Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kajian Pemanfaatan Reception Facilities di Pelabuhan Belawan Utami, Tri Kusumaning; Puriningsih, Feronika Sekar
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 1 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2949.039 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v25i1.705

Abstract

Sebagai tindak lanjut MARPOL 73 / 78 yang telah diratifikasi dengan Kepres No.46 tahun 1986, setiap pelabuhan diwajibkan menyediakan sarana penampungan limbah, dan setiap kapal diwajibkan membuang limbah di sarana penampungan limbah di pelabuhan. Penyebab terbesar terjadinya perubahan lingkungan dan iklim, sebagai dampak pencemaran yang 62 Feronika Sekar Puriningsih Peneliti Bidang Transportasi Laut Badan Litbang Perhubungan Jl. Medan Merdeka Timur No 5, Jakarta Pusat 10110 Email: ferospuriningsekar@yahoo.com diakibatkan proses bahan bakar dari kapal laut, adalah yang berasal dari pembuangan limbah bahan bakar dari kapal ke perairan dan dari kecelakaan dan musibah pelayaran, sedangkan pencemaran emisi gas buang dari kapal laut belum dapat terdeteksi dan bagaimana prosesnya, masih perlu penelitian lebih lanjut. Semakin meningkat jumlah kapal yang datang ke pelabuhan, maka dapat diindikasikan semakin besar pula tingkat pencemaran yang akan terjadi. Kapal sebagai armada angkutan perairan di Indonesia, saat singgah di pelabuhan secara rutin menghasilkan limbah operasional antara lain berupa campuran minyak kotor yang termasuk limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Untuk melindungi kualitas lingkungan perairan pelabuhan, maka semua limbah B3 yang dihasilkan dari operasional kapal dilarang dibuang ke perairan secara langsung, dan pihak pelabuhan mempunyai kewajiban untuk mengelola limbah dan menyediakan fasilitas penampungan limbah dari kapal (reception facilities). Sementara kebijakan reception facilities pelabuhan sebagaimana yang ditetapkan, baik secara kapasitas maupun kualitas belum dapat secara optimal melayani pembuangan limbah dari kapal. Beban pencemaran limbah minyak yang masuk pelabuhan jika tidak ditunjang oleh pemanfaatan reception facilities (RF) di pelabuhan secara maksimal, maka akan mengakibatkan pencemaran di perairan pelabuhan
Penghitungan Kadar Emisi Gas Buang Di Pelabuhan Belawan Utami, Tri Kusumaning; Puriningsih, Feronika Sekar
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 5 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.842 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v26i5.891

Abstract

Penelitian dilakukan di Pelabuhan Belawan. Analisis dilaksanakan dengan menggunakan formula penentuan konsumsi bahan bakar spesifik, penentuan konsumsi bahan bakar, metode estimasi emisi gas buang. Dari perhitungan emisi gas buang .terhadap lima kapal yang merupakan sampel dari penelitian, rata-rata jumlah polutan terbesar yang dikeluarkan oleh kapal adalah gas CO2, Kapal MV. Amarta Jaya I mengeluarkan emisi gas buang CO2 sebesar 0.739 ton/jam, KM. Simfoni Sejati sebesar 0.566 ton/jam, MT. Reola Ribka sebesar 0.488 ton/jam, MV. Tanto Bersatu sebesar 0.993 ton/jam, KM. Sinar Banten sebesar 0.993 ton/jam. Berdasarkan hasil analisis dapat terlihat kondisi umum dimana terjadi pengeluaran gas buang dalam jumlah besar pada saat kapal berada di dermaga. Penggunaan daya mesin bantu maupun generator pada saat kapal di dermaga dialokasikan untuk operasional alat bongkar muat di atas kapal maupun untuk menunjang akomodasi di dalam kapal, adanya Not Operational Time (NOT) yang dapat diasumsikan sebagai waktu yang tidak produktif, sementara pada kondisi aktual pada waktu yang tidak produktif tersebut mesin bantu tetap dioperasikan sehingga efek negatif berupa pengeluaran emisi gas buang beserta unsur polutannya tetap berlangsung. Kata kunci: polusi, emisi gas buang, metode penentuan konsumsi bahan bakar
KESIAPAN KAPAL CARGO DIBAWAH 500 GT TERHADAP IMPLEMENTASI STANDAR KAPAL NON KONVENSI (NON CONVENTION VESSEL STANDARD/ NCVS) BERKAITAN DENGAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM DI PELABUHAN KENDARI Utami, Tri Kusumaning
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i2.1413

