This Author published in this journals
All Journal Society
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS BUDAYA LOKAL DI DUSUN PEJAM KABUPATEN BANGKA: Tim Jarlit Kebudayaan Bappeda Prov.Kep.Bangka Belitung Cholillah, Jamilah
Society Vol 5 No 1 (2017): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v5i1.19

Abstract

Forests have an important and substantial significance for the survival of the Lom. Without the forest, Orang Lom can not guarantee his life well and prosperous. Prosperous here has two important meanings, namely the outer welfare that is; They live and work together with the forest, part of the forest, by cultivating, gardening, farming, and taking the raw materials to support life such as wood, rattan, honey, medicine and water supply as well as fruits, Fruits. In the context of the soul, the forest is a guarantee of spiritual welfare for the realm of belief that we call the natural theology of the Lom. The forest is the home of life, and also a place of freedom and sacred worship.
Orang Lom: Masalah Sosial dan Ancaman Kearifan Lokal dalam Tinjauan Sosiologi Cholillah, Jamilah
Society Vol 3 No 2 (2015): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v3i2.49

Abstract

Social issues and local wisdom of Orang Lom People in Air Abik a contrasting duality. On the one side local knowledge continue to be maintained and preserved even exploited for the benefit of generations, but on the other side, the local wisdom, leaving only sadness being trapped on social issues such as local institutional stagnation and conflict prolonged tenure. The contrasting sides led to the existence of indigenous communities Lom People weakened and started moving towards industrialization resulted in waning social memory and the passage of the process of social exclusion.
Pergeseran Modal Sosial dalam Pelaksanaan Upacara Adat Mandi Belimau Di Dusun Limbung Desa Jada Bahrin Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka Herdiyanti, Herdiyanti; Cholillah, Jamilah
Society Vol 5 No 2 (2017): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v5i2.51

Abstract

Praktik upacara adat mandi belimau merupakan salah satu ritual adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Dusun Limbung menjelang bulan puasa ramadhan. Ada kekhasan yang muncul dari praktik upacara adat ini yaitu partisipasi masyarakat dalam memeriahkan kegiatan ritual adat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang pergeseran modal sosial dalam pelaksanaan upacara adat mandi belimau di Dusun Limbung, Desa Jada Bahrin Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka yang saat ini diahlikan pelaksanaanya di Desa Kimak. Teori yang digunakan untuk menganalisis dinamika dalam pelaksanaan upacara adat mandi belimau yaitu teori modal sosial Fukuyama. Adapun metode penelitian adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi terlibat, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan upacara adat mandi belimau dapat menyatukan elemen-elemen masyarakat dalam memeriahkan kegiatan. Upacara adat disinyalir menjadi modal sosial masyarakat dalam menciptakan keharmonisan sosial. Namun, upacara adat ini mengalami pergeseran terkait dengan pelaksanaan upacara atau ritual mandi belimau yang ada di Dusun Limbung, Desa Jada. Kondisi ini disebabkan beberapa factor salah satu diantaranya yakni perubahan pola pikir masyarakat yang semakin berkembang dan realistis terhadap pelaksanaan upacara adat mandi belimau.Pola pikir ini menyebabkan modal sosial masyarakat mengalami pergeseran sehingga ritual upacara adat mandi belimau diahlikan di Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Dinamika pergeseran modal sosial ini memunculkan beberapa respon dari masyarakat umum yang dirasakan sangat subjektif.