Kapoh, Kharisma Jiferson
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TANGGUNG JAWAB PIDANA DOKTER ATAS PEMBERIAN OBAT BIUS YANG MENYEBABKAN PASIEN MENINGGAL DUNIA Kapoh, Kharisma Jiferson
LEX CRIMEN Vol 7, No 5 (2018): Lex Crimen
Publisher : LEX CRIMEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah prosedur penyelesaian kasus Malpraktik dan bagaimanakah Tanggung Jawab Pidana Dokter Atas Pemberian Obat Bius yang Menyebabkan Pasien Meninggal Dunia, di mana dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif disimpulkan bahwa: 1. Dalam menyelesaikan kasus sengketa medis yang terjadi maka pasien ataupun pihak keluarga dapat melaporkannya atau menyelesaikannya lewat beberapa pihak yang terkait. Pertama, melalui Mahkamah Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Kedua, melalui Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK). Ketiga, kasus sengketa medis pun dapat dilaporkan dan diselesaikan lewat jalur peradilan baik perdata maupun pidana. 2. Perbuatan dokter dalam pemberian obat bius yang menyebabkan pasien meninggal dunia merupakan perbuatan malpraktik. Tetapi dalam malpraktik tersebut, unsur pidananya adalah kealpaan/kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia dalam hal ini kurangnya sifat kehati-hatian dari seorang dokter pada saat pemberian obat bius kepada pasien. Jika melihat hal tersebut, maka berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dokter tersebut dapat diminta pertanggung jawabannya secara pidana berdasarkan Pasal 359 Jo. Pasal 361 KUHP dengan ancaman hukuman paling lama lima tahun pidana penjara atau pidana kurungan paling lama satu tahun dan pidana dapat ditambah sepertiga serta pencabutan surat izin praktik.Kata kunci: dokter, obat bius
Kecerdasan Gembala Sidang dan Urgensitasnya bagi Pelayanan Pengembalaan Kapoh, Jehezkiel Novie; Kapoh, Kharisma Jiferson
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2022): Teologi dan Pendidikan Kristiani (Desember 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53674/teleios.v2i2.78

Abstract

Abstract: It needs to be realized that congregations gathered by congregations in the era of disruption 5.0 are truly a concern. The Book of Daniel provides an illustration that in the future, or our time, knowledge will increase/experience progressiveness and multiplication. The era of information accessibility makes congregations develop intellectually. The culture of criticizing the church is increasingly rampant so that if a pastor continues to maintain the ideal of self-authority without any self-development then it is deemed unfair to the congregation's ministry. Congregational growth will only be a pseudo-utopia which is actually very dystopian. The method used in this research is a qualitative approach through literature study and non-participant observation. The results of the research found can be an asset for readers, especially among God's servants, not to indulge in a pessimistic attitude towards the current times but to raise optimism to continue to develop themselves. Abstrak: Perlu disadari bahwa jemaat yang dihadapi oleh gembala sidang di era disrupsi 5.0 benar-benar menjadi sebuah perhatian. Kitab Daniel memberikan gambaran bahwa di masa depan, atau masa kita pengetahuan akan semakin bertambah/mengalami progresivitas dan multiplikasi. Era akseksibilitas informasi membuat jemaat berkembang dari segi intelektualitas. Budaya mengkritisi gereja semakin merajalela sehingga jika seorang gembala masih mempertahankan idealitas pada otoritas diri tanpa adanya pengembangan diri maka dirasa tidk adil bagi pelayanan kejemaaatan. Pertumbuhan jemaat hanya akan menjadi sebuah utopia semu yang sebenarnya begitu distopia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif lewat studi pustaka dan observasi non-partisipan. Hasil penelitian yang ditemukan dapat menjadi modal bagi pembaca khususnya kalangan hamba Tuhan untuk tidak larut dalam sebuah sikap pesimistis pada kegerakan jaman namun menghasilkan optimisme untuk terus mengembangkan diri