Abstract

Pelaksanaan NCVS sangat mendesak dilaksanakan, mengingat selama ini banyak terjadi kecelakaan kapal di laut dan lebih banyak menimpa kapal-kapal Non Konvensi. Maksud dari studi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan kapal-kapal cargo di bawah 500 GT mengenai menejemen keselamatan dan perlindungan lingkungan maritim terhadap implementasi standar kapal non konvensi (NCVS) . Sedangkan tujuannya adalah dengan kesiapan NCVS kedepan, diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan kapal ?kapal non konvensi, termasuk kapal-kapal cargo. Berdasarkan hasil analisis dari kondisi eksisting standar kapal-kapal non konvensi dapat disimpulkan :Pada aspek pengawasan kapal petugas selalu melakukan pengawasan akses ke kapal , keberangkatan dan kedatangan kapal di pelabuhan, serta pengawasan embarkasi/debarkasi,ketersedian peralatan komunikasi dan keamanan di dalam kapal. Namun pihak pelabuhan dalam mengantisipasi kesiapan kapal-kapalnya masih kurang memperhatikan pendidikan dan pelatihan yang dipunyai yang merupakan syarat bagi perwira. Pada aspek perlindungan lingkungan maritime pihak pelabuhan sudah memastikan setiap kapal sudah dilengkapi tangki penampung minyak kotor dan sudah terpasang peralatan pencegahan pencemaran dan memastikan sudah tersedia sistem pengemasan, penandaan (pelabelan), pendokumentasian, dan penempatan muatan sesuai dengan tata cara dan prosedur untuk kapal. Disarankan pihak pelabuhan dalam mengantisipasi kesiapan kapal-kapalnya harus lebih memperhatikan pendidikan dan pelatihan terhadap petugas-petugasnya, perlu ditingkatkan koordinasi antara pihak pelabuhan dengan pihak perusahaan kapal dalam melakukan prosedur/tata cara perawatan kapal yang telah dibuat perusahaan , terutama pemeliharaan harian, perencanaan dan pelaksanaan docking tahunan dan masih perlu ditingkatkan pengawasan kapal, teutama mengenai ketersediaan peralatan keamanan di dalam kapal.
PENINGKATAN PELAYANAN PERINTIS UNTUK WILAYAH KEPULAUAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Utami, Tri Kusumaning
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i3.1408

Abstract

Angkutan laut perintis merupakan konsekuensi logis dari kemampuan angkutan lau nasional dalam negara yang secara komersial masih terbatas. Disamping itu juga sebagai kebijakan pemerintah untuk melaksnakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan berbagai sektor dan kedaulatan negara / keutuhan wilayah. Maksud kajian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi tingkat pelayanan perintis di wilayah Kepulauan Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Sedangkan tujuannya adalah tersusunnya rekomendasi bagi pemerintah daerah setempat dalam rangka meningkatkan pelayanan perintis di wilayah Kepulauan Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Penelitian ini dengan analisis data, antara lain penjelasan tentang Jaringan (Network), Jaringan Planar dan jaringan Nonplanar, Jaringan Keterhubungan Minimal (JKM) dan Jaringan Keterhubungan Lengkap (JKL), Matriks Jaringan, serta Matriks Aksesibilitas Total (Matriks T). Pelayanan perintis di kepulauan kabupaten Kotabaru, secara umum sudah hampir seluruh wilayah dilayani oleh angkutan laut perintis, namun masih perlu ditingkatkan baik itu kapalnya maupun pelayanan trayeknya.
Kajian Pemanfaatan Reception Facilities di Pelabuhan Belawan Utami, Tri Kusumaning; Puriningsih, Feronika Sekar
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 1 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v25i1.705

