RIAJAYA, PRIMA D.
Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERKIRAAN PELUANG HUJAN UNTUK MENENTUKAN WAKTU TANAM KAPAS DI NUSA TENGGARA BARAT RIAJAYA, PRIMA D.; KADARWATI, F. T.; MACHFUD, MOCH.
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 9, No 2 (2003): Juni, 2003
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v9n2.2003.39-47

Abstract

Curah hujan merupakan salah salu unsur iklim yang sangal berpengaruh terhadap produksi kapas Variasi hujan di lahan tadah hujan sangat linggi. Waklu tanam yang telah dilentukan sebelumnya hanya berdasarkan data curah hujan selama 1 0 Uihun Untuk mcmpcrbaiki waktu tanam tersebut, perlu dilakukan analisis hujan berdasarkan data curah hujan selama lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan angka peluang yang lebih stabil. Analisis dilakukan berdasarkan data curah hujan lebih dari 20 tahun yang lerkumpul dari 16 slasiun hujan yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur. lombok Tengah. Lombok Barat, Sumbawa, Bima, dan Dompu. Data dianalisis menggunakan metode peluang Markov Ordc Pertama dan perhilungan peluang sclang kering beturut-turut Waktu tanam kapas di sebagian besar I-ombok dan Sumbawa berkisar minggu pertama sampai minggu kedua Desember, minggu ketiga sampai keempal Desember di Kawo, Lombok Tengah dan Rasanae, Bima, dan minggu pertama Januari di Moyohilir, Sumbawa dan Bayan, Lombok Barat. Daerah yang beresiko linggi untuk pengembangan kapas adalah di wilayah sekilar Pringgabaya (Lombok Timur), Ulhan (Sumbawa), Donggo dan Wawo di Bima Daerah lainnya dengan kandungan air tersedia yang rendah dengan kandungan pasir lebih dari 50% seperti di 1-ape (Sumbawa) penanaman kapas hendaknya dilakukan lebih awal. Tipe iklim didominasi iklim kering dengan musim hujan yang sangat pendek sehingga tidak memungkinkan adanya pergiliran tanaman palawija-kapas Kapas hendaknya ditanam bersamaan dengan palawija mcngingal pendeknya periode hujan.Kata kunci : Gossypium hirsutum, waktu tanam. periode kering, masa tanam ABSTRACT Prediction of rainfall probability for determination of cotton sowing times in West Nusa TenggaraClimatic elements paticularly rainfall strongly influences successful prediction of rainfed cotton yield. Rainfall vaiability varies amongst Ihe season The previous planting times were determined based on 10 years daily rainfall data. I-ongterm rainfall data arc required for rainfall analysis to get reliable probabilities. The rainfall analysis was done using Markov Chain First Order Probability and dryspell probability methods Ihe rainfall data were collected from 16 rainfall stations in West Nusa Tcnggara (Eas( Lombok, Central I-ombok, West Lombok, Sumbawa, Bima, and Dompu). Ihe planting times varied from the irst week to the second week of December for most areas of I-ombok and Sumbawa The planting limes in Kawo, Central Lombok and Rasanae, Bima were mid December: and early January in Moyohilir, Sumbawa and Bayan, West l.ombok The areas which high risk to drought are around Pringgabaya (Hast lombok), Uthan (Sumbawa), Donggo and Wawo (Bima). On sandy- areas such as I-ape (Sumbawa) cotton should be planted earlier Type of climate in most areas is dry with limited rainy season, thai relay-planting of these areas is not practiced.Key words: Gossypium hirsutum, planting time, dryspcll, seasonal patern
KEMAJUAN GENETDX PADA DUA VARIETAS BARU KAPAS, KANESIA 8 DAN KANESIA HASNAM, .; SULISTYOWATI, EMY; SUMARTINI, SIWI; KADARWATI, FITRINTNGDYAH TRI; RIAJAYA, PRIMA D.
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 10, No 2 (2004): Juni 2004
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v10n2.2004.66-73

