Articles
Prioritas Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Sultan Hasanudin Makassar
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 5 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1062.124 KB)
|
DOI: 10.25104/warlit.v25i5.737
Bandar udara Sultan Hasanudin di Makasassar merupakan bandar udara intemasional terbesar di Pulau Sulawesi. Bandar udara yang yang terletak dekat jantung ibukota Propinsi Sulawesi Sela tan ini diperkirakan akan melayani pergerakan penumpang sebanyak 13 juta penumpang pada tahun 2015 seperti dilansir oleh National Single Window -Airportnet Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Pengembangan luas terminal di suatu bandar udara meliputi keberangkatan, check in area, ruang tunggu, dan baggage claim area. Oleh sebab itu, proses perencanaan pengembangan memerlukan perhitungan yang tepat terkait dengan peningkatan jumlah pergerakan penumpang pada setiap tahunnya. Pengolahan data dalam penelitian ini memanfaatkan model perhitungan sesuai dengan Standar Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan U dara Nomor SKEP .77 /VI/ 2005, tentang persyaratan teknis pengoperasian fasilitas teknik bandar udara. Dari hasil pengolahan data pengembangan terminal Bandara Intemasional Sultan Hasanuddin Makassar perlu diprioritaskan pada hall keberangkatan dan baggage claim area yang saat ini 2.169 m2, seharusnya 3.210 m2. Sehingga perlu dilakukan pengembangan seluas 1.041m2. Selain itu perlu juga diprioritaskan pengembangan terhadap luas baggage claim area yang saat ini 641 m2, dibutuhkan menjadi 732 m2.
Simulasi Panjang Waktu Keterlambatan Penerbangan (Delay) Pada Bandar Udara Transit Sebagai Dampak Dari Keterlambatan Salah Satu Titik Penerbangan Awal
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 1 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (228.384 KB)
|
DOI: 10.25104/warlit.v26i1.865
Sistem Connecting flight akan semakin memperbesar terjadinya resiko delay pada bandar udara-bandar udara transit. Hal ini terjadi apabila salah satu rute penerbangan menuju bandar udara transit, maka pada rute berikutnya untuk pesawat udara yang menunggu penumpang transit berikutnya akan mengalami keterlambatan. Terkait dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penghitungan simulasi panjang waktu keterlambatan penerbangan (delay) pada bandar udara transit sebagai dampak dari keterlambatan salah satu titik penerbangan awal. Dari hasil pengolahan data, diketahui bahwa apabila suatu pesawat udara harus menunggu kedatangan pesawat berikutnya yang mengalami keterlambatan selama 30 menit untuk berangkat karena membawa penumpang transit, maka pesawat tersebut harus mengalami delay selama 1 jam. Sementara itu, pada kondisi tersebut, sudah terdapat 2 pesawat yang juga menunggu untuk berangkat, dan mengalamidelay selama 30 menit. Kata kunci: penerbangan lanjutan, keterlambatan, laju kedatangan
Kualitas Pelayanan Jasa Angkutan Udara Full Service Di Bandar Udara Internasional Rute Jakarta-Lombok
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 5 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (325.891 KB)
|
DOI: 10.25104/warlit.v26i5.893
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang semakin tinggi, permintaan terhadap angkutan udara di Indonesia berkembang sangat pesat. Terdapat 3 (tiga) hal utama yang harus diperhatikan dalam pelayanan angkutan udara yaitusafety (keselamatan),security (keamanan) dan services (pelayanan). Penelitian ini menggunakan metoda analisis Importance – Performance Analysis (IPA) dengan menganalisis kepuasan konsumen terhadap kinerja perusahaan. Bandar Udara Internasional Lombok, mendapatkan nilai skor bobot dimensi kinerja dari 28 dimensi indikator bergerak antara 3,200 sampai 4,310 sedangkan skor bobot dimensi harapan dari 28 indikator bergerak antara 3,020 sampai 4,660. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut memberikan arti bahwa pada setiap indikator dimensi harapan lebih besar daripada rata-rata skor pada setiap indikator dimensi kinerja. Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa nilai Satisfaction Index yang didapat sebesar 79.634 %, hal ini berarti perusahaan jasa angkutan udara PT.Garuda Indonesia di Bandar Udara Internasional Lombok memberikan pelayanan yang memuaskan. Kesenjangan/selisih antara nilai rata-rata tingkat harapan dan tingkat kinerja menunjukan bahwa kesenjangan tertinggi adalah jaminan pengembalian tiket bila terjadi pembatalan pemberangkatan penerbangan (refund) dengan selisih -1.240 sedangkan kesenjangan terendah adalah layanan naik dan menuju pesawat/boarding management dengan selisih -0.160. Kata kunci: bandar udara, pelayanan, full service, angkutan udara
Analisa Rencana Overlay Landas Pacu Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Terhadap Equivalent Single Wheel Load (ESWL) Pesawat Boeing 737-900 ER
Muliasari, Ataline;
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 7 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1402.031 KB)
|
DOI: 10.25104/warlit.v25i7.746
Bandar udara Iskandar yang terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan penerbangan bagi masyarakat pengguna, berencana melakukan pengembangan fasilitas landas pacu dari 1.850 meter menjadi 2.250 meter. Pemanjangan fasilitas landas pacu sepanjang 350 meter ini diharapkan agar pesawat udara berbadan lebar dapat mendarat di bandar udara Iskandar yang saat ini baru dapat didarati oleh pesawat dengan tipe 737500. Analisa rencana overlay landas pacu bandar udara Iskandar Pangkalan Bun, terhadap Equivalent Single Whell Load (ESWL) pesawat Boeing 737-900ER ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketebalan rencana lapisan perkerasan landas pacu yang akan di overlay terhadap equivalent single wheel load (ESWL) pesawat hoeing 737-900 ER. Sementara itu, perurnusan masalah dari pengkajian ini adalah apakah rencana tebal perkerasan overlay fasilitas landas pacu di Bandar Udara Pangkalan Bun telah memenuhi persyaratan untuk dapat didarati pesawat tipe Boeing 737-900 ER. Bandar Udara Iskandar pangkalan Bun akan melakukan overlay setebal 7,5 cm. sehingga flexible pavement yang semula setebal 80 cm akan menjadi setebal 87,5 cm. tetapi, dari hasil perhitungan terlihat bahwa tebal pavement minimal adalah 88 cm. oleh sebab itu terdapat selisih tebal lapisan perkerasan hasil perhitungan dengan rencana sebesar 0.25 cm.
Kajian Dampak Kenaikan Harga Avtur Terhadap Keuntungan Pendapatan Maskapai Penerbangan (Rute Jakarta-Yogyakarta)
Purnama, M Herry;
Susanti, Susanti
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 24 No. 2 (2012): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25104/warlit.v24i2.1002
Assessment of tire Tariff Schedules Commercial Scheduled Air Transport Related to Fuel Price illcrease Aircraft illtematio1wl Ai1port Yogyakarta Adi Sucipto is to know haw the effect of rising prices of aviation fuel or aircraft fuel to air freight carrier rates, namely PT. Garuda llldonesia (Garuda Airlines), PT. Sun Lion (Lion Airlines), and PT. Metro Batavia (Batavia Airlines) for route Jakarta - Yogyakarta during the period January to September 2011. Assess111c11 t method used is descriptive quantitative method to calculate the total cost of airline travel route Jakarta - Yogyakarta with calculation components include (a) Type of aircraft and aircraft type, (b) Using the assumption of hvo load factor is 65% lower load factor and load factor is high 80%, (c) Using tire asswnption of hvo aviation fuel prices are the lowest aviation fuel jet fuel price range, - and the highest price of aviation fuel during the period January to September 2011, the average ticket price flight route Jakarta - Yogyakarta period from January to September 2011. 17re results of the assessment indicates there is a difference significant benefits from each airline operator, when associated with the load factor and the difference in price of aviation fuel.
