Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Kafaah Adat Jawa Arifin, Bustanul; Fatayati, Sun
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 2 No. 1 (2019): Legitima: Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v2i1.1125

Abstract

Keluarga sakinah merupakan tujuan utama pernikahan, karena itu sejak awal diupayakan melalui berbagai cara, dimulai sebelum pelaksanaan akad nikah sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa keluarga sakinah dapat terwujud apabila antra kedua belah pihak mempunyai kesesuaian keadaan fisik, kepemilikan harta, kekerabatan yang baik dan keberagamaan yang sesuai. Hal seperti itu disebut kafaah, bahwa kafaah dalam pernikahan merupakan faktor yang dapat mendorong terciptanya kebahagiaan suami istri agar terhindar dari kegoncangan rumah tangga. Adat Jawa mengenalkan sistim kafaah berkelanjutan, apabila pada masa pranikah belum tercipta kesesuaian strata kekufuan antara kedua belah pihak diupayakan acara atau pesta yang didalamnya mengajarkan agar tidak putus asa karena kesetaraan itu dapat diupayakan kapan saja melalui usaha yang sungguh-sungguh. Acara menuju kesetaraan tersebut dilakukan melalui ajaran adi luhung pada saat temu manten, yaitu waktu pertama kali suami istri bersama-sama menggunakan pakai kebesaran melakukan upacara gantalan, bobot timbang, kacar-kucur dan sungkeman di tengah masyarakat.
Reposisi Pancasila dari Norm Menjadi Values sebagai Integrasi Pancasila dan Islam Fatayati, Sun; Mahardika, Ahmad Gelora
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 32 No. 1 (2021): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v32i1.1404

Abstract

Pancasila and Islam are two ideologies that are often seen as different. This can be seen from the history of the Indonesian state administration where it is recorded that Pancasila was used as a tool for the Government to dissolve organizations and parties with Islamic nuances, namely Masyumi and HTI. The contradiction was caused by the Government placing Pancasila as part of legal norms, not values. Even though the consequence of placing Pancasila as a legal norm should be that there should also be an agency authorized to conduct trials. However, unlike other legal norms, there is no single institution that has the authority to test Pancasila. In addition, according to experts, Pancasila is a building of values which is the way of life of the Indonesian people. The research method in this article is normative juridical. The result states that Pancasila should be positioned as a value, not as a legal norm.
Reposisi Pancasila dari Norm Menjadi Values sebagai Integrasi Pancasila dan Islam Fatayati, Sun; Mahardika, Ahmad Gelora
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 32 No. 1 (2021): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v32i1.1404

Abstract

Pancasila and Islam are two ideologies that are often seen as different. This can be seen from the history of the Indonesian state administration where it is recorded that Pancasila was used as a tool for the Government to dissolve organizations and parties with Islamic nuances, namely Masyumi and HTI. The contradiction was caused by the Government placing Pancasila as part of legal norms, not values. Even though the consequence of placing Pancasila as a legal norm should be that there should also be an agency authorized to conduct trials. However, unlike other legal norms, there is no single institution that has the authority to test Pancasila. In addition, according to experts, Pancasila is a building of values which is the way of life of the Indonesian people. The research method in this article is normative juridical. The result states that Pancasila should be positioned as a value, not as a legal norm.