Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERSEPSI PIMPINAN BADAN KONTAK MAJELIS TAKLIM, AISYIAH, WANITA SYARIKAT ISLAM, FATAYAT NU, DAN KERUKUNAN WANITA ISLAM DI KOTA MANADO TENTANG POLIGAMI Nusri, Nusri Taroreh; Ahmad Rajafi
ADHKI: JOURNAL OF ISLAMIC FAMILY LAW Vol. 1 No. 2 (2019): ADHKI: Journal of Islamic Family Law
Publisher : Indonesian Association of Islamic Family Law Lecturers

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.912 KB) | DOI: 10.37876/adhki.v1i2.23

Abstract

Persepsi muslimah yang menjabat sebagai pimpinan ormas Islam di Kota Manado seperti Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Aisyiah, Wanita Serikat Islam, Fatayat NU, dan Kerukunan Wanita Islam (KWI) tetang poligami adalah fokus dalam penelitian ini, mengingat Kota Manado adalah wilayah muslim minoritas di Indonesia. Hasilnya adalah, bahwa semua pimpinan sepakat bahwa poligami adalah salah satu ajaran agama Islam yang tertuang di dalam al-Qur'an, namun implementasinya di era ini yang perlu ditelaah keabsahannya. Hal ini mengingat bahwa poligami di era ini lebih didominasi oleh kehendak nafsu seksual semata yang menjurus pada kemudharatan dan bukan untuk jalan kemaslahatan. Oleh karenanya, mereka sepakat bahwa aturan hukum di Indonesia tentang perkawinan yang menegaskan monogami terbuka sebagai asas perkawinan sangat responsif, dan izin istri adalah jalan poligami yang sehat jika diinginkan.
Resolusi Konflik Keluarga Berbasis Local Wisdom (Reaktualisasi Filosofi Masyarakat Sulawesi Utara Torang Samua Basudara) Ahmad Rajafi
YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam Vol 7, No 1 (2016): Yudisia
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/yudisia.v7i1.2129

Abstract

The term “ torang samua basudara” was the slogan of the community in North Sulawesi in order to keep social harmony and peace in the North Sulawesi. In the context of family law, the idea of “torang samua basudara” implemented in micro to solve family conflicts in the form of divorce so that it can leave a further conflicts, especially for family members, so it takes a formula constructive to actualize the ideas “torang samua basudara” which implies the decline of divorce rate in North Sulawesi. Through the symbol “torang samua basudara” it can built up through value meaning as a process, not as a result. As a process, the value or the idea of “torang samua basudara” expose the openness of thought and communication between couples (husband and wife) more intensively so that family problems will be more easily solved and conflict resolution will present first, before the presentconflict toward divorce
RELASI KIYAI-SANTRI DI PESANTREN MODERN ALKHAIRAAT MANADO Ahmad Rajafi; Lisa Aisyah
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 15 No 2 (2017): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.702 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v15i2.1085

Abstract

Pesantren ’s distinctive characteristics, is an intelligent cultural product which should be maintained and preserved sustainably. In Manado, Pesantren Alkhairaat becomes an important element in preserving tradi- tions of kepesantrenan (a-la pesantren) which is influenced by Arab tradi- tion. The relationship between kiai (clerics) with their santri (students), as a caretaker-caregiver should be studied, to determine the attempt of those two elements in maintaining pesantren’s unique traditions, as also the patterns of relationship that exist between them. As an Islamic insti- tution in Manado, Pesantren Alkhairaat until recently is still practicing some of typical Islamic traditions that became it’s trademark. Relation- ship between various elements, especially kiai-santri is an important fac- tor for the continuity of these traditions in the future. Moreover, kiai- santri relationship in Pesantren Akhairaat Manado is more likely based on emotional relationships.
Religiulitas Gaya Berbusana Mahasiswa Muslim Di Kota Manado Wishela Wulandari; Ahmad Rajafi; Nur Alfiyani
Jurnal JINNSA (Jurnal Interdipliner Sosiologi Agama) Vol 3 No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jinnsa.v3i2.791

Abstract

Judul penelitian yaitu religiusitas gaya berbusana mahasiswi muslim di Kota Manado. Kota Manado adalah kota bermayoritas non-muslim, mahasiswi di kota mando memiliki latar belakang pendidikan, agama, dan budaya yang berbeda-beda, sehinga gaya berbusana mahasiswi muslim di Kota Manado lebih mengikuti gaya berbusana yang sedang trend di media sosial saat ini, serta mengikuti gaya berbusana di lingkungan yang berbeda dari wilayah lain karena daerah tersebut adalah daerah non-muslim, sehingga faktor itu yang dapat mempengaruhi mahasiswi di Kota Manado yang mengunakan busana muslim. Hubungan religiusitas dengan gaya berbusana mahasiswi itu dapat di lihat melalui gaya berbusana seseorang semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin sopan dan lebih mngikuti gaya busana sesuai dengan syari`at islam, begitu juga dengan sebaliknya semakin rendah tingkat religiusitasnya maka cara berbusananya pun masih terbuka. Penelitian ini dilakukan terhadap informan mahasiswi muslim tanpa hijab, dengan hijab, dan bercadar di Kota Manado. Sehingga hasil dari penelitian tersebut dapat di sempulkan bahwa faktor yang mempengaruhi ideologi prinsip di diri, beragama, dapat merubah diri, serta gaya berbusana seseorang itu juga bisa berpengaruh terhadap lingkungan, dan terdapat mahasiswi muslim di Kota Manado ada yang masih tidak mengunakan hijab karena faktor dari lingkungan itu sendiri.