Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE SOCIETY OF MINANGKABAU IN TULIS SUTAN SATI’S SENGSARA MEMBAWA NIKMAT: BETWEEN LOCAL TRADITIONS AND ISLAMIC TEACHINGS Mauli Rosa Bustam, Betty
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 1, No 1 (2016): Analisa: Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18784/analisa.v1i1.261

Abstract

The culture of Minangkabau is diffrent from the ones generally existing in Indonesia,particularly compared to the Javanese culture. Therefore, the culture of Minangkabau is often considered as a contradictory or antithesis of the Javanese culture, often represented as the overall culture of Indonesia. Minangkabau culture peculiarity lays in its matrilineal which inflences lineage and inheritance. The contradictory matter refers to the society of Minangkabau that is the largest Islamic followers in Indonesia, yet their ancestral traditions are not completely in line with the Islamic teachings, some even are contradictory. It is a common knowledge that a literary work is not born from an ‘empty culture’ meaning that a literary work must be inflenced by its author. Even some of literary experts believe that a society described in a novel is the real society where the author lives. It is similar to the novel of Sengsara Membawa Nikmat of Sutan Sati, which is the object of this study. The novel describes the society of Minangkabau in the early 20th century, at the end of 1920s to be exact.This research shows how the effrts of Minangkabau people in adopting the Islamic teachings completely and how Islam adapts to the Minangkabau hereditary traditions. Some of the traditions may exist in accordance with the Islamic teachings, but some do not. Even to gather all headman of the ethnic group to decide a case is not in line with Islam, whether following pure traditions or Islam as it should be.
INTERKONEKSI EKSISTENSI MANUSIA MENURUT FILSAFAT BARAT DAN ESENSI MANUSIA MENURUT FILSAFAT ISLAM Faroch Alfarizi, Ahmad; Mauli Rosa Bustam, Betty
Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman Vol 8, No 2 (2023): Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/muaddib.v8i2.302-312

Abstract

Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWT di muka bumi dengan deretan kesempurnaan yang dimulai dari eksistensi hingga esensinya. Tujuan dari penelitian ini berupaya untuk merespon problematika praktis dan teoritis manusia modern khususnya umat Islam dalam memaknai eksistensi dan esensi kehidupannya. Adapun metode yang dilakukan melalui studi kepustakaan untuk menemukan secara kontekstual bagaimana upaya interkoneksi eksistensi dan esensi manusia. Hasil penemuan dalam penelitian ini mengemukakan bahwa interkoneksi filsafat barat dan filsafat Islam terkait eksistensi dan esensi manusia melalui penerapan teori teoantroposentris dan neomodernis. Manusia modern harus memiliki komitmen dan konsistensi terhadap konsep penciptaan dirinya bukan semata-mata formalitas namun jauh lebih bermanfaat dalam perwujudan agama dan ilmu pengetahuan di muka bumi.
INTERKONEKSI EKSISTENSI MANUSIA MENURUT FILSAFAT BARAT DAN ESENSI MANUSIA MENURUT FILSAFAT ISLAM Faroch Alfarizi, Ahmad; Mauli Rosa Bustam, Betty
Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman Vol 8, No 2 (2023): Al-Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial & Keislaman
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/muaddib.v8i2.302-312

Abstract

Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWT di muka bumi dengan deretan kesempurnaan yang dimulai dari eksistensi hingga esensinya. Tujuan dari penelitian ini berupaya untuk merespon problematika praktis dan teoritis manusia modern khususnya umat Islam dalam memaknai eksistensi dan esensi kehidupannya. Adapun metode yang dilakukan melalui studi kepustakaan untuk menemukan secara kontekstual bagaimana upaya interkoneksi eksistensi dan esensi manusia. Hasil penemuan dalam penelitian ini mengemukakan bahwa interkoneksi filsafat barat dan filsafat Islam terkait eksistensi dan esensi manusia melalui penerapan teori teoantroposentris dan neomodernis. Manusia modern harus memiliki komitmen dan konsistensi terhadap konsep penciptaan dirinya bukan semata-mata formalitas namun jauh lebih bermanfaat dalam perwujudan agama dan ilmu pengetahuan di muka bumi.