Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 3 BUNGO Nursari, Sefryani; Batubara, Apriany Ramadhan
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4471

Abstract

Latar Belakang : Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal atau penyakit kurang darah yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya konsumsi zat besi. Kejadian anemia pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki.  Penyakit ini dapat memberikan dampak menurunkan kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang anemia, kebiasaan makan pagi dan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Negeri 3 Bungo. Metode : Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu sebanyak 64 orang siswi yang anemia di SMK Negeri 3 Bungo pada bulan April - Mei tahun 2024. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Di analisis dengan menggunakan uji chi – square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil : Berdasarkan tabel Uji Statistik dapat diketahui bahwa dari uji korelasi spearman rank diperoleh hasil pengetahuan anemia (nilai p value = 0,025) lebih kecil dari sig (>0,05), hasil kebiasaan makan pagi (p = 0,236) lebih besar dari sig (>0,05), dan hasil konsumsi tablet tambah darah (nilai p value = 0,826) lebih besar dari sig  (>0,05). Kesimpulan : ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia, dan tidak ada hubungan kebiasaan makan pagi serta konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia. Diharapkan sebagai masukan bagi SMK Negeri 3 Bungo agar lebih memperhatikan kejadian anemia pada siswa di sekolah dan bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk dapat memberikan penyuluhan tentang anemia dan cara mengatasinya.Kata kunci : Anemia, Pengetahuan, Kebiasaan Makan Pagi, Konsumsi Tablet Tambah DarahBackground: Anemia is a red blood Cell Count that is lower than the normal number or anemia, one of which is a lack of iron consumption. The incidence rate for women is higher than for men. This disease Can reduce body fitness and agility to think due to lack of oxygen  that enters muscle cells and brain cells. Objective:  This research is to determine the relationship between knowledge about anemia, breakfast habits and consumption of blood supplement tablets with the incidence of anemia in young women at SMK Negeri 3 Bungo. Method: This type of research is analytic descriptive with Cross Sectional approach. The Populations are 6 Schoolgirls who are anemic in Bungo State vocational high school 3 in April - May year 2024. Data obtained from primary data and secondary data, The analyzed using the chi-square test a Confidence level of 95%. Results: Based on the statistical test table can be known that from Spearman rank test results obtained knowledge of anemia (Rig = 0,026) Smaller than sig a (>0,05), the result of the breakfast habit (Rig = 0,236) greater than sig a(0,05), the result of consuming blood tablets (Rig 0,826) greater than sig a (0,05). Conclusion: There is a relationship between knowledge and the incidence of anemia, and there is no relationship between breakfast habits and consumption of blood supplement tablets with the incidence of anemia. It is hoped that this will serve as input for SMK Negeri 3 Bungo to pay more attention to the incidence of anemia in students at school and collaborate with the local health center to provide education about anemia and how to deal with it.Keywords : Anemia, knowledge, breakfast habit, consuming blood tablet
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Keputihan (Flour Albus) pada Remaja Putri di Pesantren Modern Al-Zahrah Bireuen Batubara, Apriany Ramadhan; Rahmayani, Rahmayani
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2490

