Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ASSESSMENT OF A LOW-COST SIDE-SCAN SONAR FOR RIVER ESTUARY UNDERWATER IMAGING Febriawan, Hendra Kurnia
Oseanika Vol. 1 No. 1 (2020): Oseanika: Jurnal Riset dan Rekayasa Kelautan - Juni 2020
Publisher : Laboratory for Marine Survey Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/oseanika.v1i1.4053

Abstract

River and estuary areas commonly exhibit complex and heterogeneous habitats. Thus, revealing the distribution of riverbed morphologies could promote the area management and habitats protection. Since the remote sensing method and manual survey are limited to use, side-scan sonar performs an expectant outcome in underwater habitat imaging. In shallow water and stream areas, low-cost side-scan sonar imaging has become a notable subject of study, yet its use in Indonesia is still limited. This study describes an investigation of the use of a recreational-grade side-scan sonar for stream underwater imaging. A visual inspection and interpretation were implemented using a free-cost sonar software. The result shows some underwater objects and debris could be portrayed perfectly and this indicates that the inexpensive sonar system is appropriate to be used in shallow water and stream areas with a non-rough sea surface. It is suggested that this system could provide a satisfactory product to the users who do not require high accuracy and high resolution of riverbed imagery.Keywords: estuary, river, underwater mapping, acoustic remote sensing, low-cost, side-scan sonar.
SEABED TOPOGRAPHY MAPPING IN SANGIHE TALAUD WATERS USING MULTIBEAM ECHOSOUNDER Haryanto, Dwi; Irfan, Muhamad; Wiguna, Taufan; Febriawan, Hendra Kurnia
Oseanika Vol. 1 No. 1 (2020): Oseanika: Jurnal Riset dan Rekayasa Kelautan - Juni 2020
Publisher : Laboratory for Marine Survey Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/oseanika.v1i1.4054

Abstract

The application of multibeam echosounder for seabed topography has been developing rapidly. Multibeam echosounder is a very efficient way to get a wide seabed topography coverage for each ping, so it can produce high-resolution seabed topography maps. These maps can be used as a reference for further investigation or exploration, for example geological studies, marine habitats and others. RV Baruna Jaya IV is operated by Laboratory for Marine Survey Technology – BPPT that have been hull mounted equipped a Germany technology multibeam echosunder Seabeam 1050D system. The Seabeam 1050D allow to sweep measuring the seabed topography using 126 beams simultaneously from port to starboard sites. R.V. Baruna Jaya IV and the Okeanos Explorer of NOAA have been conducted joint Indonesia - U.S. Expedition to Sangihe Talaud waters (INDEX SATAL) in the north area of the North Sulawesi Province during July - August, 2010. Seabed topography of less than 2000 metres were recorded by Seabeam 1050D system, the area of larger depths of 2000 metres to 6000 metres recorded by Simrad EM-302 from Okeanos Explorer. The seabed topography in Sangihe Talaud waters has a varied seabed topography. The new discovery that showed on the map is a 1600 m height of seamount, risen up from the depth of 2300m to 710m. Others geological seabed can be identified according to high resolution bathymetry map resulted from this study.Keywords: multibeam echosounder, seabed topography, seamount, Sangihe Talaud
PROSEDUR SURVEI PEMETAAN BAWAH LAUT UNTUK PERENCANAAN PEMASANGAN SISTEM KABEL LAUT INDONESIA CABLE BASE TSUNAMIMETER (INA-CBT) haryanto, Dwi; Febriawan, Hendra Kurnia; Haryadi, Yudo; Rahadian, Rahadian; Muljawan, Djunaedi
Oseanika Vol. 1 No. 2 (2020): Oseanika: Jurnal Riset dan Rekayasa Kelautan - Desember 2020
Publisher : Laboratory for Marine Survey Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/oseanika.v1i2.4507

Abstract

Tsunami merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh aktifitasyang terjadi di dasar laut seperti gempa laut, gunung berapimeletus, dantanah longsor di dasar laut. Indonesia yang berada pada kawasan “Pacific ring of fire” merupakan negara yang rawan akan bencana tsunami. Saat ini, BPPT telah mengembangkan beberapateknologi untuk mendeteksi tsunami, salah satunya dengan Indonesia Cable Base Tsunamimeter (Ina-CBT). Teknologi ini dapat mendeteksi tsunami dengan menggunakan sensor di Ocean Bottom Unit (OBU) yang terpasang di dasar laut dan kemudian OBU dapat mengirimkan sinyal melalui kabel di dasar laut ke stasiun di darat. Pada tahun 2020 ini, BPPT berencana akan melakukan pemasangan empat kabel laut Indonesia (Ina-CBT) di beberapa lokasi yang memiliki potensi tsunami yang cukup besar yaitu segment Labuan Bajo,segment Rokatenda, segment Ibu Kota Negara (IKN) dan segment Cilacap – Krui.Untuk mendukung kegiatan Ina-CBT, perlu dilakukan survei pemetaan dasar laut untuk mengetahui kondisi dasar laut agar didapatkan lokasi penempatan kabel laut yang tepat dan terhindar dari bahaya (hazard) baik pada saat penggelaran maupun untuk keperluan pemeliharaan kabel. Penelitian ini menjelaskan prosedur pelaksanaan survei pemetaan bawah laut untuk perencanaan sistem kabel laut Indonesia (Ina-CBT).Prosedur pelaksanaan survei meliputi lingkup pekerjaan survei, metode survei, wahana dan peralatan survei, proses data hasil survei, dan laporan hasil survei. Pengembangan prosedur survei yang tepat diperlukan untuk menghasilkan data yang berkualitas.
SURVEI HIDRO-OSEANOGRAFI DI PERAIRAN RAJA AMPAT, PAPUA BARAT, INDONESIA Herwindya, Athur Yordan; Febriawan, Hendra Kurnia; Nugroho, Adam Budi; Dannari, Arnold
Oseanika Vol. 1 No. 2 (2020): Oseanika: Jurnal Riset dan Rekayasa Kelautan - Desember 2020
Publisher : Laboratory for Marine Survey Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/oseanika.v1i2.4529

