Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INFRASTRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT Yuliani, Uppit
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Data mengenai kecelakaan kerja di Indonesia  masih terbatas. Pada  penelitian  ini  akan  diteliti mengenai  identifikasi  risiko K3 , penilaian risiko K3 serta bagaimana tindakan pengendalian terhadap risiko K3 pada kegiatan proyek pembangunan infrastruktur gedung. Metode penilaian menggunakan matriks penilaian  risiko yang bersumber dari AS/NZS 4360 : 2004 Risk Management Standard dan AS/NZS 1SO 31000 : 2009. Dari penelitian ini diperoleh risiko tertinggi pada pekerjaan tanah adalah lifting material dengan service crane dengan variabel yaitu pekerja dan fasilitas tertimpa material dengan indeks risiko sebesar 5,88, pada pekerjaan pondasi pemasangan kerangka baja tulangan dengan variabel pekerja jatuh sebesar 5,35, pekerjaan struktur atas yaitu lifitng material dengan tower crane dengan variabel material terjatuh dari ketinggian dan menimpa pekerja sebesar 6,63, pekerjaan atap yaitu pemasangan plafon dengan risiko pekerja terjatuh dari ketinggian sebesar 5,02, pekerjaan dinding dan keramik dengan risiko tersengat listrik sebesar 5,24, pekerjaan plumbing yaitu instalasi plumbing dengan risiko pekerja terjatuh dari ketinggian sebesar 5,27. Kata Kunci: Manajemen Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), AS/NZS 4360:2004 dan AS/NZS ISO 31000:2009 Risk Management Standart
PENENTUAN PRIORITAS INFRASTRUKTUR JALAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) EXPERT CHOICE STUDI KASUS: JALAN RAYA DEMAK-GODONG Yuliani, Uppit
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.2521

Abstract

Proses penentuan proyek jalan pada pembangunan infrastruktur jalan, disusun berdasarkan skala kebutuhan dan kemendesakan seperti yang ada dalam Daftar Usulan Rencana Proyek (DURP). Pada penerapannya di lapangan ditemukan perbedaan antara DURP dengan rencana proyek yang telah disetujui seperti pada Daftar Isian Proyek (DIP). Studi penelitian menggunakan kasus jalan raya Demak – Godong Jawa Tengah yang dibangun oleh Dinas Bina Marga. Pendekatan ilmiah perlu dilakukan sebagai bahan untuk memutuskan penanganan proyek jalan sehingga dapat mengurangi unsur subyektivitas para pembuat kebijakan. Metode ilmiah yang digunakan adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP), metode yang cukup dikenal dan banyak digunakan dalam pengambilan keputusan dan manajemen. Melalui studi ini dapat dibuktikan bahwa metode AHP cukup handal dalam membantu para pembuat kebijakan dalam proses pengambilan keputusan yang obyektif. Metode AHP yang digunakan adalah Expert Choice untuk menentukan manakah prioritas jalan yang tepat, apakah beton atau aspal melihat dari beberapa faktor seperti daya tahan konstruksi serta dari segi penilaian kualitatif berupa perbandingan tingkat kenyamanan, dampak lingkungan, dampak sosial, ketersediaan bahan & peralatan dilokasi, serta metode & teknologi pelaksanaan. Dari hasil penelitian dapat diketahui faktor teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor daya tahan terhadap cuaca sebagai prioritas dengan nilai 0,493, faktor non teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah faktor ketersediaan sumber daya dengan nilai prioritas 0,298 terhadap cuaca, 0,356 terhadap pergerakan tanah dan 0,363 terhadap perubahan lalu lintas. Konstruksi jalan beton unggul pada empat faktor yaitu daya tahan terhadap cuaca, daya tahan terhadap pergerakan tanah, daya tahan terhadap lalu lintas dan jangka waktu perawatan dengan tingkat keunggulan rata-rata enam kali dibanding konstruksi aspal. Keunggulan konstruksi aspal terdapat pada faktor-faktor kenyamanan permukaan jalan, kemudahan pelaksanaan pembangunan, ketersediaan sumber daya dan teknologi serta biaya dengan yang perbandingan keunggulannya dengan konstruksi beton adalah rata-rata empat kali. Dari berbagai aspek tersebut menunjukkan jalan beton rata-rata lebih unggul dibanding dengan jalan aspal.
DESAIN SOLDIER PILE DENGAN PLAXIS PADA BASEMENT GEDUNG BERTINGKAT Yuliani, Uppit
UG Journal Vol 14, No 7 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan gedung bertingkat saat ini perlu memanfaatkan lahan dengan baik terutama area parkir bawah tanah atau basement. Stabilitas tanah penting diperhatikan pada konstruksi dinding penahan tanah khususnya area basement karena lingkungan sekitar gedung bertingkat menjadi pemicu faktor ketidakstabilan tanah. Salah satu solusinya adalah memasang tiang yang ramah lingkungan yaitu soldier pile. Dinding penahan tanah ini pelaksanaan pemasangannya tidak menimbulkan suara yang bising , penggunaannya dalam bentuk tiang pancang beton yang disusun berbaris di sekeliling area yang akan dipasang hingga membentuk dinding. Dari segi ekonomi cukup hemat karena material langsung dibuat di tempat. Pelaksanaan dimulai dengan menyelidiki tanah di proyek yang ada, tanah merupakan unsur penentu baik atau tidaknya dasar bangunan. Pada konstruksi bawah tanah seperti basement tekanan tanah lateral yang aktif harus ditahan menggunakan dinding penahan tanah yang kuat. Setelah mengetahui keadaan tanah langkah selanjutnya adalah menentukan struktur soldier pile seperti diameter, tulangan, kedalaman tiang pancang d an lainnya yang cocok untuk digunakan pada proyek. Besar diameter bergantung dari tinggi basement yang diinginkan dan beban horizontal. Analisis untuk mengetahui kestabilan lereng pada tanah dan menguji kekuatan dinding penahan tanah dilakukan secara manu al dan menggunakan program PLAXIS. Kelebihan jika menggunakan software PLAXIS lebih praktis dibanding manual yang umumnya ahli dalam menggunakan perhitungan angka. Hasil dari penelitian adalah dapat melihat besar deformasi yang terjadi pada dinding penahan tanah serta faktor keamanan yang dapat menentukan kekuatannya.