Andika, Gusti Aditya
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Improvement of Sand Tailing Fertility Derived from Post Tin Mining Using Leguminous Crop Applied by Compost and Mineral Soil Budianta, Dedik; Gofar, Nuni; Andika, Gusti Aditya
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol. 18 No. 3: September 2013
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2013.v18i3.217-223

Abstract

The research was aimed to study the potency of two leguminous cover crops in enhancing tailing fertility of post tin mining with and without addition of mineral soil  and compost. This pot experiment was carried out in Greenhouse of Soil Science Department, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University from November 2011 until March 2012. Design experiment used was a Completly Randomized Design (CRD) factorial with two factors. The first factor was type of cover corps which were Centrosema pubescens and Pueraria javanica. The second factor was plant media composition which were 100% sand tailing, 60% sand tailing + 40%  mineral soil, and  95% sand tailing + 5% compost. The result showed that N content on sand tailing after harvesting applied by compost and mineral soil was not significant by difference. Meanwhile, P content on sand tailing applied by compost was higher than mineral soil application and/or control (100% sand tailing).Keywords: Compost, legominous crop, N and P nutrients, sand tailing [How to Cite: Budianta D, N Gofar and GA Andika. 2013. Improvement of Sand Tailing Fertility Derived from Post Tin Mining Using Leguminous Crop Applied by Compost and Mineral Soil. JTrop Soils 18 (3): 217-223. Doi: 10.5400/jts.2013.18.3.217][Permalink/DOI: www.dx.doi.org/10.5400/jts.2013.18.3.93]REFERENCESAng LH. 2002. Problems and Prospecs of Afforestration on Sandy Tin Tailings in Peninsular Malaysia. J Trop Forest Sci 1: 87-105Budianta D, U Harun and R Santi. 2010. Perbaikan Sandy Tailing Asal Lahan Pasca Penambangan Timah dengan Kompos untuk Pertumbuhan Nilam. Prosiding Seminar Nasional, Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia: 235-255, Jambi (in Indonesian).Djunaedi EK and F Djabar. 2003. Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral di Daerah Bukit Sunur, Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 (in Indonesian).Hakim N, MY Nyakpa, AM Lubis, SG Nugroho, MR. Saul, M A  Diha, G B  Hong and H H  Bailey. 1986. Dasar–Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung (in Indonesian).Juhaeti N, N Hidayati, F Syarif and S Hidayat. 2009. Uji potensi tumbuhan akumulator merkuri untuk fitoremediasi lingkungan tercemar akibat kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor. Berita Biologi 9: 529-538 (in Indonesian).Kasno A. 2009. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia. Balai Penelitian Tanah, Bogor (in Indonesian).Mokhtaruddin A M and M Norhayati. 1995. Modification of Soil Structure of Sand Tailings: I. Preliminary Study on the Effect of Organic Amandment and Iron on Soil Aggregation. Pertanka J Trop Agric Sci 18: 85-88.Mustikarini E D, T Lestari, U Widyastuti and Suharsono. 2010. Konsentrasi Pb, Cu, dan Sn pada buah aksesi nenas lokal Bangka yang dibudidayakan di lahan pasca penambangan timah Bangka. Prosiding Seminar Naional, Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia: pp. 293-301, Jambi (in Indonesian).Purwantari ND. 2007. Reklamasi area tailing di pertambangan dengan tanaman pakan ternak, mungkinkah?. Wartazoa  17: 101-108 (in Indonesian).Pusat Penelitian Tanah.  1983. Term of Refernce Type-A Proyek Penelitian Pertanian menunjang Transmigrasi (P3MT). Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor (in Indonesian). Rahyunah W. 2011. Pengaruh pemberian kompos untuk tanaman caisim (Brassica juncea L.) sebagai rotasi tanaman setelah padi pada sistem pertanian terapung di lahan rawa lebak. Skripsi pada Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya, Indralaya (unpublihed, in Indonesian).Risza R. 1995. Budidaya Kelapa Sawit. AAK. Kanisius. Yogyakarta (in Indonesian).Saptiningsih E. 2007. Peningkatan produktivitas tanah pasir untuk pertumbuhan tanaman kedelai dengan inokulasi mikorhiza dan rhizobium. BIOMA 9: 58–61 (in Indonesian).Setyorini D and RW Ladiyani. 