Abstract

Tujuan utama pemuliaan kapas di Indonesia adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas serat dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan memperbaiki mutu benang tcnun seta kualitas tekstil yang harus bersaing di pasar internasional. Scjumlah enam persilangan telah dilakukan antara dua varietas dai India. I.RA 5166 dan SRT-1 dengan dua varietas dai Amerika Serikat, Dcltapine 55 dan Deltapinc Acala 90 dan satu vaietas dai Australia, Siokra. Seleksi individu, seleksi galur dan seleksi individu dalam galur dilaksanakan pada generasi F2 sampai F5 berdasarkan jumlah buah, tingkat kerusakan daun terhadap Sundapteryx biguttula. dan mutu serat; semua proses di atas dilakukan pada kondisi lahan tadah hujan, dan tanpa penggunaan insektisida terhadap tanaman; dari proses di atas diperoleh 12 galur harapan. Sejumlah 13 percobaan dilakukan antara tahun 1993 sampai dengan 2001 untuk mengamati kcragaan galur-galur baru tersebut; pengujian dilakukan di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, menggunakan teknik-teknik penelitian standar. Dengan proscdur ini dapat diidcntifikasi beberapa galur yang menunjuk¬ kan perbaikan serenlak hasil dan kualitas serat kapas. Beberapa penelitian juga dilakukan untuk mcngcvaluasi tanggap galur-galur tersebut pada tumpangsari dengan kedelai dan kacang hijau di Jawa Timur. Dua galur, 88003/16/2 dan 92016/6 (sudah dilepas dengan nama vaietas Kanesia 8 dan Kanesia 9 pada bulan Juni 2003), menunjukkan produktivitas dan kualitas serai yang lebih linggi. Rata-rata, kedua vaietas menghasilkan 1.85 ton dan 191 ton kapas berbiji per hektar atau 8-12% lebih tinggi dai hasil vaietas Kanesia 7 yang sudah dilepas sebelumnya. Persentase serat 35.2%, kekuatan serat berkisar antara 22.6-24.7 gram tex'1, serat lebih panjang dan berkisar 29.2-30.3 mm sedangkan angka mikroncr lebih rendah yang menyatakan bahwa serat lebih halus. Semua perbaikan di atas menunjukkan perbaikan mutu serat. Kanesia 8 dan Kanesia 9 juga menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap Sundapteryx biguttula dan komplcks hama kapas. Kanesia 8 dan Kanesia 9 kurang kompctitif dalam tumpang sari dengan kedelai jika dibandingkan dengan Kanesia 7. Pada tumpang sari dengan kacang hijau Kanesia 8 juga mengalami kehilangan hasil yang tinggi, sedangkan Kanesia 9 menunjukkan toleransi yang tinggi dalam kompctisi dengan kacang hijau. Pelepasan Kanesia 8 dan Kanesia 9 akan memberikan pilihan varietas yang lebih banyak bagi petani dan perusahaan pemintalan untuk menyesuaikan dengan produk akhirnya.Kata kunci : Gossypium hirsutum, prosedur pemuliaan, produktivitas, kualitas serat, Sundapteryx biguttula, tumpangsari ABSTRACT Genetic improvement on two new cotton varieties, Kanesia 8 and Kanesia 9The main objective of cotton breeding in Indonesia is to improve productivity and fiber quality which is aimed to increase farmers' income and to make beter yam and textile quality that has to compete in international market Six crosses were made between two Indian varieties, LRA 5166 and SRT-1 with two USA vaieties, Deltapine 55 and Deltapinc Acala 90 and one Australian variety, Siokra. Individual plants, lines and individual within lines were selected on F2-F5 generations based on boll- counts, leaf-damage by jassids and fiber traits, those were conducted under rainfed and insecticide-ree condition; twelve promising lines were produced from this process. A total of 13 trials were carried out to observe performance of these new lines during 1993 to 2001; those were located in East Java and South Sulawesi using the standardized experimental techniques. By these procedures make it possible to identify several breeding lines showing simultaneous improvement in yield and fiber quality. Several tests were also made to evaluate response of those lines under intercropping with soybean and mungbean, which were located in East Java. Two breeding lines, 88003/16/2 and 92016/6 (those have been released as Kanesia 8 and Kanesia 9 in 2003), showed higher productivity and fiber quality. In average, these new vaieties produced 1.85 and 1.91 ton ha'1 seed cotton respectively or 8 to 12% higher than those on Kanesia 7, the previously released vaiety. Lint turn-out was 35.2% fiber-strength was varied from 22.6 to 24.7 gram tex'1 , fiber lengths ranged from 29.2 to 30.3 mm with lower micronaire-valucs indicating better fiber-ineness. All of those improvements represented a trend toward a higher quality iber. Kanesia 8 and Kanesia 9 also showed a slight improvement in resistance to jasssids and insect pest-complex. Kanesia 8 and Kanesia 9 performed lower competitive ability under intercropping with soybean in comparison with Kanesia 7. Under intercropping with mungbean Kanesia 8 also suffered high yield loss, wherein Kanesia 9 showed good tolerance to mungbean. The release of Kanesia 8 and Kanesia 9 is expected to give a broader choice for the cotton growers and spinning-mills to match with their inal product.Key words: Coton (Gossypium hirsutum), breeding procedure, productivity, liber quality, Sundapteryx bigullul. inter¬ cropping.
PERKIRAAN PELUANG HUJAN UNTUK MENENTUKAN WAKTU TANAM KAPAS DI NUSA TENGGARA BARAT RIAJAYA, PRIMA D.; KADARWATI, F. T.; MACHFUD, MOCH.
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 9, No 2 (2003): Juni, 2003
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v9n2.2003.39-47

