Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DETECTION OF POWDERY MILDEW RESISTANCE GENE IN MELON CULTIVAR MELONI BASED ON SCAR MARKERS Ishak, Muhammad Alif; Daryono, Budi Setiadi
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 12, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.98 KB) | DOI: 10.15294/biosaintifika.v12i1.22198

Abstract

Powdery mildew is one of the diseases caused by fungal infections that can reduce the production of melon fruit worldwide including in Indonesia. A powdery mildew-resistant cultivar of melon is needed to increase melon yield crops. This study aimed to detect resistance gene linked to powdery mildew using a sequence characterized amplified region (SCAR) markers. The melon cultivar Meloni was used in this study. SL-3, PI 371795, and Aramis cultivar were used to compare. Amplification of the marker was performed employing a pair of primers. The result showed that Meloni had a powdery mildew resistance gene by the presence of a DNA target band at 1058 base pair (bp). Based on this result, it could be concluded that Meloni was an excellent melon cultivar because of its ability to overcome the powdery mildew infections naturally. SCAR markers have been used for various purposes, especially to detect resistance genes to plant diseases. The present study had provided information for plant breeders about Meloni as the new melon cultivar that was genetically resistant against powdery mildew infections. Furthermore, Meloni could be proposed as an alternative to native Indonesian superior melon seeds.
Kestabilan Karakter Fenotip Melon (Cucumis melo L. ‘Sun Lady’) Hasil Budidaya di Dusun Jamusan, Prambanan, D.I. Yogyakarta Ishak, Muhammad Alif; Daryono, Budi Setiadi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.978 KB)

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) kini berkembang sebagai salah satu komoditas unggulan holtikultura di Indonesia. Permintaan konsumen terhadap buah melon diperkirakan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Namun terdapat kendala dari ketersediaan dan harga benih melon yang mahal karena umumnya diimpor dari luar negeri. Salah satunya adalah melon ‘Sun Lady’ yang berasal dari Taiwan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter dan kestabilan fenotip melon ‘Sun Lady’ yang ditanam di Dusun Jamusan, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Metode yang dilakukan meliputi pengolahan lahan, persemaian, penanaman, perawatan dan pemeliharaan tanaman serta pengambilan sampel buah dan karakteristik fenotip buah. Sampel diambil dari empat blok, tiap blok dipilih 12 tanaman. Karakter yang diamati terdiri dari karakter kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan pada saat fase vegetatif tanaman berhenti (23-25 HST). Hasil data karakter kuantitatif dianalisis menggunakan pengujian ANOVA melalui software PKBSTAT 2.02 satu faktor pada taraf signifikansi α = 0,05 dan α = 0,01. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa karakter fenotip secara kualitatif berbeda dengan melon ‘Sun Lady’ hasil penelitian sebelumnya yaitu warna kelopak bunga Yellow Green RHS 145 A, warna kepala putik Yellow RHS 6 A, warna batang Green RHS 139 C, warna daging buah Light Yellow Orange RHS 23 C, warna biji Dark Orange Yellow RHS 20 B dan warna kulit buah Light Yellow RHS 8 C serta memiliki rata-rata berat buah yang lebih besar yaitu 991,87 gr. Analisis sidik ragam pada taraf signifikansi α = 0,05 dan α = 0,01 menunjukan bahwa buah melon ‘Sun Lady’ memiliki karakter fenotip yang unggul, seragam dan stabil walaupun ditanam pada waktu dan lokasi berbeda, sehingga dapat dijadikan pembanding dalam pengembangan benih unggul melon dalam negeri.