Hujan merupakan fenomena turunnya air ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan bagian dari siklus biologis dan terbentuk dari penguapan air laut dan air darat yang naik dari permukaan bumi, dibawa ke atmosfer oleh angin, kemudian mengembun dan akhirnya jatuh ke daratan atau permukaan. Pergantian musim yang tidak stabil mengakibatkan cuaca sulit untuk diprediksi. Kondisi ini menjadi masalah utama bagi masyarakat yang sedang menjemur pakaian terutama pada saat cuaca buruk. Biasanya jika hendak berpergian, pakaian yang basah akan dijemur didalam rumah agar tidak terkena hujan. Hal tersebut mengakibatkan pakaian lembap menjadi berbau serta membutuhkan waktu yang lama agar dapat kering.Dengan adanya permasalahan tersebut, diperlukan sebuah rancangan jemuran otomatis yang dapat menggerakan jemuran apabila terdeteksi turun hujan maupun kondisi cuaca tertentu. Jemuran otomatis ini dikembangkan dengan metode prototyping menggunakan Node MCU, sensor hujan, sensor cahaya, sensor DHT22, motor servo dan menggunakan aplikasi Blynk untuk memantau nilai masing-masing sensor serta menggerakkan jemuran secara manual. Berdasarkan hasil pengujian, jemuran akan bergerak ke dalam apabila sensor hujan mendeteksi adanya air dan sensor cahaya mendeteksi cahaya matahari menjadi redup. Lalu, jemuran juga akan bergerak ke dalam apabila sensor cahaya mendeteksi cahaya matahari menjadi redup serta sensor DHT22 mendeteksi suhu dan kelembaban yang semakin rendah. Jemuran akan bergerak ke luar apabila cahaya semakin terang, suhu dan kelembaban meningkat serta sudah tidak ada air yang terdeteksi pada sensor hujan. Jemuran juga dapat digerakkan secara manual menggunakan aplikasi Blynk. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa parameter untuk menggerakkan jemuran otomatis, bukan hanya terletak turunnya hujan, namun intensitas cahaya, suhu dan kelembaban juga merupakan parameter untuk menggerakan jemuran tersebut.