Adanya lembaga pendidikan islam, dalam hal ini SMA Muhammadiyah 10Surabaya, yang telah menerapkan Single Sex Education sebagai salah satu caradalam membentuk karakter siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pembentukan karakter siswa di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya,untuk mengetahui implementasi Single Sex Education dalam pembentukankarakter siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, dan untukmengetahui kekurangan dan kelebihan implementasi Single SexEducation.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahamifenomena tentang apa yang dialami oleh Subjek penelitian. Hasil penelitian tentang Implementasi Single Sex Education dalamPembentukan Karakter Siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya,menunjukkanbahwa 1. Pembentukan Karakter di SMA Muhammadiyah 10Surabaya dibentuk melalui berbagai strategi dan berbagai program:Pengembangandiri terdiri dari: Kegiatan Rutin, Kegiatan Spontan, dan Keteladanan,Pengintegrasian dalam mata pelajaran, Budaya Sekolah yang terdiri dari:Pengelompokan kelas melalui single sex, dan Ekstrakulikuler. 2. Implementasisingle sex dalam pembentukan karakter siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah10 Surabaya telah diterapkan sejak tahun ajaran 2017/2018 yakni memisahkankelas antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Hasil dari implementasitersebut terbentuk karakter dominan, yaitu karakter religius dan mandiri, karaktercukup dominan yaitu karakter jujur, disiplin, peduli lingkungan, peduli sosial dankarakter kurang dominan yaitu karakter cinta tanah air. 3.Kelebihan daripengelolaan kelas melalui single sex dalam pembentukan karakter, terbentukkarakter religius di dalam kehidupan sehari-hari siswa dimana siswa memilikibatasan dalam bergaul dengan lawan jenisnya, menghindari perbuatan zina, siswitidak menyerupai laki-laki dan sebaliknya siswa tidak menyerupai perempuan.Serta siswa menjadi mandiri karena tidak menggantungkan dirinya pada teman.Kekurangan dari pengelolaan kelas melalui single sex, yakni siswa laki-lakimaupun siswa perempuan sudah terbiasa sehari-hari dengan sesama jenis,sehingga berpeluang timbul sikap canggung atau kaku saat tampil di depan lawanjenis, butuh lebih banyak lagi penambahan sarana dan prasarana dan tenagapendidik, mengingat siswa siswi yang kelasnya dipisah dan menjadi dua kali lipat. Kata Kunci: Single Sex Education, Pembentukan Karakter, Religius.