Promosi perilaku tidak merokok di institusi sekolah merupakan salah satu bentuk upaya promosi perilaku hidup sehat. Dampak kesehatan remaja dengan status perokok yaitu sering mengalami gangguan konsentrasi belajar. Mulyani (2015). Prevalensi perokok umur ≥15 tahun berdasarkan umur mulai merokok di Indonesia terjadi kecenderungan umur usia muda (5-14 tahun).Agar remaja bersemangat untuk berubah tanpa intervensi orang dewasa, dibutuhkan satu panduan promosi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model media edukasi dalam meningkatkan perilaku pencegahan merokok pada anak remaja berbasis keyakinan.Desain penelitian ini menggunakan Research and Development dengan model ADDIE. Subyek penelitian terdiri 30 responden uji coba dan 30 responden penelitian. Obyek yang diteliti adalah kualitas dan efektifitas media edukasi Tastarok.Pengambilan data dengan pemberian kuesioner dan check list, untuk mengukur aspek kelayakan materi dan rekayasa grafika. Hasil pengukuran yang diperoleh dari ahli materi, skor 60 (layak), ahli media, skor 25 (layak), fasilitator, skor 67 (layak). Hasil uji coba 1, diperoleh rerata skor 64,1 (cukup layak), hasil uji coba 2, diperoleh rerata skor 65.1 (cukup layak). Hasil validasi produk media edukasi Tastarok dinyatakan layak digunakan sebagai media promosi kesehatan. Hasil uji paired t-test didapatkan p=0.014, ada perbedaan yang signifikan antara rerata keyakinan dalam perilaku pencegahan merokok sebelum dan sesudah intervensi. Tenaga Promosi kesehatan Puskesmas, diharapkan mampu menggunakan media edukasi Tastarok dalam promosi kesehatan di sekolah.