Prioritas Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Sultan Hasanudin Makassar
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 5 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25104/warlit.v25i5.737
Bandar udara Sultan Hasanudin di Makasassar merupakan bandar udara intemasional terbesar di Pulau Sulawesi. Bandar udara yang yang terletak dekat jantung ibukota Propinsi Sulawesi Sela tan ini diperkirakan akan melayani pergerakan penumpang sebanyak 13 juta penumpang pada tahun 2015 seperti dilansir oleh National Single Window -Airportnet Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Pengembangan luas terminal di suatu bandar udara meliputi keberangkatan, check in area, ruang tunggu, dan baggage claim area. Oleh sebab itu, proses perencanaan pengembangan memerlukan perhitungan yang tepat terkait dengan peningkatan jumlah pergerakan penumpang pada setiap tahunnya. Pengolahan data dalam penelitian ini memanfaatkan model perhitungan sesuai dengan Standar Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan U dara Nomor SKEP .77 /VI/ 2005, tentang persyaratan teknis pengoperasian fasilitas teknik bandar udara. Dari hasil pengolahan data pengembangan terminal Bandara Intemasional Sultan Hasanuddin Makassar perlu diprioritaskan pada hall keberangkatan dan baggage claim area yang saat ini 2.169 m2, seharusnya 3.210 m2. Sehingga perlu dilakukan pengembangan seluas 1.041m2. Selain itu perlu juga diprioritaskan pengembangan terhadap luas baggage claim area yang saat ini 641 m2, dibutuhkan menjadi 732 m2.
Analisa Rencana Overlay Landas Pacu Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun, Terhadap Equivalent Single Wheel Load (ESWL) Pesawat Boeing 737-900 ER
Muliasari, Ataline;
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 7 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25104/warlit.v25i7.746
Bandar udara Iskandar yang terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan penerbangan bagi masyarakat pengguna, berencana melakukan pengembangan fasilitas landas pacu dari 1.850 meter menjadi 2.250 meter. Pemanjangan fasilitas landas pacu sepanjang 350 meter ini diharapkan agar pesawat udara berbadan lebar dapat mendarat di bandar udara Iskandar yang saat ini baru dapat didarati oleh pesawat dengan tipe 737500. Analisa rencana overlay landas pacu bandar udara Iskandar Pangkalan Bun, terhadap Equivalent Single Whell Load (ESWL) pesawat Boeing 737-900ER ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketebalan rencana lapisan perkerasan landas pacu yang akan di overlay terhadap equivalent single wheel load (ESWL) pesawat hoeing 737-900 ER. Sementara itu, perurnusan masalah dari pengkajian ini adalah apakah rencana tebal perkerasan overlay fasilitas landas pacu di Bandar Udara Pangkalan Bun telah memenuhi persyaratan untuk dapat didarati pesawat tipe Boeing 737-900 ER. Bandar Udara Iskandar pangkalan Bun akan melakukan overlay setebal 7,5 cm. sehingga flexible pavement yang semula setebal 80 cm akan menjadi setebal 87,5 cm. tetapi, dari hasil perhitungan terlihat bahwa tebal pavement minimal adalah 88 cm. oleh sebab itu terdapat selisih tebal lapisan perkerasan hasil perhitungan dengan rencana sebesar 0.25 cm.