Abstract

Latar Belakang : Kesehatan reproduksi menjadi masalah yang serius sepanjang daur kehidupan. Keputihan merupakan masalah yang sering terjadi dan cukup mengganggu bagi sebagian besar wanita. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya bisa mengalami keputihan  sebanyak dua kali atau lebih. Kasus kanker leher rahim 90% ditandai dengan keputihan, yang lama kelamaan akan berbau busuk karena adanya proses infeksi dan nekrosis (kematian) jaringan akibat kanker tersebut. Remaja merupakan salah satu bagian dari populasi yang beresiko mengalami keputihan yang memerlukan perhatian khusus. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian keputihan (Flour Albus) pada remaja putri di Pesantren Modern Al-Zahrah Bireuen. Metode : Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Pesantren Al-Zahrah Bireuen. Populasi dalam  penelitian  ini adalah  seluruh santriwati jenjang SMA sebanyak 118 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Total Populasi. Analisa hasil digunakan dengan uji chi square. Hasil : Dari hasil uji chi square pada faktor tingkat stres dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan nilai p value (0,003) < α (0,05) dan RP = 3,13. CI = 1,50 – 6,52.  berarti ha diterima dan ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan dan tingkat stress sedang 3,13 kali berisiko terhadap keputihan. Pada faktor personal hygiene menunjukkan nilai p value (0,003) < α (0,05) dan RP = 4,22. CI = 1,54 – 11,59, yang bermakna ada hubungan dan personal hygiene kurang baik 4,22 kali berisiko terhadap keputihan. Pada faktor penggunaan sabun pembersih kewanitaan p value (0,024) < α (0,05) dan  RP = 2,6, CI = 1,30 – 5,21 artinya ada hubungan dan menggunakan sabun pembersih kewanitaan berisiko 2,6 kali terhadap kejadian keputihan. Pada faktor penggunaan pantyliner menunjukkan nilai p value (0,001) < α (0,05) dan RP = 3,49, CI = 1,63 – 7,47 yang memiliki arti ada hubungan dan menggunakan pantyliner berisiko 3,49 kali terhadap kejadian keputihan. Kesimpulan : Ada hubungan faktor tingkat stress, personal hygiene, penggunaan sabun pembersih kewanitaan, penggunaan pantyliner dengan kejadian keputihan (Flour Albus) pada remaja putri di Pesantren Modern Al-zahrah Bireuen. Diharapkan kepada seluruh Santriwati agar informasi tentang cara mengatasi keputihan dan apa yang dapat menyebabkan munculnya keputihan yang di alami agar tidak berujung menjadi keputihan tidak normal yang akan membahayakan organ reproduksi nya.Kata kunci     : Tingkat Stres, Personal Hygiene, Penggunaan Sabun Pembersih Kewanitaan,    Penggunaan Pantyliner, Keputihan (Flour Albus)Background : Reproductive health becomes a serious problem throughout the life cycle. Vaginal discharge is a problem that often occurs and is quite disturbing for most women. In Indonesia as many as 75% of women have experienced vaginal discharge at least once in their life and 45% of them can experience vaginal discharge twice or more. 90% of cervical cancer cases are characterized by vaginal discharge, which over time will smell foul due to the infection process and tissue necrosis (death) due to the cancer. Adolescents are one part of the population at risk of experiencing vaginal discharge that requires special attention. Objective : This study aims to determine the factors associated with the incidence of vaginal discharge (Flour Albus) in adolescent girls at the Modern Islamic Boarding School Al-Zahrah Bireuen. Method : This study uses an analytical survey with a cross sectional approach. The research was conducted at the Modern Islamic Boarding School Al-Zahrah Bireuen. The population in this study were all 118 high school students. Sampling in this study was carried out in total population. Analysis of the results used with chi square test. Results : From the results of the chi square test on the stress level factor with a 95% confidence level (α = 0.05) it shows the p value (0.003) < (0.05) and RP = 3.13. CI = 1.50 – 6.52. means that ha is accepted and ho is rejected, meaning that there is a significant relationship and the stress level is 3.13 times the risk of vaginal discharge. The personal hygiene factor shows the p value (0.003) < (0.05) and RP = 4.22. CI = 1.54 – 11.59, which means that there is a relationship and poor personal hygiene 4.22 times the risk of vaginal discharge. In the factor of using feminine hygiene soap, p value (0.024) < (0.05) and RP = 2.6, CI = 1.30 - 5.21 meaning that there is a relationship and using female cleansing soap has a risk of 2.6 times the incidence of vaginal discharge. . In the factor of using pantyliners, the p value (0.001) < (0.05) and RP = 3.49, CI = 1.63 - 7.47 which means there is a relationship and using pantyliners has a risk of 3.49 times the incidence of vaginal discharge. Conclusion: There is a relationship between stress levels, personal hygiene, the use of feminine hygiene soap, the use of pantyliners with the incidence of vaginal discharge (Flour Albus) in adolescent girls at the Al-zahrah Bireuen Modern Islamic Boarding School. It is hoped that all students will receive information about how to deal with vaginal discharge and what can cause the appearance of vaginal discharge that is experienced so that it does not end up becoming abnormal vaginal discharge which will harm their reproductive organs.Keywords        : Stress Level, Personal Hygiene, Use of Female Cleaning Soap, Use of Pantyliner, Vaginal discharge (Flour Albus)
Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pemilihan MPASI Yang Baik Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Desa Meunasah Tambo Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen Batubara, Apriany Ramadhan; Maisyura, Nailul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4031

