Erwin, Iwan Muhammad
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perancangan Sistem Monitoring Pengolahan Limbah Cair Pada IPAL Erwin, Iwan Muhammad
INKOM Journal Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Pusat Penelitian Informatika - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.186 KB) | DOI: 10.14203/j.inkom.14

Abstract

Pengolahan limbah cair dikerjakan dalam IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah). Dalam pengoperasion IPAL diperlukan data parameter yang ada dalam proses pengolahan limbah cair tersebut yaitu pH, suhu, oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO), daya hantar listrik, TOC (Total Organic Carbon), BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dll. Untuk dapat mengetahui nilai parameter diatas perlu dipasang sensor-sensor. Apabila operator tidak dapat memonitor IPAL secara kontinyu, maka dipastikan kinerja IPAL akan tidak efektif dan efisien. Masalah ini bisa diatasi dengan pemasangan sistem otomatis yang mampu melakukan monitoring dan pengendalian proses. Namun sistem seperti ini sangat mahal, perlu biaya operasional dan perawatan yang besar pula. Untuk menekan biaya maka cukup dipasang sistem monitoring secara remote saja, pengendalian proses tetap dikerjakan operator. Dalam sistem ini sensor-sensor yang terpasang akan mengambil nilai data parameter, selanjutnya melalui RTU (Remote Terminal Unit) data-data ini dikirimkan ke kantor operator. Hasil monitoring ini ditampilkan melalui komputer menggunakan perangkat lunak Human Machine Interface (HMI). Dari data hasil monitoring ini operator dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan untuk pengendalian proses di IPAL. Pada makalah ini dibuat rancangan sistem monitoring pengolahan limbah cair. Rancangan bersifat universal sehingga dapat diterapkan untuk segala jenis IPAL.Kata kunci: IPAL, monitoring, Remote Terminal Unit, Human Machine Interface, rancangan.
Rancang Bangun Sistem Monitoring Kualitas Udara Menggunakan Teknologi Wireless Sensor Network (WSN) Erwin, Iwan Muhammad; Sugiarto, Bambang; Sakti, Indra
INKOM Journal Vol 3, No 1-2 (2009)
Publisher : Pusat Penelitian Informatika - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.275 KB) | DOI: 10.14203/j.inkom.45

Abstract

Untuk mengetahui kualitas udara di suatu wilayah secara online maka perlu dibangun suatu sistem monitoring kualitas udara. Di sini akan dijelaskan suatu rancang bangun sistem monitoring kualitas udara menggunakan teknologi  Wireless Sensor Network (WSN).  Pada dasarnya suatu WSN terbentuk dari tiga komponen utama yaitu target, node sensor, dan base station. WSN merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari beberapa autonomous device yang di dalamnya terpasang sensor-sensor yang secara terpadu membaca kondisi fisik lingkungan. Setiap node sensor yang dipasang di berbagai tempat akan selalu mengirimkan data ke gateway. Dari gateway ini data ditransfer dan disimpan ke PC (Personal Computer). Selanjutnya data akan diproses hingga menjadi informasi yang dapat digunakan oleh user atau masyarakat umum. Sistem yang dibangun menggunakan komunikasi zigbee, terdiri atas satu buah node koordinator merangkap gateway, 4 node sensor sebagai end-device dan satu base station controller (BSC). Parameter udara yang diukur yaitu karbonmonoksida (CO), karbondiksiada (CO2), suhu dan kelembaban udara.Kata kunci: base station controler, end-device, gateway, koordinator, kualitas udara, monitoring, wireless sensor network, zigbee
Kayu7net: Identifikasi dan Evaluasi F-Measure Citra Kayu berbasis Deep Convolutional Neural Network (DCNN) Erwin, Iwan Muhammad; Risnandar, Risnandar; Prakarsa, Esa; Sugiarto, Bambang
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol 7 No 6: Desember 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25126/jtiik.2020712663

Abstract

Identifikasi kayu salah satu kebutuhan untuk mendukung pemerintah dan kalangan bisnis kayu untuk melakukan perdagangan kayu secara legal. Keahlian khusus dan waktu yang cukup dibutuhkan untuk memproses identifikasi kayu di laboratorium. Beberapa metodologi penelitian sebelumnya, proses identifikasi kayu masih dengan cara menggabungkan sistem manual menggunakan anatomi DNA kayu. Sedangkan penggunaan sistem komputer diperoleh dari citra penampamg melintang kayu secara proses mikrokopis dan makroskopis. Saat ini, telah berkembang teknologi computer vision dan machine learning untuk mengidentifikasi berbagai jenis objek, salah satunya citra kayu. Penelitian ini berkontribusi dalam mengklasifikasi beberapa spesies kayu yang diperdagangkan menggunakan Deep Convolutional Neural Networks (DCNN). Kebaruan penelitian ini terletak pada arsitektur DCNN yang bernama Kayu7Net. Arsitektur Kayu7Net yang diusulkan memiliki tiga lapisan konvolusi terhadap tujuh spesies dataset citra kayu. Pengujian dengan merubah citra input menjadi berukuran 600×600, 300×300, dan 128×128 piksel serta masing-masing diulang pada epoch 50 dan 100. DCNN yang diusulkan menggunakan fungsi aktivasi ReLU dengan batch size 32. ReLU bersifat lebih konvergen dan cepat saat proses iterasi. Sedangkan Fully-Connected (FC) berjumlah 4 lapisan akan menghasilkan proses training yang lebih efisien. Hasil eksperimen memperlihatkan bahwa Kayu7Net yang diusulkan memiliki nilai akurasi sebesar 95,54%, precision sebesar 95,99%, recall sebesar 95,54%, specificity sebesar 99,26% dan terakhir, nilai F-measure sebesar 95,46%. Hasil ini menunjukkan bahwa arsitektur Kayu7Net lebih unggul sebesar 1,49% pada akurasi, 2,49% pada precision, dan 5,26% pada specificity dibandingkan penelitian sebelumnya. AbstractWood identification is one of the needs to support the government and the wood business community for a legally wood trading system. Special expertise and sufficient time are needed to process wood identification in the laboratory. Some previous research works show that the process of identifying wood combines a manual system using a wood DNA anatomy. While, the use of a computer system is obtained from the wood image of microscopic and macroscopic process. Recently, the latest technology has developed by using the machine learning and computer vision to identify many objects, the one of them is wood image. This research contributes to classify several the traded wood species by using Deep Convolutional Neural Networks (DCNN). The novelty of this research is in the DCNN architecture, namely Kayu7Net. The proposed of Kayu7Net Architecture has three convolution layers of the seven species wood image dataset. The testing changes the wood image input to 600×600, 300×300, and 128×128 pixel, respectively, and each of them repeated until 50 and 100 epoches, respectively. The proposed DCNN uses the ReLU activation function and batch size 32. The ReLU is more convergent and faster during the iteration process. Whereas, the 4 layers of Fully-Connected (FC) will produce a more efficient training process. The experimental results show that the proposed Kayu7Net has an accuracy value of 95.54%, a precision of 95.99%, a recall of 95.54%, a specificity of 99.26% and finally, an F-measure value of 95.46%. These results indicate that Kayu7Net is superior by 1.49% of accuracy, 2.49% of precision, and 5.26% of specificity compared to the previous work.