Prakoso, Tjahyo Adji
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INDUSTRIALISASI BERBASIS SYARIAH BAGI MASYARAKAT PERKOTAAN (STUDI PERUSAHAAN AIR KHAIRA DI YOGYAKARTA) Prakoso, Tjahyo Adji
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.746 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39814

Abstract

Urban communities, have needs that can be said to be all-round, such as clothing, food and shelter needs, including water needs, almost all the needs of living things are inseparable from water, including for urban communities. On the other hand, this is an opportunity for industrialization commodities, such as drinking water industry, this research is focused on the company drinking water industry in Yogyakarta, the KHAIRA company which has the concept of sharia-based industrialization which is realized in the vision of "Sustainability growing companies to serve the deen of Allah", this research examines theoretically and practically between company visions with the response of the social reality of the surrounding community and examine the idea of sharia-based industrialization, which is an urban economy that leads to industrialization. This research method uses qualitative methods with type of natural observation by conducting comprehensive observations on a particular setting without the slightest change, by conducting interviews. The theoretical framework used is the reflexive modernity theory of Ulrich Beck. The results of this study are that the public does not know that KHAIRA is a Sharia-based industrial company and the company itself does not yet have a community service program. Keywords: Khaira, Sharia, Social society. AbstrakMasyarakat perkotaan, memiliki kebutuhan yang bisa dikatakan serba ada, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan, termasuk kebutuhan air, hampir semua kebutuhan makhluk hidup tidak terlepas dari air, termasuk bagi masyarakat perkotaan. Disisi lain, hal ini menjadi peluang komoditas industrialisasi, seperti industri air minum. Penelitian ini terfokus kepada industri air minum perusahaan di Yogyakarta, yaitu perusahaan KHAIRA yang memilki konsep industrialisasi berbasis syariah yang diwujudkan dalam visi “Sustainability growing companies to serve the deen of Allah”. Peneltian ini menguji secara teoritis dan praktis antara visi perusahaan dengan respon realita sosial masyarakat sekitar dan mengkaji gagasan industrialisasi berbasis syariah sebagai urban ekonomi yang menuju industrialisasi. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis pengamatan alami (Natural Observation) yang dilakukan dengan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa mengubahnya, dengan tujuan mengamati dan memahami perilaku manusia atau selain manusia dalam situasi tertentu, salah satunya dengan melakukan wawancara. Kerangka Teori yang digunakan ialah teori modernitas refleksif dari Ulrich Beck  dan teori Islam, yakni Kaidah Fikih. Adapun Hasil Penelitian ini yakni bahwa masyarakat tidak mengetahui bahwa KHAIRA adalah perusahaan Industri yang berbasis Syariah dan bagi perusahaan sendiri belum mempunyai program pelayanan masyarakat. Kata kunci : Khaira, Sosial Masyarakat, Syariah.
Seputar Antropologi Agama; Pandangan Tentang Islamologi Aplikatif Muhammad Arkoun Prakoso, Tjahyo Adji
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v5i2.19810

Abstract

Abstract;Islam has various dimensions, one of the dimensions in the Islamic religion is the anthropological dimension. This dimension is the main point of development of Islam in society and is carried out through patterns that are interrelated and cause and effect, namely doctrinal patterns and discursive patterns. In an applied context, the study of Islamic Anthropology forms a religious identity that guarantees the continued function and role of religion for its adherents. On the other hand, in a discursive context, Islamic studies form a religious rationality that guarantees the construction of arguments on the substance, function and role of religion for society. For Arkoun, the problem of West and East is a problem of methodology and epistemology. Therefore, to build contemporary Islamic reasoning, Arkoun invites cooperation between West and East, in an applied form. This research also uses a conceptual approach that includes: Anthropology and Applicative Islamology. The conclusion is that applicable Islamology is the result of Arkoun's thinking about the shortcomings in classical Islamic scholarship contained in the occasional discourse (discourse or way of Western Islamology towards Islam), a discourse that tries to understand Islam rationally, but is less critical. Or another term that is more general but less liked by Arkoun is orientalism.Keywords:Abdul Qadir al-Jailani; Modernity; Moral Interpretation. Abstrak;Islam memiliki ragam dimensi, salah satu dimensi yang ada di dalam agama Islam adalah dimensi antropologi. Dimensi ini menjadi titik utama pengembangan Islam di masyarakat dan dilakukan melalui pola yang saling terkait dan menimbulkan sebab-akibat, yaitu pola doktrinasi dan pola diskursif. Dalam konteks aplikatif, studi Antoropologi Islam membentuk identitas keagamaan yang menjamin keberlangsungan fungsi, dan peran agama bagi penganutnya. Sebaliknya dalam konteks diskursif, studi Islam membentuk rasionalitas keagamaan yang menjamin tegaknya konstruksi argumentasi subtansi, fungsi dan peran agama bagi masyarakat. Permasalahan Barat dan Timur ini bagi Arkoun adalah permasalahan metodologi dan epistemologi. Oleh karena itu, untuk membangun nalar Islam kontemporer Arkoun mengajak kerjasama antara Barat dan Timur, dalam bentuk aplikatif. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan konsep yang mencakup: Antropologi dan Islamologi Aplikatif. Kesimpulannya adalah Islamologi aplikatif adalah hasil pemikiran Arkoun atas kekurangan-kekurangan di dalam keilmuan-keilmuan Islam klasik yang termuat dalam discours occidental (wacana atau cara Islamologi Barat terhadap Islam), sebuah wacana yang mencoba memahami Islam secara rasional, namun kurang kritis. Atau istilah lain yang lebih umum namun kurang disukai oleh Arkoun adalah orientalisme.Kata Kunci:   Abdul Qadir al-Jailani; Modernitas; Tasawuf Akhlaqi.