Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Melengkapi Pembacaan Lapik Arca Ganesa Berprasasti di Museum Penataran Blitar dengan Metode Fotogrametri Sambodo, Goenawan A
JANUS Vol 2 No 2 (2024): Edition 2
Publisher : Department of Archaeology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/janus.17771

Abstract

The square shaped-base of the Ganesa statue has an inscription that is thought to be a continuation of the Kinewu inscription found on the back stelae of the Ganesa statue. Both objects, the base and the Ganesa statue, are collections of the Museum Penataran Blitar. The Kinewu inscription has been read and translated, but part of the inscription on the square shaped-base of the statue has not been able to be read completely. Re-reading the Kinewu inscription including the inscription on the square-shaped base of the Ganesa statue was carried out using the photogrammetry method. The results of the photogrammetry are in the form of 3D modeling that allows better reading of inscriptions whose surfaces are relatively worn-out. This method shows that the square-shaped base of the statue has conformity with the Ganesa statue, thus they are considers as one object and need to be displayed altogether. === Lapik arca Ganesa memiliki prasasti yang diduga meripakan keberlanjutan dari prasasti Kinewu yang terdapat di bagian belakang sandaran (stelae) arca Ganesa. Kedua objek tersebut baik lapik arca maupun arca Ganesa merupakan koleksi Museum Penataran Blitar. Prasasti Kinewu telah dibaca dan diterjemahkan isinya, namun bagian dari prasasti pada lapik arca belum dapat dibaca secara lengkap. Pembacaan ulang prasasti Kinewu termasuk juga prasasti pada lapik arca Ganesa dilakukan dengan menggunakan metode fotogrametri. Hasil dari metode fotogrametri berupa pemodelan 3D yang memungkinkan pembacaan lebih baik terhadap prasasti yang permukaannya relatif aus. Metode ini menunjukkan bahwa lapik arca tersebut merupakan satu kesatuan dengan arca Ganesa, sehingga perlu ditampilkan dalam satu displai yang utuh.
Perekaman Tiga Dimensi (3D) Benda Hasil Budaya Menggunakan Telepon Pintar: Studi Kasus Arca Dewi Laksmi di Madiun Sambodo, Goenawan A
JANUS Vol 1 No 1 (2023): Edition 1
Publisher : Department of Archaeology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/janus.v1i1.6599

Abstract

Recently, public attention for the preservation of cultural heritage has increased. This is evidenced by the increasing number of heritage enthusiasts who are actively visiting archaeological sites. However, these communities are often unaware on how they can help to preserve the cultural heritage more effectively. This article offers a participatory activity that can be carried out by the community to help preservation effort, especially in the recording and documentation of cultural heritage, namely three-dimensional (3D) recording using a smartphone. The procedure proposed here is based on a case study in recording the Lakshmi statue from Madiun. It is proven to be able to produce clear, accurate, and easy-to-use 3D recordings. As well as being able to assist the authorities in documenting cultural heritage objects, the 3D record can be used for the reconstruction of objects that are no longer complete, developed into learning materials, and dissemination of cultural heritage information quickly and easily. In this way, the community will be able to establish closer cooperation with the authorities and other parties in preserving cultural heritage. === Kepedulian masyarakat terhadap pelestarian warisan budaya sekarang ini semakin besar. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya komunitas pemerhati warisan budaya yang secara aktif mendatangi situs-situs arkeologi. Namun, tidak jarang komunitas tersebut tidak tahu bagaimana mereka dapat membantu proses pelestarian warisan budaya secara lebih efektif. Artikel ini mencoba menawarkan salah satu kegiatan partisipasi yang dapat dilakukan komunitas, khususnya dalam perekaman dan dokumentasi warisan budaya. Dokumentasi yang dimaksud adalah perekaman tiga dimensi (3D) menggunakan telepon pintar. Proses perekaman dan pengolahan data berdasarkan pada studi kasus perekaman arca Dewi Laksmi dari Madiun. Hasil perekaman arca berupa arsip digital 3D yang jelas, akurat, dan mudah dimanfaatkan. Selain dapat membantu pihak berwenang untuk mendokumentasikan warisan budaya, rekaman yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk rekonstruksi benda yang sudah tidak lengkap, dikembangkan menjadi bahan pembelajaran, serta penyebaran informasi secara cepat dan mudah. Komunitas juga akan dapat menjalin kerjasama yang erat dengan pihak berwenang dalam pelestarian warisan budaya.
APPLICATION OF PHOTOGRAMMETRY TECHNIQUES IN RECONSTRUCTING THE CARVING ON STONE INSCRIPTIONS: PENGGUNAAN TEKNIK FOTOGRAMETRI DALAM REKONSTRUKSI PAHATAN PADA BATU PRASASTI Sambodo, Goenawan A; Suprapto, Yoyon K.; Yuniarno, Eko Mulyanto
Berkala Arkeologi Vol. 40 No. 2 (2020)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v40i2.597

Abstract

Abstract This research discusses and applies photogrammetry techniques to determine the depth of the script carvings on some worn-out stone inscriptions so images of scripts can be more readable. Inscriptions are the backbone of ancient Indonesian historical writings. Unfortunately the significance of many such ancient inscriptions can not yet be used optimally since many inscriptions are found in a state of having poor legibility, and this due both to natural as well as human factors. To this day, photogrammetry techniques have not been widely used by Indonesian researchers in order to help analyze existing cultural heritage objects, especially stone inscriptions. In addition to previous photogrammetric techniques reviews, this article also brings forward my experiment on the photogrammetric techniques, especially those directly related to the stone inscriptions. The reconstruction was not intended to interpret the meaning of the scripts, but rather to give epigraphists a new insight into other ways of clarifying worn-out scripts. Abstrak Penelitian ini membahas dan menguji teknik fotogrametri untuk mengetahui kedalaman pahatan pada batu prasasti sehingga rekonstruksi dapat dilakukan guna memperjelas bekas pahatan aksara yang ada. Diharapkan akan dapat memunculkan gambar pahatan dengan lebih jelas sehingga pada akhirnya pahatan tersebut dapat dibaca. Prasasti adalah tulang punggung penulisan sejarah kuna Indonesia. Arti penting prasasti ini belum dapat digunakan dengan maksimal karena banyak prasasti yang ditemukan dalam keadaan aus pahatannya, baik karena kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam maupun manusia. Teknik Fotogrametri belum banyak digunakan oleh peneliti dari Indonesia untuk membantu menganalisis benda cagar budaya yang ada terutama prasasti. Selain mengulas beberapa teknik fotogrametri dikemukan pula percobaan teknik fotogrametri yang telah dilakukan khususnya yang berhubungan langsung dengan prasasti. Rekonstruksi yang dilakukan tidak dimaksudkan untuk membaca dan mengartikan hasil pembacaan aksara prasasti, akan tetapi lebih kepada memberi pandangan baru dan potensi penggunaan teknik fotogrametri bagi para ahli epigrafi tentang cara lain dalam memperjelas bekas pahatan yang telah aus.