ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi adaptasi masyarakat pendatang khususnya masyarakat pendatang Madura di Surakarta dalam mengatasi kondisi minimal berupa krisis identitas serta stereotip etnis yang melekat pada mereka. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui motif masyarakat pendatang Madura dalam melakukan adaptasi. Pemilihan kampung Sumber Nayu sebagai lokasi penelitian dilakukan karena di Sumber Nayu terdapat cukup banyak pendatang Madura yang menetap dan bertempat tinggal selama bertahun-tahun di lokasi tersebut. Dalam penelitian ini konsep yang digunakan peneliti dalam menganalisis strategi adaptasi masyarakat pendatang Madura adalah dengan menggunakan konsep etika subsistensi yang dikemukakan oleh James C. ScottDengan menggunakan metode kualitatif peneliti melibatkan beberapa informan yang diambil dari masyarakat pendatang Madura dan masyarakat sekitar di Sumber Nayu untuk mendapatkan data tentang penelitian ini. Dalam menjawab rumusan masalah yang diangkat peneliti mencoba menggali data dengan wawancara mendalam dan terstruktur. Data-data yang diperoleh (transkrip wawancara, laporan observasi dan dokumentasi) selanjutnya dianalisis menggunakan konsep etika subsistensi yang dikemukakan oleh Scott. Dalam konsepnya Scott mengangkat tentang kehidupan masyarakat petani di Asia Tenggara yang mengalami kondisi minimal berupa krisis pangan, serta bagaimana mereka mensiasati kondisi-kondisi tersebut. Validitas data diuji menggunakan triangulasi sumber dimana data yang diperoleh dicocokkan dengan temuan data lain apakah konsisten, tidak konsisten, atau malah kontradiksi.Dari hasil penelitian, masyarakat pendatang Madura memiliki beberapa siasat dalam mengatasi kondisi minimal mereka. Siasat yang pertama adalah siasat menahan diri dimana mereka membatasi kebiasaan yang bertentangan dengan budaya sekitar. Kedua, siasat alternatif subsistensi dimana mereka mencoba mencari alternative dengan belajar budaya serta belajar bahasa sekitar. Lalu yang terakhir adalah siasat membangun relasi dimana mereka mencoba membangun relasi dengan mengikuti kegiatan yang diadakan di kampung tersebut. Ketiga siasat ini serupa dengan siasat yang dilakukan oleh masyarakat petani di Asia Tenggara dalam analisis Scott. Sedangkan dalam proses adaptasi tercipta motif-motif baru berupa motif moral ekonomi, motif hubungan resiprokal, dan juga motif menyebarkan budaya melalui pembangunan komunitas seperti TPA. Beberapa motif diatas juga bersinggungan dengan konsep Scott dalam analisis ekonomi moral petani di Asia Tenggara.Kata kunci : Strategi adaptasi, pendatang Madura, etika subsistensi