Abstract

Sebagai tindak lanjut MARPOL 73 / 78 yang telah diratifikasi dengan Kepres No.46 tahun 1986, setiap pelabuhan diwajibkan menyediakan sarana penampungan limbah, dan setiap kapal diwajibkan membuang limbah di sarana penampungan limbah di pelabuhan. Penyebab terbesar terjadinya perubahan lingkungan dan iklim, sebagai dampak pencemaran yang 62 Feronika Sekar Puriningsih Peneliti Bidang Transportasi Laut Badan Litbang Perhubungan Jl. Medan Merdeka Timur No 5, Jakarta Pusat 10110 Email: ferospuriningsekar@yahoo.com diakibatkan proses bahan bakar dari kapal laut, adalah yang berasal dari pembuangan limbah bahan bakar dari kapal ke perairan dan dari kecelakaan dan musibah pelayaran, sedangkan pencemaran emisi gas buang dari kapal laut belum dapat terdeteksi dan bagaimana prosesnya, masih perlu penelitian lebih lanjut. Semakin meningkat jumlah kapal yang datang ke pelabuhan, maka dapat diindikasikan semakin besar pula tingkat pencemaran yang akan terjadi. Kapal sebagai armada angkutan perairan di Indonesia, saat singgah di pelabuhan secara rutin menghasilkan limbah operasional antara lain berupa campuran minyak kotor yang termasuk limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Untuk melindungi kualitas lingkungan perairan pelabuhan, maka semua limbah B3 yang dihasilkan dari operasional kapal dilarang dibuang ke perairan secara langsung, dan pihak pelabuhan mempunyai kewajiban untuk mengelola limbah dan menyediakan fasilitas penampungan limbah dari kapal (reception facilities). Sementara kebijakan reception facilities pelabuhan sebagaimana yang ditetapkan, baik secara kapasitas maupun kualitas belum dapat secara optimal melayani pembuangan limbah dari kapal. Beban pencemaran limbah minyak yang masuk pelabuhan jika tidak ditunjang oleh pemanfaatan reception facilities (RF) di pelabuhan secara maksimal, maka akan mengakibatkan pencemaran di perairan pelabuhan
Penghitungan Kadar Emisi Gas Buang Di Pelabuhan Belawan Utami, Tri Kusumaning; Puriningsih, Feronika Sekar
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 5 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i5.891

Abstract

Penelitian dilakukan di Pelabuhan Belawan. Analisis dilaksanakan dengan menggunakan formula penentuan konsumsi bahan bakar spesifik, penentuan konsumsi bahan bakar, metode estimasi emisi gas buang. Dari perhitungan emisi gas buang .terhadap lima kapal yang merupakan sampel dari penelitian, rata-rata jumlah polutan terbesar yang dikeluarkan oleh kapal adalah gas CO2, Kapal MV. Amarta Jaya I mengeluarkan emisi gas buang CO2 sebesar 0.739 ton/jam, KM. Simfoni Sejati sebesar 0.566 ton/jam, MT. Reola Ribka sebesar 0.488 ton/jam, MV. Tanto Bersatu sebesar 0.993 ton/jam, KM. Sinar Banten sebesar 0.993 ton/jam. Berdasarkan hasil analisis dapat terlihat kondisi umum dimana terjadi pengeluaran gas buang dalam jumlah besar pada saat kapal berada di dermaga. Penggunaan daya mesin bantu maupun generator pada saat kapal di dermaga dialokasikan untuk operasional alat bongkar muat di atas kapal maupun untuk menunjang akomodasi di dalam kapal, adanya Not Operational Time (NOT) yang dapat diasumsikan sebagai waktu yang tidak produktif, sementara pada kondisi aktual pada waktu yang tidak produktif tersebut mesin bantu tetap dioperasikan sehingga efek negatif berupa pengeluaran emisi gas buang beserta unsur polutannya tetap berlangsung. Kata kunci: polusi, emisi gas buang, metode penentuan konsumsi bahan bakar