Dwipawati, Ni Made Gunarsih
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KETERLIBATAN PEKERJA WANITA PADA INDUSTRI KERAJINAN SENI UKIR DAN LUKIS DI DESA SINGAKERTA, KECAMATAN UBUD, KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) Dwipawati, Ni Made Gunarsih; sutarjo, sutarjo; Astawa, Ida Bagus Made
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 3, No 3 (2015): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v3i3.20514

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Singakerta. Tujuan penelitian ini adalah, untuk: (1) mengetahui variasi tenaga kerja wanita pada industri kerajinan seni ukir dan lukis dilihat dari jenis pekerjaan di Desa Singakerta, (2) mengetahui curahan jam kerja pekerja wanita pada industri kerajinan seni ukir dan lukis dilihat dari sosial ekonomi di Desa Singakerta dan (3) mengetahui variasi sumbangan pendapatan pekerja wanita pada industri kerajinan seni ukir dan lukis di Desa Singakerta. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan pengambilan sampel secara “propotional random sampling”. Pengumpulan data primer dan sekunder menggunakan metode observasi, pencatatan dokumen dan kuesioner, yang selanjutnya dianalisis dengan rancangan penelitian deskriptif kualitatif, yang disertakan dengan angka-angka atau persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) variasi tenaga kerja wanita pada industri kerajinan seni ukir dan lukis, rata-rata umur pekerja wanita dari 16-65 tahun ke atas, dengan umur terbanyak adalah 21-25 tahun. Tingkat pendidikan pekerja wanita terbanyak adalah SMA/SMK. Sedangkan status/kedudukan terbanyak adalah pekerja tetap yang menerima upah harian, (2) tidak adanya variasi curahan jam kerja, antara 8-9 jam perhari. Curahan waktu kerja perminggu, 6-7 hari, dan lebih dari 3 minggu. (3) Sumbangan pendapatan pekerja wanita terlihat bervariasi, banjar dengan sumbangan pekerja seni terbanyak adalah Banjar Katiklantang sebesar 41,13%.