Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ambang Pendengaran Rerata pada Sopir Mikrolet Trayek Teling - Pusat Kota Manado Montolalu, Indah; Mengko, Steward K.; Runtuwene, Joshua
e-CliniC Vol 8, No 1 (2020): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v8i1.27008

Abstract

Abstract: Normal hearing has to be maintained by applying healthy life style, avoiding noise, as well as early detecting of hearing disorders. This study was aimed to obtain the average hearing thresholds of microbus drivers for public transportation in Manado, more specifically of Teling-downtown route. This was an observational and descriptive study with a cross-sectional design. Respondents were 66 microbus drivers; all were male. Data were obtained by performing audio-level test and ear examination on the respondents. The results showed that, of the right ear, 27 respondents had normal hearing; 32 respondents had mild hearing loss; and 7 respondents had moderate hearing loss. Of the left ear, 21 respondents had normal hearing; 39 respondents had mild hearing loss; and 6 respondents had moderate hearing loss. In conclusion, most of the microbus drivers had mild hearing loss.Keywords: hearing threshold, microbus driver. Abstrak: Kesehatan pendengaran perlu diperlihara dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menghindari pendengaran dari kebisingan, serta melakukan pemeriksaan atau deteksi dini terhadap adanya gangguan pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ambang pendengaran rerata pada sopir mikrolet trayek Teling - Pusat Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Responden penelitian sebanyak 66 orang sopir mikrolet; semuanya berjenis kelamin laki-laki. Data penelitian diper-oleh dengan melakukan pemeriksaan ambang pendengaran menggunakan audiometer serta pemeriksaan fisik telinga pada sopir mikrolet Trayek Teling-Pusat Kota Manado yang menjadi responden penelitian. Hasil penelitian mendapatkan derajat pendengaran pada telinga kanan sebagai berikut: pendengaran normal pada 27 responden; penurunan derajat ringan pada 32 responden; dan penurunan derajat sedang pada 7 responden. Untuk telinga kiri, yakni pen-dengaran normal pada 21 responden; penurunan derajat ringan pada 39 responden; dan penu-runan derajat sedang pada 6 responden. Simpulan penelitian ini ialah sebagian besar sopir mikrolet trayek Teling-Pusat Kota Manado mengalami penurunan pendengaran derajat ringan.Kata kunci: ambang pendengaran, sopir mikrolet
Hubungan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi UKMPPD OSCE dengan Nilai UKMPPD Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Limen, Gilbert; Runtuwene, Joshua; Wagiu, Christillia
Jurnal Biomedik : JBM Vol 10, No 3 (2018): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.10.3.2018.21981

Abstract

Abstract: Exam is a potential stressor to cause anxiety among students. As an exit exam, the medical competency examination consists of two parts: multiple choice question computer-based test and an objective structured clinical examination (OSCE). The anxiety level during the latter part where the cognitive, psychomotor and professional behaviour aspects of examinees are tested, is considered the highest. Passing grade of the exam as one criterion used for important decisions can also be another source of anxiety. Anxiety may impact performance during exam and consequently the passing grade. This study was aimed to evaluate the correlation between the anxiety level right before medical competency examination OSCE and the August 2018 OSCE final results. This was an analytical study with a cross sectional design. Respondents were all students partaking in OSCE at Sam Ratulangi University Medical School. The Hamilton Anxiety Rating Scale was used to measure the anxiety level. The OSCE results were retrieved from the Academic Department. Data were analyzed with the Spearman correlation test that obtained a P value of 0.289. Overall, 81.20% of respondents experienced anxiety, however, the majority (43.50%) were considered as mild anxiety. Moreover, the median score of August 2018 OSCE was 80.00. Conclusion: There is no correlation between anxiety level right before OSCE and August 2018 final results.Keywords: anxiety level, medical competency examination, OSCE scoreAbstrak: Ujian dapat menjadi sebuah stresor yang menimbulkan kecemasan. Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) sebagai exit exam terdiri atas dua jenis ujian yakni pilihan ganda berbasis komputer dan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Tingkat kecemasan yang dihasilkan oleh OSCE paling tinggi karena OSCE menguji aspek kognitif, psikomotor dan professional behavior. Nilai batas lulus ujian UKMPPD juga dapat menjadi sumber kecemasan karena digunakan untuk menentukan keputusan yang penting. Kecemasan dalam menghadapi ujian dapat menjadi salah satu penyebab yang memengaruhi performa dan berdampak pada kelulusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Responden ialah seluruh mahasiswa yang mengikuti UKMPPD OSCE di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dengan menggunakan instrumen penelitian Hamilton Anxiety Rating Scale untuk mengukur tingkat kecemasan dan nilai OSCE dari Bagian Akademik Fakultas Kedokteran Unsrat. Analisis statistik menggunakan uji kore-lasi Spearman. Hasil analisis hubungan antara kecemasan dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018 mendapatkan nilai P=0,289. Responden yang mengalami kecemasan sebanyak 81,20% dan umumnya memiliki tingkat kecemasan yang ringan (43,50%). Median nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018 yang diperoleh ialah 80,00. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi UKMPPD OSCE dengan nilai UKMPPD OSCE periode Agustus 2018.Kata kunci: tingkat kecemasan, UKMPPD, nilai OSCE
Hubungan Obesitas Dengan Gangguan Pendengaran Pangemanan, Gracia E. M.; Runtuwene, Joshua; Pelealu, Olivia C. P.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 3 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.3.2021.31882

