Latar Belakang : Kesehatan reproduksi menjadi masalah yang serius sepanjang daur kehidupan. Keputihan merupakan masalah yang sering terjadi dan cukup mengganggu bagi sebagian besar wanita. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Kasus kanker leher rahim 90% ditandai dengan keputihan, yang lama kelamaan akan berbau busuk karena adanya proses infeksi dan nekrosis (kematian) jaringan akibat kanker tersebut. Remaja merupakan salah satu bagian dari populasi yang beresiko mengalami keputihan yang memerlukan perhatian khusus. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian keputihan (Flour Albus) pada remaja putri di Pesantren Modern Al-Zahrah Bireuen. Metode : Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Pesantren Al-Zahrah Bireuen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santriwati jenjang SMA sebanyak 118 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Total Populasi. Analisa hasil digunakan dengan uji chi square. Hasil : Dari hasil uji chi square pada faktor tingkat stres dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan nilai p value (0,003) < α (0,05) dan RP = 3,13. CI = 1,50 – 6,52. berarti ha diterima dan ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan dan tingkat stress sedang 3,13 kali berisiko terhadap keputihan. Pada faktor personal hygiene menunjukkan nilai p value (0,003) < α (0,05) dan RP = 4,22. CI = 1,54 – 11,59, yang bermakna ada hubungan dan personal hygiene kurang baik 4,22 kali berisiko terhadap keputihan. Pada faktor penggunaan sabun pembersih kewanitaan p value (0,024) < α (0,05) dan RP = 2,6, CI = 1,30 – 5,21 artinya ada hubungan dan menggunakan sabun pembersih kewanitaan berisiko 2,6 kali terhadap kejadian keputihan. Pada faktor penggunaan pantyliner menunjukkan nilai p value (0,001) < α (0,05) dan RP = 3,49, CI = 1,63 – 7,47 yang memiliki arti ada hubungan dan menggunakan pantyliner berisiko 3,49 kali terhadap kejadian keputihan. Kesimpulan : Ada hubungan faktor tingkat stress, personal hygiene, penggunaan sabun pembersih kewanitaan, penggunaan pantyliner dengan kejadian keputihan (Flour Albus) pada remaja putri di Pesantren Modern Al-zahrah Bireuen. Diharapkan kepada seluruh Santriwati agar informasi tentang cara mengatasi keputihan dan apa yang dapat menyebabkan munculnya keputihan yang di alami agar tidak berujung menjadi keputihan tidak normal yang akan membahayakan organ reproduksi nya.Kata kunci    : Tingkat Stres, Personal Hygiene, Penggunaan Sabun Pembersih Kewanitaan,    Penggunaan Pantyliner, Keputihan (Flour Albus)Background : Reproductive health becomes a serious problem throughout the life cycle. Vaginal discharge is a problem that often occurs and is quite disturbing for most women. In Indonesia as many as 75% of women have experienced vaginal discharge at least once in their life and 45% of them can experience vaginal discharge twice or more. 90% of cervical cancer cases are characterized by vaginal discharge, which over time will smell foul due to the infection process and tissue necrosis (death) due to the cancer. Adolescents are one part of the population at risk of experiencing vaginal discharge that requires special attention. Objective : This study aims to determine the factors associated with the incidence of vaginal discharge (Flour Albus) in adolescent girls at the Modern Islamic Boarding School Al-Zahrah Bireuen. Method : This study uses an analytical survey with a cross sectional approach. The research was conducted at the Modern Islamic Boarding School Al-Zahrah Bireuen. The population in this study were all 118 high school students. Sampling in this study was carried out in total population. Analysis of the results used with chi square test. Results : From the results of the chi square test on the stress level factor with a 95% confidence level (α = 0.05) it shows the p value (0.003) < (0.05) and RP = 3.13. CI = 1.50 – 6.52. means that ha is accepted and ho is rejected, meaning that there is a significant relationship and the stress level is 3.13 times the risk of vaginal discharge. The personal hygiene factor shows the p value (0.003) < (0.05) and RP = 4.22. CI = 1.54 – 11.59, which means that there is a relationship and poor personal hygiene 4.22 times the risk of vaginal discharge. In the factor of using feminine hygiene soap, p value (0.024) < (0.05) and RP = 2.6, CI = 1.30 - 5.21 meaning that there is a relationship and using female cleansing soap has a risk of 2.6 times the incidence of vaginal discharge. . In the factor of using pantyliners, the p value (0.001) < (0.05) and RP = 3.49, CI = 1.63 - 7.47 which means there is a relationship and using pantyliners has a risk of 3.49 times the incidence of vaginal discharge. Conclusion: There is a relationship between stress levels, personal hygiene, the use of feminine hygiene soap, the use of pantyliners with the incidence of vaginal discharge (Flour Albus) in adolescent girls at the Al-zahrah Bireuen Modern Islamic Boarding School. It is hoped that all students will receive information about how to deal with vaginal discharge and what can cause the appearance of vaginal discharge that is experienced so that it does not end up becoming abnormal vaginal discharge which will harm their reproductive organs.Keywords       : Stress Level, Personal Hygiene, Use of Female Cleaning Soap, Use of Pantyliner, Vaginal discharge (Flour Albus)