Sutanegara, Sari Wulan Dwi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Otitis Media Supuratif Kronik di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2020 Wijaya, Wilson; Asthuta, Agus Rudi; Sutanegara, Sari Wulan Dwi; Dewantara, I Putu Santhi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i7.P08

Abstract

Peradangan kronis pada telinga bagian tengah diikuti dengan adanya sekret yang keluar akibat perforasi membran timpani disebut otitis media supuratif kronik. OMSK menjadi faktor utama terjadinya gangguan pendengaran yang sebagian besar terjadi pada anak-anak. Secara nasional, didapatkan 3% dari 19.375 orang mengalami OMSK. Penelitian ini dilakukan di departemen THT-KL RSUP Sanglah dengan tujuan untuk dapat mendeskripsikan karakteristik OMSK melalui data rekam medis pada periode 1 Januari 2020 – 31 Desember 2020 dengan metode deskriptif retrospektif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medis yang tersedia di Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah dengan cara total sampling dan kemudian diolah dengan SPSS. Hasil penelitian didapatkan 98 kasus OMSK di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar tahun 2020 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kasus terbanyak terdapat pada perempuan dengan persentase 51%. Berdasarkan kelompok umur, kelompok umur 21-30 tahun menjadi kasus terbanyak dengan persentase 24,5%. Keluhan gejala klinis yang paling umum adalah otorrhea dengan persentase 95,9%. Berdasarkan tipenya, paling sering dijumpai kasus OMSK tipe tubotimpani dengan persentase 73,5%. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kasus OMSK di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2020 paling sering terjadi di perempuan, dominan pada umur 21-30 tahun, gejala klinis terbanyak adalah otorrhea, dan tipe OMSK yang paling sering adalah tubotimpani. A chronic inflammation in middle ear with presence of perforated membrane and otorrhea is define as chronic suppurative otitis media (CSOM). CSOM is the main factor of hearing loss that usually occurs in children. In Indonesia, there are 3% out of 19,375 cases of CSOM occurred. This study was conducted to identify the characteristics of CSOM such as gender, age, clinical symptoms, and type of CSOM in ENT Polyclinic at RSUP Sanglah Denpasar in 2020. This study was conducted in RSUP Sanglah Denpasar in 2021 uses patients medical record data in the period of 1 January 2020 – 31 December 2020 with a retrospective descriptive method. Data that are available in Medical Record Installation at Sanglah General Hospital was collected with total sampling then processed by using SPSS. This study shows that 98 cases of CSOM that met the inclusion criteria at ENT Polyclinic Sanglah General Hospital in 2020. Most cases occurred in females with a percentage of 51%. Based on age group, dominantly occurred in 21-30 years old with a percentage of 24.5%. The most common clinical symptom was otorrhea with a percentage of 95.9%. Tubotympanic type was the most common CSOM type with a percentage of 73.5%. From this study can be concluded that CSOM at ENT Polyclinic Sanglah General Hospital Denpasar in 2020 mostly occurred in female, dominantly in the age group of 21-30 years, most common symptom was otorrhea, and most common type was tubotympanic type.
KARAKTERISTIK BENDA ASING ESOFAGUS DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI 2019 – DESEMBER 2020 William, .; Dewantara, I Putu Santhi; Asthuta, Agus Rudi; Sutanegara, Sari Wulan Dwi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i04.P11

Abstract

ABSTARK Latar Belakang: Benda asing esofagus merupakan makanan atau benda yang tajam maupun tumpul yang terhenti di esofagus dan tidak dapat melewati saluran cerna secara spontan dan merupakan kasus kegawatdaruratan. Penderita benda asing esofagus banyak ditemukan pada anak-anak, dimana koin merupakan benda tersering yang ditemukan di daerah servikal atau dibawah krikofaringeus, beragamnya karakteristik pasien dan sedikitnya penelitian terkait benda asing esofagus di Indonesia. Tujuan: Mengetahui jumlah kasus benda asing esofagus dan karakteristik pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi benda asing, keluhan utama, durasi tertelan, jenis benda asing, penatalaksanaan dan komplikasi terbanyak di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2019 – Desember 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian studi potong lintang secara retrospektif. Hasil: Terdapat 89 kasus penelitian yang didapat secara total sampling, dimana sebagian besar pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 46 pasien (51.7%), berdasarkan kelompok usia anak- anak merupakan kasus tersering sebanyak 40 pasien (44.9%), dan keluhan utama tersering pada seluruh pasien adalah keluhan berupa disfagia sebanyak 52 kasus (58.5%), dan koin merupakan benda asing yang paling banyak ditemukan yaitu 30 kasus (33.6%). Pars cervicalis merupakan lokasi tersering ditemukanya benda asing yaitu dengan jumlah 55 kasus (61.7%), 79 kasus (88.8%) pasien benda asing esofagus menjalani esofagoskopi sebagai penatalaksanaannya, dan 34 pasien (38.2%) tidak mengalami komplikasi dikarenakan sebagian besar benda asing berhasil di ekstrasi dalam durasi waktu 0 – 24 jam, yaitu sebanyak 54 kasus (60.7%). Kesimpulan: Benda asing terjadi terbanyak pada anak-anak dengan jenis benda asing berupa koin, sehingga pentingnya edukasi kepada orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan anak-anaknya saat bermain dengan benda yang berpotensial non-organik seperti koin masuk ke dalam rongga tubuh terutama esofagus, dan edukasi kepada masyarakat luas mengenai makan tidak terburu buru dan hati hati. Kata kunci: Benda asing, esofagus, RSUP Sanglah, Denpasar, esofagoskopi, karakteristik.