Baa, La Ode
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KUALITAS TELUR PINDANG DENGAN PENAMBAHAN TANAMAN SUMBER TANIN YANG BERBEDA : STUDI KEPUSTAKAAN Mariati, Mariati; Baa, La Ode; Baco, Abdu Rahman
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.241 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v7i2.25171

Abstract

ABSTRACTThis review aimed to examine the effect of using different types of plants as sources of tannins on the quality of boiled eggs produced. The quality of boiled eggs can be improved by adding plants that contain tannins. The use of 60% guava leaf powder can reduce the water content up to 7.22% and increase the protein content up to 12.25%. The addition of plant sources of tannins in boiled eggs can give the egg a greenish-white color, slightly brown, brown to very brown. Boiled eggs have a different aroma according to the type of plant used. Boiled eggs with the addition of plants containing tannins have a taste varying from unpleasant, slightly astringent, and very astringent. As for the texture of this boiled egg, it is slightly chewy to chewy with a preference level of slightly like to like based on the selected treatment. Differences in the quality of boiled eggs are influenced by the type of plant source of tannins, concentration, and boiling time used.Keywords : Boiled eggs, tannin.  ABSTRAKReview ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan jenis tanaman sumber tanin yang berbeda terhadap kualitas telur pindang yang dihasilkan. Kualitas telur pindang dapat diperbaiki dengan menambahkan tanaman yang mengandung tanin. Penggunaan bubuk daun jambu biji 60 % dapat menurunkan kadar air hingga 7,22 % dan meningkatkan kadar protein hingga mencapai 12,25 %. Penambahan tanaman sumber tanin pada telur pindang dapat memberikan warna telur putih kehijauan, agak coklat, coklat hingga sangat coklat. Telur pindang memiliki aroma yang berbeda sesuai dengan jenis tanaman yang digunakan. Telur pindang dengan penambahan tanaman yang mengandung tanin memiliki rasa tidak sepat, agak sepat hingga sangat sepat. Sedangkan untuk tekstur dari telur pindang ini ialah agak kenyal hingga kenyal dengan tingkat kesukaan agak suka hingga suka berdasarkan perlakuan terpilih. Perbedaan kualitas telur pindang sesuai dengan jenis tanaman sumber tanin, konsentrasi dan lama perebusan yang digunakan.Kata kunci : Telur pindang, Tanin. 
Prevalensi Kecacingan Pada Sapi Akseptor Upaya Khsusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) Di Kabupaten Muna. Saju, La; Baa, La Ode; Aku, Achmad Selamet
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol 3, No 4 (2021): JIPHO (JURNAL ILMIAH PETERNAKAN HALU OLEO)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v3i4.21110

Abstract

Helminthiasis merupakan penyakit pada hewan yang disebabkan oleh berbagai jeniscacing, baik dari kelas trematoda, nematoda, maupun cestoda yang sangat merugikan karena dapatmenyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan, penurunan berat badan, mengganggu statuskesehatan secara umum sehingga mudah terinfeksi penyakit lain dan dapat menimbulkan kematianbahkan bersifat zoonosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi cacing pada sapiakseptor upsus siwab di Kabupaten Muna.Pengambilan sampel dengan menggunakan metodePurposive Sampling.Variabel yang diamati yaitu jenis telur cacing, dari hasil pengamatan diLaboratorium Unit Fisiologi, Reproduksi, dan Kesehtan Ternak, dengan menggunakan metode natifdibawah mikroskop dengan pembesaran 100x.Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi cacingpada sapi disemua wilayah penelitian terinfeksi cacing dengan 15 jenis spesies cacing. Tingkatkejadian cacing tertinggi terdapat pada wilayah Kecamatan Napabalano sebesar 66,67% dengan 12jenis spesies cacing, tingkat kejadian terendah terdapat diwilayah Kecamatan Watopute sebesar13,33% dengan 3 jenis spesies cacing. Berdasarkan tingkat kehadiran spesies cacing, menunjukanspesies cacing Ascaris vitulorum dengan tingkat kehadiran tertinggi yaitu 16,30% sedangkan spesiescacing dengan tingkat kehadiran terendah yaitu Thelezia rodheesii 0,37%.