FRONTIERISME PEMANFAATAN RUANG PUBLIKSEBAGAI ARENA KREATIF DI KOTA SURAKARTAABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memahmi dan menjelaskan terbangun dan berkembangnya pemanfaatan ruang publik di kota Surakarta. Pasar Pucangsawit dan Pasar Kembang dijadikan sebagai contoh karena memiliki keunikan yang relatif jarang ditemukan di pasar-pasar tradisional lain, yaitu tersedianya ruang bersama yang dapat dimanfaakan oleh berbagai pihak untuk menjalankan kegiatan yang tidak terkait langsung dengan aktivitas jual-beli. Para pekerja seni, aktivis lembaga swadaya masyarakat, organisasi berbasis masyarakat, mahasiswa, dan perkumpulan perempuan adalah di antara mereka yang banyak memanfaatkan ruang bersama ini. Konsep yang digunakan untuk mengkerangkakan pemikrian dan analisis data dalah frontierisme.Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini melibatkan wawancara dengan informan yang terlibat langsung dan tidak langsung dengan pemanfaatan ruang bersama di kedua pasar tersebut, antara lain pengelola ruang bersama yang dinamai ?ruang kreatif? tersebut, pengunjung, komunitas kreatif, seninan muda, dan pedagang ?angkringan?. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jaringan sosial. Dengan menggunakan analisis tersebut diharapkan agar relasi antar-pihak yang berkontribusi bagi tertopangnya keberadaan kedua ruang kreatif tersebut dapat tergambarkan dan terpetakan.Kesimpulan dari penelitian ini adalah intensitas interaksi dan tingkat keaktivan masing-masing aktor dalam kegiatan-kegiatan di kedua ruang kreatif tersebut memperkuat ikatan sosial antara mereka sekaligus menopang keberlangsungan dua ruang kreatif yang ada di pasar Pucangsawit dan pasar Kembang. Data wawancara menunjukkan bahwa ada kejenuhan yang dirasakan terhadap keberadaan tempat-tempat yang sudah menjadi mainstream, antara lain galeri seni, gedung pertunjukan, dan pusat perbelanjaan. Pada gilirannya, ruang kreatif di pasar Pucangsawit dan pasar Kembang menjadi pilihan. Hal ini menegaskan pandangan bahwa ruang diproduksi melalui relasi kuasa yang melibatkan sejumlah aktor dominan. Kata kunci : arena kreatif, frontierisme, jaringan sosial, pasar tradisional, produksi ruang, ruang publik,