Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Faktor Dominan Terhadap PHBS Rumah Tangga Menggunakan SVM dan SHAP Wilayah Puskesmas Tepusen, Temangung Ajipangestu, Drajad Bima; Ayuningtyas, Novia Dewi Putri; Maesaroh, Maesaroh; Manggala Putri, Arum Helmi; Subinarto, Subinarto; Fadhila, Ayu
Jurnal Sistem Informasi, Teknik Informatika dan Teknologi Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Sistem Informasi, Teknik Informatika dan Teknologi Pendidikan
Publisher : Utiliti Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan indikator penting dalam penilaian status kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat PHBS rumah tangga serta mengidentifikasi faktor dominan yang memengaruhinya di wilayah kerja Puskesmas Tepusen, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Data diperoleh dari survei rumah tangga tahun 2024 sebanyak 4.425 responden, dengan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh kader dan tenaga surveilans terlatih. Pengukuran mengacu pada 16 indikator PHBS terstandardisasi, yang telah divalidasi oleh Dinas Kesehatan, mencakup: persalinan oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan kehamilan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan balita, konsumsi gizi seimbang, penggunaan air bersih, kepemilikan jamban sehat, pengelolaan sampah, tidak merokok di dalam rumah, aktivitas fisik, mencuci tangan pakai sabun, menyikat gigi secara teratur, tidak mengonsumsi alkohol/narkoba, kepesertaan jaminan kesehatan, pemberantasan sarang nyamuk, serta konsumsi tablet tambah darah (TTD). Metode Support Vector Machine (SVM) digunakan untuk klasifikasi multikelas (Sehat Pratama, Madya, Utama, dan Paripurna), dengan skema pembagian data 80:20 dan validasi silang 5-fold untuk menghindari overfitting. Kernel linear menunjukkan akurasi tertinggi, sebesar 97,74%. Untuk mengevaluasi kontribusi setiap fitur terhadap hasil prediksi, digunakan metode interpretabilitas Shapley Additive Explanations (SHAP). Indikator “TIDAK_MEROKOK” memiliki nilai SHAP tertinggi (0.118313), diikuti “CEK_KESEHATAN” (0.037) dan “MINUM_TTD” (0.030). Hasil ini menunjukkan pentingnya intervensi berbasis data untuk pengendalian rokok, peningkatan layanan kesehatan preventif, dan pemenuhan gizi perempuan dalam meningkatkan status PHBS secara operasional.
Analisis Kesiapan Pelaksanaan Rekam Medis Elektronik dengan Metode Doctor’s Office Quality-Information Technology (DOQ-IT) di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalonga Bhayza, Elvetta Zenobia Putri; Subinarto, Subinarto
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol. 7 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrmik.v7i1.11269

Abstract

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan RME sesuai dengan ketentuan dalam peraturan tersebut paling lambat tanggal 31 Desember 2023. Analisis kesiapan diperlukan sebelum melaksanakan RME untuk mengetahui tingkat kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan terkait. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan pelaksanaan RME dengan metode doctor’s office quality-information technology (DOQ-IT) pada aspek sumber daya manusia (SDM), budaya kerja organisasi, tata kelola kepemimpinan, dan infrastruktur teknologi informasi. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan menggunakan Google Form. Sampel yang digunakan merupakan petugas RSUD Kajen yang akan mengoperasikan RME. Kesiapan pelaksanaan RME di RSUD Kajen memperoleh nilai 91,44 dengan rata-rata 3,2. Nilai tersebut berarti RSUD Kajen cukup siap dalam melaksanakan RME. RSUD Kajen sebaiknya menyusun kebijakan terkait reward, anggaran untuk peningkatan kapasitas PPA dan pemeliharan infrastruktur teknologi informasi, serta dilakukan identifikasi SDM agar kesiapannya lebih maksimal.
Mixed-methods assessment of electronic medical record implementation and its effects on medical record work units in hospital Windari, Adhani; Retnowati, Retnowati; Subinarto, Subinarto; Sugiarto, Puput
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol. 13 No. 3 (2025): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1164600

Abstract

The Regulation of the Minister of Health Number 24 of 2022 mandates that all healthcare facilities in Indonesia implement Electronic Medical Records (EMR) to improve the quality and efficiency of health services. In response to this policy, this study utilized a cross-sectional mixed-methods approach to evaluate the implementation of EMR and its impact on medical record work units in a regional hospital. A total of 26 EMR users, consisting of medical record officers and relevant health workers, were selected through total sampling to provide both quantitative and qualitative data. The evaluation framework integrates the End User Computing Satisfaction (EUCS) and Technology Acceptance Model (TAM) to assess system quality, information quality, user satisfaction, and intention to continue using EMR. Quantitative findings demonstrate that information quality and system quality have strong and statistically significant relationships with intention to use EMR (p = 0.001), explaining 66.3% and 52.8% of the variance, respectively. Meanwhile, thematic analysis of qualitative data reveals that EMR enhances workflow efficiency, accelerates information retrieval, and strengthens service coordination across hospital units. However, challenges such as occasional system downtime, limited digital literacy among some users, and incomplete menu features still hinder optimal utilization. The integrated interpretation indicates that sustained user acceptance relies on the alignment between perceived usefulness and reliable system performance. This study underscores the need for continuous system refinement, structured and ongoing training, and adequate resource support to ensure EMR implementation contributes effectively to hospital service quality and digital health transformation in Indonesia.