2005. Cara Cepat Menguji Status Hara dan Kemasaman Tanah. Balai Penelitian Tanah. Bogor (in Indonesian).Sinar Tani. 2008. Teknologi Pencetakan Sawah Dan Pengelolaan Sawah Pada Lahan Tambang Timah. Available at http://www.sinartani.com/iptek/teknologi-pencetakan-sawah-dan-pengelolaan-sawah-pada-lahan-tambang-timah-1274070248.htm (diakses tanggal 25-4-2011) (in Indonesian).Sitorus SRP and LN Badri. 2008. Karakteristik tanah dan vegetasi lahan terdegradasi pasca penambangan timah serta teknik rehabilitasi untuk keperluan revegetasi. Prosiding Semiloka Nasional Strategi Penanggulangan Krisis Sumber Daya Lahan Untuk Ketahanan Pangan dan Energi, pp. 140-150 (in Indonesian).Sitorus SRP, E Kusumastuti and  N Badri. 2005. Karakteristik dan teknik rehabilitasi lahan pasca penambangan timah di pulau Bangka dan Singkep. J Tanah dan Iklim 27: 57-73 (in Indonesian)Sopian  A. 2009. Respon tanaman karet pada lahan pasca tambang batubara terhadap bahan amelioran berupa pupuk NPK dan kapur dolomit. J Agrifor 7(1): 1-7 (in Indonesian).Sudaryono. 2009. Tingkat kesuburan tanah ultisol pada lahan pertambangan batubara Sangatta, Kalimantan Timur. J Teknik Lingkungan 10: 337- 346 (in Indonesian).Suwandi. 2009. Menakar kebutuhan hara tanaman dalam pengembangan inovasi budidaya sayuran berkelanjutan. Pengembang Inovasi Pert 2: 131-147 (in Indonesian).Syarif F, N Hidayati and T Juhaeti. 2009. Tumbuhan Berdaun Lebar Berpotensi Akumulator. Tumbuhan Akumulator untuk Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Merkuri dan Sianida Penambangan Emas. LIPI press, Jakarta (in Indonesian).Yani M. 2005. Reklamasi lahan bekas pertambangan dengan penanaman jarak pagar (Jatropha  curcas Linn). Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi. LPPM – IPB, Bogor (in Indonesian).Ye ZH, WS Shu, ZQ Zhang, CY Lan and MH Wong. 2002. Evaluation of Major Constraint to Revegatation of Lead/Zinc Mine Tailings Using Bioassay Techniques. Chemosphere 47: 1103-1111. 
Apakah Wilayah yang Penyerapan Tenaga Kerjanya Ditopang oleh Sektor Pertanian Memiliki Tingkat Ketahanan Pangan yang Lebih Kuat? Andika, Gusti Aditya
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 11, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v11i2.17822

Abstract

The agricultural sector as a buffer for food supply also contributes the largest workforce in Indonesia. However, low income and high poverty in farming households have raised questions regarding the condition of food security in areas where most of majority of the population are farmers. To examine this, the research uses the variable percentage of farmers per total worker from BPS and the Food Security Index (IKP) score from the National Food Agency in 416 districts in Indonesia from 2020 to 2022. Through Generalized Least Square (GLS) estimation, a significant negative correlation was found between the percentage of farmers and the IKP score. Every percentage increase in the number of farmers by 1% will be accompanied by a decrease in the IKP score of 0.107 points under ceteris paribus conditions. In short, the research results show that districts with a greater percentage of farmers and poor people from the agricultural sector, higher wages for agricultural labor and less rice production, will have lower level of food security. On the other hand, districts with high GRDP, large populations, higher rice consumption costs, lower meat consumption costs, and many poor people targeted by the Non-Cash Food Assistance program will have a higher level of food security. In relation to this matter, poverty reduction measures in districts where most of the workforce comes from the agricultural sector need to be accelerated to increase food security.