Simulasi Panjang Waktu Keterlambatan Penerbangan (Delay) Pada Bandar Udara Transit Sebagai Dampak Dari Keterlambatan Salah Satu Titik Penerbangan Awal
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 1 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25104/warlit.v26i1.865
Sistem Connecting flight akan semakin memperbesar terjadinya resiko delay pada bandar udara-bandar udara transit. Hal ini terjadi apabila salah satu rute penerbangan menuju bandar udara transit, maka pada rute berikutnya untuk pesawat udara yang menunggu penumpang transit berikutnya akan mengalami keterlambatan. Terkait dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penghitungan simulasi panjang waktu keterlambatan penerbangan (delay) pada bandar udara transit sebagai dampak dari keterlambatan salah satu titik penerbangan awal. Dari hasil pengolahan data, diketahui bahwa apabila suatu pesawat udara harus menunggu kedatangan pesawat berikutnya yang mengalami keterlambatan selama 30 menit untuk berangkat karena membawa penumpang transit, maka pesawat tersebut harus mengalami delay selama 1 jam. Sementara itu, pada kondisi tersebut, sudah terdapat 2 pesawat yang juga menunggu untuk berangkat, dan mengalamidelay selama 30 menit. Kata kunci: penerbangan lanjutan, keterlambatan, laju kedatangan
Kualitas Pelayanan Jasa Angkutan Udara Full Service Di Bandar Udara Internasional Rute Jakarta-Lombok
Purnama, M Herry
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 5 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25104/warlit.v26i5.893
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang semakin tinggi, permintaan terhadap angkutan udara di Indonesia berkembang sangat pesat. Terdapat 3 (tiga) hal utama yang harus diperhatikan dalam pelayanan angkutan udara yaitusafety (keselamatan),security (keamanan) dan services (pelayanan). Penelitian ini menggunakan metoda analisis Importance – Performance Analysis (IPA) dengan menganalisis kepuasan konsumen terhadap kinerja perusahaan. Bandar Udara Internasional Lombok, mendapatkan nilai skor bobot dimensi kinerja dari 28 dimensi indikator bergerak antara 3,200 sampai 4,310 sedangkan skor bobot dimensi harapan dari 28 indikator bergerak antara 3,020 sampai 4,660. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut memberikan arti bahwa pada setiap indikator dimensi harapan lebih besar daripada rata-rata skor pada setiap indikator dimensi kinerja. Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa nilai Satisfaction Index yang didapat sebesar 79.634 %, hal ini berarti perusahaan jasa angkutan udara PT.Garuda Indonesia di Bandar Udara Internasional Lombok memberikan pelayanan yang memuaskan. Kesenjangan/selisih antara nilai rata-rata tingkat harapan dan tingkat kinerja menunjukan bahwa kesenjangan tertinggi adalah jaminan pengembalian tiket bila terjadi pembatalan pemberangkatan penerbangan (refund) dengan selisih -1.240 sedangkan kesenjangan terendah adalah layanan naik dan menuju pesawat/boarding management dengan selisih -0.160. Kata kunci: bandar udara, pelayanan, full service, angkutan udara
Kajian Dampak Kenaikan Harga Avtur Terhadap Keuntungan Pendapatan Maskapai Penerbangan (Rute Jakarta-Yogyakarta)
Purnama, M Herry;
Susanti, Susanti
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 24 No. 2 (2012): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25104/warlit.v24i2.1002
Assessment of tire Tariff Schedules Commercial Scheduled Air Transport Related to Fuel Price illcrease Aircraft illtematio1wl Ai1port Yogyakarta Adi Sucipto is to know haw the effect of rising prices of aviation fuel or aircraft fuel to air freight carrier rates, namely PT. Garuda llldonesia (Garuda Airlines), PT. Sun Lion (Lion Airlines), and PT. Metro Batavia (Batavia Airlines) for route Jakarta - Yogyakarta during the period January to September 2011. Assess111c11 t method used is descriptive quantitative method to calculate the total cost of airline travel route Jakarta - Yogyakarta with calculation components include (a) Type of aircraft and aircraft type, (b) Using the assumption of hvo load factor is 65% lower load factor and load factor is high 80%, (c) Using tire asswnption of hvo aviation fuel prices are the lowest aviation fuel jet fuel price range, - and the highest price of aviation fuel during the period January to September 2011, the average ticket price flight route Jakarta - Yogyakarta period from January to September 2011. 17re results of the assessment indicates there is a difference significant benefits from each airline operator, when associated with the load factor and the difference in price of aviation fuel.