Abstract

Latar Belakang : Pentingnya pemenuhan nutrisi tidak lepas dari praktik pemberian asupan nutrisi. Salah satu strategi pemberian nutrisi kepada balita melalui pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). berdasarkan WHO (World Health Organizations), MP-ASI optimal diberikan kepada balita mulai dari usia enam bulan setelah mendapatkan ASI eksklusif. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang pemilihan MPASI yang baik pada bayi usia 6 sampai 24 bulan di Desa Meunasah Tambo Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah preeksperimental design dengan pendekatan one group pretest posttest. Penelitian dilaksanakan di Desa Meunasah Tambo Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Populasi dalam  penelitian  ini adalah  seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan sebanyak 35 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Total Populasi. Analisa hasil digunakan dengan uji analisis statistik menggunakan uji wilcoxon. Hasil : Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 35 responden menunjukkan bahwa berdasarkan analisis statistik menggunakan uji wilcoxon, didapatkan nilai p value (0,000) < α (0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan : Ada pengaruh edukasi kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang pemilihan MPASI yang baik pada bayi usia 6 sampai 24 bulan di Desa Meunasah Tambo Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Diharapkan kepada ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang pemberian MPASI yang baik dan benar serta penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan serta bahan evaluasi tentang pemilihan MPASI yang baik pada bayi usia 6 sampai 24 bulan.Kata kunci         : Edukasi, Pengetahuan, MP-ASIBackground : The importance of fulfilling nutrition cannot be separated from the practice of providing nutritional intake. One strategy for providing nutrition to toddlers is through providing complementary foods for breast milk (MPASI). Based on WHO ( World Health Organizations ), optimal MP-ASI is given to toddlers starting from the age of six months after receiving exclusive breast milk. Objective : This research was conducted to determine the effect of health education on mothers' knowledge about choosing good MPASI for babies aged 6 to 24 months in Meunasah Tambo Village, Jeunieb District, Bireuen Regency. Method : The research design was used a preexperimental design with a one group pretest posttest approach. The research in Meunasah Tambo Village, Jeunieb District, Bireuen Regency. The population in this study were all mothers who had babies aged 6-24 months totaling 35 people. Sampling in this study was carried out in total population. Sampling in this research was carried out by Total Population. Analysis of the results was used using statistical analysis tests using the Wilcoxon test. Results : From the results of research conducted on 35 respondents showed that statistical analysis using the Wilcoxon test, the p value (0.000) < α (0.05) was obtained, so Ha was accepted and H0 was rejected. Conclusion: Here is an influence of health education on mothers' knowledge about choosing good MPASI for babies aged 6 to 24 months in Meunasah Tambo Village, Jeunieb District, Bireuen Regency. It is hoped that mothers who have babies aged 6-24 months will further increase their knowledge about providing good and correct MPASI and it is hoped that this research can become input and evaluation material regarding choosing good MPASI for babies aged 6 to 24 months.Keywords            : Education, Knowledge, MP-ASI
Pengaruh Mutu Pelayanan terhadap Loyalitas Pasien Rawat Jalan pada Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara Batubara, Apriany Ramadhan
Jurnal Rekam Medic Vol 2, No 1 (2019): Edisi Februari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jrm.v2i1.4188

