Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PUASA TERHADAP KEJADIAN CONTRAST-MEDIA INDUCED NEPHROPATHY (CIN) PADA PEMERIKSAAN CT-SCAN SETELAH PEMBERIAN KONTRAS INTRAVENA Ruhimat, Undang; Kuntara, Atta; Togatorop, Mariana Rosalinda
Majalah Kedokteran Bandung Vol 49, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.305 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v49n1.988

Abstract

Pasien puasa sebelum dilakukan prosedur CT-scan dengan kontras untuk mencegah aspirasi yang mungkin terjadi akibat efek samping kontras. Puasa menyebabkan gangguan hidrasi ditambah dengan risiko nefropati yang diinduksi kontras contrast-media induced nephropathy (CIN). Peningkatan kreatinin setelah pemeriksaan dapat memprediksi timbulnya nefropati akibat kontras. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh puasa terhadap kejadian CIN. Penelitian merupakan studi deskriptif analisis dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Subjek penelitian diambil melalui teknik consecutive random sampling pasien di Departemen Radiologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dari bulan April?September 2012. Sebanyak 28 pasien dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok yang mengalami peningkatan kreatinin setelah penyutikan kontras dalam 48?72 jam sebagai kelompok kasus dan kelompok yang tidak mengalami peningkatan kreatinin setelah penyuntikan kontras sebagai kelompok kontrol.Hasil penelitian menunjukkan, tidak terdapat perbedaan bermakna pada pasien puasa setelah dilakukan CT-scan dengan media kontras yang mengalami peningkatan kreatinin dan yang tidak mengalami peningkatan kreatinin (p=0,91). Terdapat hubungan usia dengan CIN pada pasien yang menjalani pemeriksaan CT dengan kontras intravena (p=0,008), dan tidak terdapat hubungan antara lama puasa dan CIN (p=0,967). Simpulan, tidak terdapat pengaruh kejadian CIN pada pasien yang menjalani pemeriksaan CT-scan dengan kontras intravena pada usia muda dan terdapat pengaruh pada usia lanjut. [MKB. 2016;49(1):55?60] Kata kunci: CT-scan, CIN, peningkatan kreatinin, puasa Effect of Fasting on the Contrast Media-Induced Nephropathy (CIN) Occurrence in CT Scan Examination after Intravenous Contrast Injection Fasting before contrast enhanced CT-scan procedure is applied to prevent aspiration that may occur as a side effect of intravenous contrast. Fasting causes hydration disruption with the risk of contrast-induced nephropathy (CIN). Increased creatinine immediately after examination using contrast can predict the incidence of contrast nephropathy. The research subject was taken through consecutive random sampling technique at Department of Radiology Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung from April?September 2012. This descriptive analysis study with case-control study design aimed to determine the effect of fasting on the occurrence of CIN. Subjects were recruited through consecutive random sampling technique. A total of 28 patients were divided into 2 groups: group experienced an increase in creatinine after contrast injection within 48?72 hours as the case group and the group that did not experience an increase in creatinine after intravenous contrast injection as the control group. Results showed no significant differences between fasting patients who experienced increased creatinine and who did not experience increased creatinine (p=0.910) after a CT scan with contrast medium There was a relationship between age and CIN in patients undergoing CT-scan with intravenous contrast (p=0.008) and there was no relationship between long fasting and CIN (p=0.967). It is concluded statistically that fasting in patients undergoing CT-scan with intravenous contrast at a young age does not affect the incidence of CIN; however, effect is seen in elderly patients. [MKB. 2016;49(1):55?60]Key words: CT scan, CIN, fasting, increased creatinine
Menentukan Umur Kucing Jantan dengan Menghitung Jumlah Tulang Carpal Menggunakan Teknik Radiografi Maghfira, Aulia; Kuntara, Atta; Rahmiati, Dwi Utari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.4.540

Abstract

Umur hewan adalah salah satu bagian penting dalam pengambilan data pasien. Memperkirakan umur seseorang pada manusia dilakukan dengan metode umur tulang (bone age) dengan cara menghitung tulang carpal menggunakan teknik radiografi. Metode umur tulang yang digunakan untuk memperkirakan umur pada manusia kemudian dilakukan pada kucing untuk melihat perubahan tulang carpal pada kucing dengan umur yang berbeda. Penelitian ini dilakukan menggunakan data radiografi pada kucing jantan dengan umur 11 hari (new born), empat bulan, enam bulan, dan lebih dari satu tahun. Seluruh sampel kucing diidentifikasi jumlah tulang carpal berdasarkan anatomi lengkap tulang carpal yang berjumlah delapan tulang melalui gambaran radiografi. Osifikasi tulang dimulai pada umur tiga sampai delapan minggu sehingga pada sampel kucing berumur 11 hari pertumbuhan tulang carpal belum terlihat, sementara pada kucing dengan umur empat bulan, enam bulan dan lebih dari satu tahun memiliki tulang carpal lengkap delapan tulang.
Korelasi antara Usia dan Derajat Osteoartritis Sendi Lutut Berdasarkan Sistem Klasifikasi Kellgren-Lawrence di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2019-2020 Sibarani, Jonathan J; Kuntara, Atta; Rasyid, Renaldi P H N
Journal of Medicine and Health Vol. 3 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jmh.v3i1.3218

Abstract

Osteoartritis adalah penyakit sendi yang paling sering mengakibatkan disabilitas padausia lanjut. Sendi lutut merupakan sendi dengan predileksi tersering untuk menderita osteoartritis.Penelitian ini bertujuan untuk meneliti korelasi antara usia dan derajat osteoartritis sendi lututprimer berdasarkan sistem klasifikasi Kellgren-Lawrence di Departemen Radiologi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2019-2020. Penelitian ini dilakukan dengan disain penelitianpotong lintang, metode analitis korelasi Spearman. Penelitian ini menggunakan foto rontgenpasien osteoartritis sendi lutut primer di Departemen Radiologi RSHS pada periode 1 Januari2019 – 29 Februari 2020 (n=67). Derajat osteoartritis sendi lutut dinilai oleh konsultan radiologiRSHS. Hasil penelitian menunjukkan osteoartritis sendi lutut primer paling sering ditemukanpada kelompok usia 55-59 tahun dengan jumlah pasien sebanyak 14 orang (20,9%) dan palingjarang ditemukan pada kelompok usia 40-44 tahun dengan jumlah pasien sebanyak 2 orang (3%).Osteoartritis sendi lutut derajat berat paling sering ditemukan pada kelompok usia 55-59 tahundan 60-64 tahun dengan jumlah pasien osteoartritis derajat berat pada masing-masing kelompokusia tersebut sebanyak 3 pasien (33,3%). Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,15 (p=0,224) sehingga tidak terdapat korelasi antara usia dan derajat osteoartritis sendi lututprimer. Simpulan penelitian, tidak terdapat korelasi antara usia dan derajat osteoartritis sendi lututprimer.Kata kunci: Kellgren-Lawrence; korelasi, osteoartritis sendi lutut primer; usia