Abstrak: Pencemaran udara saat ini menjadi salah satu masalah utama di kota-kota besar di Indonesia seperti di kota Tangerang. Sebagai daerah penyangga ibu kota Negara DKI Jakarta, Kota Tangerang merupakan salah satu wilayah dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi ditandai dengan bertambahnya jumlah industri, kawasan bisnis dan jumlah kendaraan bermotor. Saat ini jumlah dan penggunaan kendaraan bermotor bertambah dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 10% per tahun. Pemerintah kota Tangerang berencana membangun fasilitas Bus Rapid Transit (BRT) guna mengatasi masalah kemacetan. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada berkurangnya emisi yang dihasilkan dari sektor transportasi karena berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi yang beralih ke BRT. Terdapat tiga skenario pemodelan yang dibuat pada penelitian ini yaitu Business As Usual, skenario BRT satu koridor, dan Skenario BRT 5 Koridor. Ketiga skenario tersebut juga diproyeksikan dalam lima tahun kedepan yaitu tahun 2021. Inventarisasi Emisi pada Segementasi Jalan di Kota Tangerang Tahun 2016 tanpa skenario adalah 270.292 ton/tahun untuk polutan CO. Polutan NOx sebesar 23.857 ton/tahun. Polutan PM10 sebesar 3.349 ton/tahun dan polutan SO2 sebesar 571 ton/tahun. Hasil dari penelitian menunjukkan Penurunan beban emisi dari skenario BRT 1 koridor pada tahun 2016 rata ? rata sebesar 1,5%. Untuk proyeksi tahun 2021 penurunan dari skenario BRT 1 koridor sebesar 5,6%. Sedangkan untuk skenario BRT 5 koridor rata-rata penurunan beban emisinya sebesar 16 %. Kata kunci: Inventarisasi emisi, pemodelan jaringan jalan, bus rapid transit Abstract : Air pollution is currently one of the main problems in big cities in Indonesia such as in the city of Tangerang. As the buffer area state capital of Jakarta, Tangerang City is one of the areas with a high rate of economic growth marked by the growing number of industries, the business district and the number of motor vehicles. Currently the number and use of motor vehicles increased with an average growth rate of 10% per year. Tangerang city government plans to build facilities Bus Rapid Transit (BRT) in order to overcome the problem of traffic jam. It certainly will have an impact on the reduction of emissions resulting from the transport sector due to reduced use of private vehicles are switching to BRT. There are three scenarios modeling made in this study is Business As Usual scenario, BRT one corridor scenario, and BRT five corridor Scenario. The three scenario is also projected in five years until 2021. Emissions Inventory at Tangerang Segmentation 2016 without scenario is 270.292 tonnes / year for pollutants CO. NOx pollutants by 23.857 tonnes / year. PM10 pollutants by 3.349 tons / year and pollutants SO2 by 571 tons / year. Results from the study showed that average reduction value of BRT one corridor scenario in 2016 is 1.5%. For the projected 2021 of BRT one corridor scenario by 5.6%. While the BRT five corridor scenario for an average reduction of emissions burden quite by 16%. Key words: emission inventory, road network modeling, bus rapid transit