Abstract

Curah hujan merupakan salah salu unsur iklim yang sangal berpengaruh terhadap produksi kapas Variasi hujan di lahan tadah hujan sangat linggi. Waklu tanam yang telah dilentukan sebelumnya hanya berdasarkan data curah hujan selama 1 0 Uihun Untuk mcmpcrbaiki waktu tanam tersebut, perlu dilakukan analisis hujan berdasarkan data curah hujan selama lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan angka peluang yang lebih stabil. Analisis dilakukan berdasarkan data curah hujan lebih dari 20 tahun yang lerkumpul dari 16 slasiun hujan yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur. lombok Tengah. Lombok Barat, Sumbawa, Bima, dan Dompu. Data dianalisis menggunakan metode peluang Markov Ordc Pertama dan perhilungan peluang sclang kering beturut-turut Waktu tanam kapas di sebagian besar I-ombok dan Sumbawa berkisar minggu pertama sampai minggu kedua Desember, minggu ketiga sampai keempal Desember di Kawo, Lombok Tengah dan Rasanae, Bima, dan minggu pertama Januari di Moyohilir, Sumbawa dan Bayan, Lombok Barat. Daerah yang beresiko linggi untuk pengembangan kapas adalah di wilayah sekilar Pringgabaya (Lombok Timur), Ulhan (Sumbawa), Donggo dan Wawo di Bima Daerah lainnya dengan kandungan air tersedia yang rendah dengan kandungan pasir lebih dari 50% seperti di 1-ape (Sumbawa) penanaman kapas hendaknya dilakukan lebih awal. Tipe iklim didominasi iklim kering dengan musim hujan yang sangat pendek sehingga tidak memungkinkan adanya pergiliran tanaman palawija-kapas Kapas hendaknya ditanam bersamaan dengan palawija mcngingal pendeknya periode hujan.Kata kunci : Gossypium hirsutum, waktu tanam. periode kering, masa tanam ABSTRACT Prediction of rainfall probability for determination of cotton sowing times in West Nusa TenggaraClimatic elements paticularly rainfall strongly influences successful prediction of rainfed cotton yield. Rainfall vaiability varies amongst Ihe season The previous planting times were determined based on 10 years daily rainfall data. I-ongterm rainfall data arc required for rainfall analysis to get reliable probabilities. The rainfall analysis was done using Markov Chain First Order Probability and dryspell probability methods Ihe rainfall data were collected from 16 rainfall stations in West Nusa Tcnggara (Eas( Lombok, Central I-ombok, West Lombok, Sumbawa, Bima, and Dompu). Ihe planting times varied from the irst week to the second week of December for most areas of I-ombok and Sumbawa The planting limes in Kawo, Central Lombok and Rasanae, Bima were mid December: and early January in Moyohilir, Sumbawa and Bayan, West l.ombok The areas which high risk to drought are around Pringgabaya (Hast lombok), Uthan (Sumbawa), Donggo and Wawo (Bima). On sandy- areas such as I-ape (Sumbawa) cotton should be planted earlier Type of climate in most areas is dry with limited rainy season, thai relay-planting of these areas is not practiced.Key words: Gossypium hirsutum, planting time, dryspcll, seasonal patern