Penelitian ini bertujuan mengekstraksi minyak akar wangi dengan metode ekstraksi alternatif, yaitu ekstraksi ultrasonik dan ekstraksi soxhletasi. Kinerja kedua metode ekstraksi tersebut dibandingkan berdasarkan pengaruh kondisi operasi ekstraksi terhadap yield dan parameter mutu minyak akar wangi yang dihasilkan. Mutu minyak akar wangi ditentukan dan dibandingkan dengan SNI 06-2386-2006. Parameter mutu yang ditentukan berupa warna,bau, bobot jenis, indeks bias, dan kelarutan dalam etanol 95%. Sedangkan komposisi senyawa dalam minyak akar wangi diidentifikasi dengan metode GC-MS (Gas Chromatography–Mass Spectrometry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi ultrasonik memiliki kinerja lebih efektif dibandingkan ekstraksi soxhletasi. Ekstraksi ultrasonik dan soxhletasi memberikan yield minyak masing-masing sebesar 3,98±0,58% dan 3,95±0,81 %. Dengan memberikan yield yang sama, ekstraksi ultrasonik dilakukan dalam waktu 3/10 kali lebih singkat dan konsumsi pelarut 2/3 kali lebih hemat dibandingkan dengan ekstraksi soxhletasi. Dalam hal mutu, minyak akar wangi dari ekstraksi ultrasonik telah memenuhi standar mutu menurut SNI 06-2386-2006 berdasarkan parameter pengujian. Hasil GC-MS menunjukkan minyak akar wangi hasil ekstraksi ultrasonik tersusun dari senyawa-senyawa utama berupa asam khusenat (36,40%), zierone (13,89%), nootkatone (1,92%), γ-selinene (1,57%), α-vetivone (1,43%), solongifolene (1,32%), δ-cadinene (0,86%), dan khusimene (0,64%).