Generasi muda merupakan tulang punggung Gereja, bangsa dan negara. Eksisnya Gereja akan ditentukan oleh generasi mudanya. Begitu juga dengan pelayanan pastoral Gereja Katolik yang membutuhkan orang muda untuk menjadi guru agama dan katekis. Guru agama Katolik berperan penting dalam pewartaan iman Katolik melalui kesaksian hidup, pendidikan dan pengajaran. Kurangnya orang muda untuk menjadi guru agama dan katekis menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi orang muda Katolik terhadap guru agama dan katekis. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Atas Yoanes XXIII Merauke dan SMA Yos Sudarso Merauke. Responden berjumlah 214 orang kelas X sampai XII, terdiri dari 145 siswa SMA Yoanes XXIII dan 69 siswa SMA Yos Sudarso. Pengambilan data dengan metode angket, yaitu angket persepsi terhadap guru agama Katolik dengan nilai reliabilitas Internal Consistency Alfa Cronbach ri = 0,429, dan angket katekis dengan nilai ri = 0,528. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil perhitungan menunjukkan subjek umumnya berada pada kategori rata-rata untuk hasil pengukuran angket katekis dan guru agama. Hal ini berarti sebagian besar responden kurang berminat menjadi guru agama dan katekis. Namun ada cukup banyak responden yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi, yaitu 63 orang pada angket guru agama dan 60 orang pada angket katekis. Hal ini mengindikasikan mereka memiliki kecendrungan untuk berminat menjadi guru agama dan katekis. Dari hasil penelitian ini perlu adanya pembinaan pada generasi muda dengan perencanaan strategis agar tersedianya kader untuk berkarya di Gereja dan pemerintahan.