Abstract

Kepulauan Raja Ampat merupakan salah satu tujuan wisata utama di Indonesia dan juga sebagai kawasan konservasi alam. Hal tersebut disebabkan karena wilayah tersebut kaya akan keanekaragaman hayati, kenampakan dan sumber daya alam, serta budaya. Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia menyelenggarakan kegiatan Sail Raja Ampat sebagai bagian promosi pembangunan di wilayah tersebut. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berperan dalam kegiatan Sail tersebut dengan menggunakan KR Baruna Jaya IV untuk melakukan survei kelautan maupun kegiatan diseminasi teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kegiatan survei hidro-oseanografi di perairan Raja Ampat sebagai bagian kegiatan Sail Raja Ampat. Kegiatan survei dilakukan pada dua area utama yaitu Teluk Kabui dan Selat Sagewin. Hasil menunjukkan bahwa survei tersebut mampu memberikan gambaran morfologi di kedua area tersebut. Secara batimetri perairan Teluk Kabui memiliki kedalaman antara 18 – 53 meter, sedangkan kedalaman perairan Selat Sagewin berkisar antara 104 - 508 meter. Rata – rata suhu di perairan Raja Ampat diketahui berkisar antara 28? – 29?C dan memiliki salinitas berkisar antara 32.5 - 35 psu. Litologi berupa batupasir, batugamping, dan lempung juga berhasil diketahui dari survei tersebut. Data – data ilmiah kebumian tersebut bermanfaat untuk melengkapi data – data yang sudah ada ataupun sebagai dasar perencanaan kegiatan penelitian selanjutnya. Disamping itu, data tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengetahui karakteristik alam di perairan Raja Ampat sebagai pendukung kegiatan pembangunan di wilayah tersebut.
SURVEI DIMENSIONAL DAN KALIBRASI SISTEM MULTIBEAM LAUT DALAM DI KAPAL RISET BARUNA JAYA I Haryanto, Dwi; Febriawan, Hendra Kurnia; Safi`, Ahmad Fawaiz; Irfan, Muhamad
GEOMATIKA Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2020.26-2.1143

Abstract

Wilayah laut Indonesia bagian tengah dan timur merupakan perairan laut dalam dengan informasi batimetri yang masih terbatas. Data batimetri laut dalam dapat diperoleh menggunakan alat survei khusus, yaitu Multibeam Echosounder (MBES). MBES laut dalam pada Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I mampu menghasilkan data batimetri hingga kedalaman 11 km. MBES laut dalam tersebut mempunyai dimensi fisik yang relatif besar, sehingga transducer MBES harus dipasang secara permanen pada tunas kapal. Sistem MBES laut dalam terdiri dari beberapa sensor yang terintegrasi dalam satu sistem akuisisi MBES. Agar menghasilkan data batimetri berkualitas tinggi, perlu dilakukan survei dimensional untuk memperoleh informasi sudut miss-alignment transducer MBES dan posisi secara 3D (tiga dimensi) sensor sistem MBES laut dalam secara akurat dalam satu referensi sistem koordinat. Paper ini bertujuan untuk memperoleh nilai ketidaklurusan (miss-alignment) transducer MBES dan nilai offset sensor - sensor yang terpasang pada KR Baruna Jaya I terhadap suatu sistem koordinat kapal menggunakan metode survei dimensional. Selain itu, hasil survei dimensional tersebut diverifikasi secara dinamis menggunakan metode kalibrasi patch test. Hasil survei dimensional menunjukkan pemasangan fairing sebagai rumah transducer MBES memenuhi toleransi dengan nilai roll: -0,089˚ dan yaw: 0,292˚ sedangkan nilai pitch (-0,120˚) tidak memenuhi toleransi. Hasil pemasangan transducer MBES menunjukkan nilai roll dan yaw memenuhi toleransi (roll: 0,012˚ dan yaw: 0,200˚), sedangkan nilai pitch di atas ambang toleransi (pitch: 0,698˚). Nilai kesalahan pemasangan transducer diverifikasi dengan hasil kalibrasi Patch Test MBES dan mendapatkan nilai roll: 0,20°, pitch: 0,45°, dan yaw: -1,43°.