Abstract

Pendahuluan: Untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan instalasi farmasi di rumah sakit perlu adanya suatu standar pelayanan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan kefarmasian. Dari hasil observasi peneliti terhadap 4 resep yang masuk ditemukan waktu yang dibutuhkan untuk pasien menerima obat masing-masing  resep obat jadi 21, 26 dan 32 menit dan obat racikan 46 menit. Selain itu dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap pasien mengatakan tidak adanya penjelasan mengenai dosis dan penggunaan obat. Tujuan: untuk menganalisis pengaruh mutu pelayanan terhadap loyalitas pasien rawat jalan pada instalasi farmasi di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara. Metode: Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dilkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara dengan populasi seluruh pasien rawat jalan dari poli mata, kebidanan, klinik dan gigi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Hasil:  penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat efisiensi dengan loyalitas pasien dengan nilai chi-square Asymp.sig 2-sided 0,000 α 0,05 dan ada hubungan kepuasan pasien dengan loyalitas pasien dengan nilai chi-square Asymp.sig 2-sided 0,000 α 0,05. Hasil analisis mutivariat menunjukkan nilai F hitung 34.106 dengan signifikasi 0,000, dengan nilai probabilitas 0,05 maka secara serempak (Uji F) terdapat pengaruh antara variabel independen (Tingkat efisiensi dan kepuasan pasien) dengan variabel dependen (loyalitas pasien). Kesimpulan: Mutu pelayanan mempengaruhi  loyalitas, semakin baik mutu pelayanan semakin loyal pasien tersebut.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terhambatnya Pertumbuhan Balita di Desa Nase Me Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen Batubara, Apriany Ramadhan; Wahyuni, Sri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.1943

Abstract

Latar Belakang : Indikator keberhasilan SDG's (Suitainable Development Goals) diterjemahkan dalam enam poin, Pemilihan enam poin dalam bidang gizi terkait laporan Global Nutrition Report tahun 2014 yang menyatakan Indonesia merupakan satu dari 117 negara yang menderita tubuh pendek (stunting), kurus (wasting), dan obesitas akibat ketidakseimbangan asupan gizi. Pertumbuhan anak dilihat dari status gizi anak balita (bawah lima tahun) diukur berdasarkan usia, Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB). Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terhambatnya pertumbuhan balita di Desa Nase Me Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen. Metode : Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Desa Nase Me Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen. Populasi dalam  penelitian  ini adalah  seluruh ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun sebanyak 42 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Total Populasi. Analisa hasil digunakan dengan uji chi square. Hasil : Dari hasil uji chi square pada faktor pengetahuan dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan nilai p (0,027) < p value (0,05) berarti ha diterima dan ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan pertumbuhan balita. Pada faktor ekonomi keluarga menunjukkan nilai p value (0,018) < α (0,05) berarti ha diterima dan ho ditolak, artinya ada hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan balita. Pada faktor lingkungan nilai p (0,001) < p value (0,05) berarti ha diterima dan ho ditolak, artinya ada hubungan antara lingkungan dengan pertumbuhan balita Kesimpulan : Ada hubungan faktor pengetahuan, ekonomi keluarga dan lingkungan dengan terhambatnya pertumbuhan balita di Desa Nase Me Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Bireuen khususnya bidan desa agar meningkatkan penyuluhan dan lebih mempromosikan tentang informasi pertumbuhan balita.Kata kunci: Pengetahuan, Sosial Ekonomi, Lingkungan, Pertumbuhan BalitaBackground: The indicators for the success of SDG's (Suitainable Development Goals) are translated into six points. The selection of six points in the field of nutrition is related to the 2014 Global Nutrition Report which states that Indonesia is one of 117 countries suffering from stunting, wasting and obesity due to nutritional imbalance. Child growth is seen from the nutritional status of children under five years old, measured by age, body weight (BB) and height (TB). Objective: This study aims to determine the factors associated with stunted growth of children under five in Nase Me Village, Pandrah District, Bireuen Regency. Method: This study uses an analytical survey with a cross sectional approach. The research was conducted in Nase Me Village, Pandrah District, Bireuen Regency. The population in this study were all mothers who had toddlers aged 1-5 years as many as 42 people. Sampling in this study was carried out in total population. Analysis of the results used with chi square test. Results: From the results of the chi square test on the knowledge factor with a 95% confidence level (α = 0.05) shows the p value (0.027) < p value (0.05) meaning ha is accepted and ho is rejected, meaning that there is a relationship between knowledge and the growth of toddlers. The family economic factor shows the p value (0.018) < (0.05) meaning ha is accepted and ho is rejected, meaning that there is a relationship between the family's economic level and the growth of children under five. In environmental factors p value (0.001) < p value (0.05) means ha is accepted and ho is rejected, meaning that there is a relationship between the environment and the growth of toddlers. Conclusion: There is a relationship between knowledge factors, family economy and the environment with stunted growth of toddlers in Nase Me Village, Pandrah District, Bireuen Regency. It is hoped that the Bireuen Health Office, especially village midwives, will increase counseling and promote more information on toddler growth.Keywords: Knowledge, Socio Economic, Environment, Toddler Growth
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Kpd (Ketuban Pecah Dini) Pada Ibu Bersalin Di Pmb Desita, S.Sit Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Batubara, Apriany Ramadhan; Fatmarah, Yulia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3394