Abstract

Abstract: Hearing loss is the loss of the ability to hear sound frequencies within the normal hearing range. Hearing loss can have various effects that reduce the quality of life. Obesity is a risk factor for hearing loss, but this relationship is still uncertain. This study aims to determine whether there is a relationship between obesity and hearing loss.. This research was made in the form of a literature review using three databases, namely Google Scholar, PubMed, ClinicalKey. The literature to be used can be in the form of English and or Indonesian, within the last 10 years (2011) and can be accessed in fulltext. Based on the results of 11 studies, it was found that obesity can increase the risk of hearing loss. In conclusion, obesity is a risk factor for hearing loss in both adolescents and adults. Obesity comorbidities have a role in the mechanism of hearing loss.Keywords: Obesity, Hearing loss  Abstrak: Gangguan pendengaran merupakan kehilangan kemampuan mendengar frekuensi suara dalam rentang pendengaran normal. Gangguan pendengaran dapat membawa berbagai dampak yang menurunkan kualitas hidup. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko dari gangguan pendengaran, namun hubungan ini masih belum dapat dipastikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara obesitas dengan gangguan pendengaran. Penelitian ini dibuat dalam bentuk literature review dengan menggunakan tiga database, yaitu Google Scholar, PubMed, ClinicalKey. Literatur yang akan digunakan dapat berbentuk Bahasa Inggris dan atau Bahasa Indonesia, dalam jangka waktu 10 tahun terakhir (2011) dan dapat diakses secara penuh. Berdasarkan hasil dari 11 penelitian, didapatkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran. Sebagai simpulan, obesitas merupakan faktor risiko terjadinya gangguan pendengaran baik pada remaja, maupun orang dewasa. Penyakit penyerta obesitas memiliki peran pada mekanisme gangguan pendengaran. Kata kunci: obesitas, gangguan pendengaran
Gambaran Gangguan Pendengaran Pada Penyelam Walangitan, Angelina C.; Palandeng, Ora I.; Runtuwene, Joshua
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 2 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.2.2021.31868

Abstract

Abstract: Hearing loss is the inability to hear sounds in one or both ears. Being a diver carries a high risk of harm, which can lead to hearing loss. This study  aimed to determine the description of hearing loss in divers. The research method used is literature review (literature study) with data search using three databases, namely Pubmed, Google Scholar and Clinical Key. The results of the study literature review conducted on eleven literature indicated that divers were very susceptible to hearing loss. In conclusion, hearing loss can occur in divers. In addition, the hearing loss most often experienced by a divers is mild deafness and ear barotrauma.Keywords: hearing loss, divers  Abstrak: Gangguan Pendengaran merupakan ketidakmampuan mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Menjadi seorang penyelam memiliki tingkat risiko bahaya yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran gangguan pendengaran pada penyelam. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review (studi pustaka) dengan pencarian data menggunakan tiga database yaitu Pubmed, Google Scholar dan Clinical Key. Hasil penelitian literature review yang dilakukan pada sebelas literatur menunjukkan bahwa penyelam sangat rentan terhadap terjadinya gangguan gangguan pendengaran. Sebagai simpulan, gangguan pendengaran dapat terjadi pada penyelam. Selain itu juga gangguan pendengaran yang paling sering dialami seorang penyelam yaitu tuli ringan dan barotrauma telinga.Kata Kunci: gangguan pendengaran, penyelam