Nisrina Khairunnisa Supriatna
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI KURANG BALITA DI DESA KEPEK DAN KARANGTENGAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA Nisrina Khairunnisa Supriatna; Dyah Muliawati
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.168 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i1.27

Abstract

Kejadian gizi kurang adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam makanan sehari- hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Kekurangan akan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan jasmaninya dan perkembangan anak. Di wilayah kerja Puskesmas Wonosari II daerah yang terbanyak kejadian gizi kurang terdapat di Desa Kepek dan Karangtengah. Desa Kepek kejadian gizi kurang yaitu 21 kasus, terdiri dari balita 13 laki-laki dan 8 perempuan. Desa Karangtengah kejadian gizi kurang yaitu 36 kasus, terdiri dari balita 22 laki-laki dan 14 perempuan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi gizi kurang di Desa Kepek dan Karangtengah Wonosari Gunungkidul Yogyakarta tahun 2016. Jenis penelitian deskriptif survey dan teknik pengambilan sampel digunakan teknik total sampling. Total responden 57 balita gizi kurang, Tempat penelitian adalah di Puskesmas Wonosari II yang terfokus di Desa Kepek dan Karangtengah. Penelitian ini menggunakan angket. Analisis data univariat dengan distribusi frekuensi. Berdasarkan karakteristik Ibu balita gizi kurang menurut umur (35=19), pendidikan (dasar= 30, menengah=25, tinggi=2), pekerjaan (bekerja=11, tidak bekerja= 46), ASI eksklusif (ya=34, tidak=23), MP-ASI (ya=57, tidak=0), jumlah anak (>2=10, ≤2=47). Berdasarkan riwayat penyakit infeksi (ya=32, tidak=25). Berdasarkan penghasilan keluarga (≤1.235.700=51, >1.235.700=6). Kesimpulannya berdasarkan karakteristik ibu balita gizi kurang menurut umur mayoritas berusia 20-35 tahun, berpendidikan dasar, tidak memiliki pekerjaan, memberikan ASI eksklusif, memberikan MP-ASI, dan memiliki jumlah anak ≤2. Memiliki riwayat penyakit infeksi dan memiliki penghasilan rendah.
Vaginal Birth After Caesarean Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Maternal : Literature Review Nisrina Khairunnisa Supriatna; Handayani
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 12 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.863 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v12i2.188

Abstract

VBAC adalah suatu pilihan alternatif yang perlu didorong pada setiap ibu bersalin, dipilih dengan hati-hati terutama pada ibu yang memiliki persalinan sebelumnya dengan CS (Caesarian Section). Semua lembaga kesehatan masyarakat di dunia, organisasi seperti American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendukung keberhasilan VBAC. ACOG telah merekomendasikan bahwa ibu yang memiliki resiko rendah harus diizinkan kebebasan untuk mencoba persalinan normal, meskipun memiliki riwayat sesar satu atau bahkan dua kali. Tim medis, bidan atau para pendamping persalinan perlu mendukung keberhasilan VBAC, dengan memantau ibu dan janin, memberikan dorongan positif selama 24 jam kepada para ibu bersalin yang menginginkan persalinan pervaginam untuk memperbaiki kesehatan maternal. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana keberhasilan VBAC sebagai upaya peningkatan kesehatan maternal dan janin yang dikandungnya. Penelitian ini berbentuk literature review, artikel diambil dari mendeley, google scholar. Saat proses seleksi artikel, dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, mengenai VBAC. Ada 12 artikel yang berhasil dianalisis sesuai topik dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Manfaat VBAC, di antaranya: tidak terdapat bekas pembedahan perut, waktu pemulihan relatif singkat, resiko infeksi lebih rendah, kecil kemungkinan terjadinya perdarahan, dapat membantu para orangtua yang merencanakan lebih banyak anak, dengan mengatur jarak kelahiran. VBAC dapat mengurangi permasalahan kesehatan tertentu, karena dengan pembedahan sesar akan menimbulkan berbagai permasalahan lain, seperti: luka usus, kandung kemih, histerektomi, serta gangguan kehamilan pada letak plasenta. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan ibu bersalin untuk dapat memberdayakan diri dalam mengupayakan keberhasilan VBAC sebagai upaya peningkatkan kesehatan maternal.