Abstract

Latar Belakang : Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu penyebab Angka Kematian Ibu (AKI). Ketuban Pecah Dini pada ibu bersalin dapat meningkatkan infeksi juga menyebabkan sepsis yang dapat meningkatkan angka kematian ibu. Sekitar 85% kematian atau mortalitas perinatal disebabkan oleh Ketuban Pecah dini. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya KPD pada ibu bersalin. Metode : Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan case control. Penelitian dilaksanakan di PMB Desita, S.SiT Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu bersalin tahun 2022 dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling sebanyak 32 ibu bersalin yang mengalami KPD dan 32 ibu bersalin yang tidak mengalami KPD. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-Square pada taraf kepercayaan 95% (p < 0,05). Hasil : variabel umur ibu berhubungan dengan terjadinya KPD dengan nilai p-value = 0,009 dan OR = 0,151, variabel paritas berhubungan dengan terjadinya KPD dengan nilai p-value = 0,002 dan OR = 0,158, variabel pekerjaan berhubungan dengan terjadinya KPD dengan nilai p-value = 0,045 dan OR = 3,215, dan variabel anemia tidak berhubungan dengan terjadinya KPD dengan nilai p-value = 0,364 dan OR = 2,113. Kesimpulan : Ada hubungan umur ibu, paritas dan pekerjaan dengan terjadinya KPD serta tidak ada hubungan anemia dengan terjadinya KPD. Diharapkan pada ibu-ibu usia produktif agar lebih aktif dalam mencari dan menerima informasi tentang resiko dan komplikasi kehamilan yang dapat di timbulkan karena faktor usia ibu, paritas, pekerjaan serta anemia selama kehamilan sehingga angka kejadian KPD dapat ditekan.Kata kunci : Umur Ibu, Paritas, Pekerjaan, Anemia, KPD (Ketuban Pecah Dini) Background : Premature Rupture of Membranes (KPD) is one of the causes of Maternal Mortality Rate (MMR). Premature rupture of membranes in mothers giving birth can increase infections and also cause sepsis which can increase maternal mortality. Approximately 85% of perinatal deaths or mortality are caused by premature rupture of membranes. Objective : To determine the factors associated with the occurrence of premature rupture of membranes in mothers giving birth. Method : This research uses an analytical survey with a case control approach. The research was carried out at PMB Desita, S.SiT, Kota Juang District, Bireuen Regency. The population in this study were all mothers who gave birth in 2022 using a purposive sampling technique of 32 mothers who gave birth who experienced KPD and 32 mothers who gave birth who did not experience KPD. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi-square test at a confidence level of 95% (p < 0.05). Results : the maternal age variable is related to the occurrence of KPD with a p-value = 0.009 and OR = 0.151, the parity variable is related to the occurrence of KPD with a p-value = 0.002 and OR = 0.158, the employment variable is related to the occurrence of KPD with a p-value = 0.045 and OR = 3.215, and the anemia variable is not related to the occurrence of KPD with a p- value = 0.364 and OR = 2.113. Conclusion : There is a relationship between maternal age, parity and occupation with the occurrence of KPD and there is no relationship between anemia and the occurrence of KPD. It is hoped that mothers of productive age will be more active in seeking and receiving information about the risks and complications of pregnancy that can arise due to maternal age, parity, work and anemia during pregnancy so that the incidence of KPD can be reduced.Keywords : Maternal Age, Parity, Occupation, Anemia, KPD (Premature Rupture of Membranes)