Abstract: Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik bagi bayi, terutama pada enam bulan pertama kehidupan. Namun, produksi ASI yang rendah masih sering menjadi masalah pada ibu nifas, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Guntur Kabupaten Garut. Salah satu upaya nonfarmakologis untuk meningkatkan produksi ASI adalah Woolwich massage dan konsumsi sayur katuk. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan pengaruh Woolwich massage dan sayur katuk terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre-test post-test two group design. Sampel berjumlah 38 ibu nifas dengan produksi ASI kurang, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 19 responden Woolwich massage dan 19 responden sayur katuk. Intervensi dilakukan selama tujuh hari, kemudian produksi ASI diukur menggunakan alat pumping. Analisis data menggunakan uji paired t-test, Wilcoxon, serta independent t-test/Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan produksi ASI yang signifikan pada kedua kelompok. Rata-rata produksi ASI pada kelompok Woolwich massage meningkat dari 125,53 ml menjadi 780,53 ml (p=0,000), sedangkan pada kelompok sayur katuk meningkat dari 126,32 ml menjadi 755 ml (p=0,000). Hasil uji perbandingan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kedua intervensi (p=0,000), dengan Woolwich massage lebih efektif dibandingkan sayur katuk dalam meningkatkan produksi ASI. Kesimpulan penelitian ini adalah Woolwich massage lebih berpengaruh dibandingkan konsumsi sayur katuk terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas. Disarankan agar ibu nifas rutin melakukan Woolwich massage pada minggu pertama pascapersalinan serta tetap mengonsumsi sayur katuk sebagai pendukung nutrisi, sementara bidan dapat memberikan edukasi dan pendampingan terkait teknik pijat ini sebagai upaya optimalisasi pemberian ASI eksklusif.