Pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak, terutama dalam membentuk karakter dan kualitas hidup anak usia dini. Filsafat pendidikan anak usia dini menjadi dasar yang esensial dalam merumuskan tujuan dan strategi pendidikan. Penelitian ini bersifat kualitatif. Teknik yang digunakan dalam analisis penelitian ini menggunakan metode content analysis. Penelitian ini merupakan penelitian filsafat pendidikan dengan jenis penelitian pustaka. Artikel ini membahas tentang filsafat pendidikan anak usia dini dalam perspektif Ibnu Sina, seorang filsuf Islam yang terkenal di bidang kedokteran, namun juga memberikan kontribusi yang besar dalam pemikiran pendidikan Islam. Ibnu Sina memandang manusia sebagai makhluk yang terdiri dari jasad dan nafs. Oleh sebab itu, pendidikan harus mewujudkan keseimbangan dalam pengembangan antara fisik dan spiritual. Ibnu Sina menekankan begitu pentingnya pengembangan akal yang dilakukan melalui pendidikan moral dan afektif pada anak usia dini, serta pemilihan metode yang sesuai, seperti: mengajarkan pendidikan agama pada usia 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun dan memberikan pembelajaran dasar lainnya pada usia 6 (enam) sampai 14 (empat belas) tahun. Pendidikan yang seimbang antara jasmani dan rohani, melalui kegiatan seperti olah raga dan kesenian, adalah kunci dalam membentuk karakter anak usia dini. Ibnu Sina juga mengusulkan pendekatan pembelajaran yang melibatkan metode bercanda atau belajar sambil bermain untuk merangsang perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak usia dini. Dalam kurikulum pendidikan, Ibu Sina berpendapat bahwa guru harus menjadi teladan yang memiliki kompetensi pedagogik, moral, dan spiritual. Melalui pendekatan yang holistik ini, pandangan Ibnu Sina menawarkan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan pendidikan anak usia dini, terutama dalam konteks pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai agama dan karakter.