salah satunya adalah kekerasan berupa free sex, pelecehan seksual, pencabulan, kehamilan tidak diinginkan dan penelantaran anak hasil hubungan yang tidak diinginkan. Tidak hanya remaja perempuan yang menjadi korban kekerasan beserta rentetannya tersebut, tetapi anak juga mengalami hal serupa. Target Kabupaten Sleman berdasarkan visi “Sleman Zero Kekerasan Perempuan dan Anak Tahun 2019” diambang gagal dengan hadirnya temuan data. Sepanjang tahun 2017, angka kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Sleman berada di peringkat tertinggi se-DIY dengan jumlah 471 kasus. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Subyek penelitian adalah mahasiswi yang mengalami kekerasan dalam berpacaran yang diambil dengan teknik snowball sampling sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena kekerasan perempuan dalam berpacaran di Kabupaten Sleman dengan mengkonsepkan mahasiswi sebagai subyek penelitian, menunjukkan bahwa semua subyek pernah mengalami kekerasan fisik (70%), psikis (65%), maupun seksual (100%). Sebagian besar perlakukan kekerasan didapatkan dari pacar, sedangkan sisanya dilakukan oleh teman dekat