Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Persepsi Penumpang Terhadap Pelayanan Angkutan Terintegrasi Busway (Aptb) (Studi Kasus: Rute Rawamangun-Bogor) Fitriani, Evy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 1 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.558 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v26i1.861

Abstract

Penolakan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menganggap kehadiran APTB akan mengancam kelangsungan angkot dan persepsi masyarakat khususnya warga kota Bogor terhadap keberadaan APTB sebagai salah satu alternatif transportasi dengan memperhatikan faktor-faktor kenyamanan, keamanan dan keselamatan tetapi tanpa mengesampingkan nasib para operator angkot melatar belakangi disusunnya kajian ini. Tujuan kajian adalah menemukenali factor-faktor yang mempengaruhi dan juga memahami penilaian penumpang terhadap pelayanan APTB sehingga dapat dirumuskan langkah-langkah terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pelayanannya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis faktor di dapatkan 10 faktor utama yang harus dijadikan prioritas bagi pengembangan pelayanan APTB ke depan. Kata kunci : penumpang, pelayanan, APTB
Evaluasi Pemenuhan Standar Trotoar Di Central Business District (Studi Kasus Kota Bandung) Fitriani, Evy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 11 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i11.948

Abstract

Pertumbuhan pejalan kaki meningkat terutama di daerah pusat perekonomian atau perbelanjaan Central Business District, (CBD). Pejalan kaki menuntut disediakannya prasarana utama dengan jalurpejalan kaki tersendiri dan fasilitas pendukungnya. Pengembangan fasilitas perlu terus dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan oleh pejalan kaki, yaitu situasi aman, nyaman, lancar dan ekonomis. Tujuan dari kajian ini adalah memberi rekomendasi Pemanfaatan trotoar di Central Business district di Kota Bandung yang sesuai dengan pedoman yang sudah ada. Berdasarkan analisis metode observasi di lapangan, bahwa pemanfaatan trotoar di ruas jalan Kota Bandung masih dapat dikatakan belum sesuai dengan standar pemanfaatan trotoar pada umumnya, yaitu masih banyaknya permintaan dari para pengendara motor untuk menjadikan trotoar sebagai lahan parkiryang disebabkan tarif parkir di kawasan bisnis tersebut masih dirasakan cukup mahal dibandingkan dengan tarif parkir di trotoar dan masih adanya pedagang yang berjualan di trotoar dengan alasan tempat berdagang mereka di trotoar dekat dengan pembeli, sehingga dikhawatirkan jika mereka pindah ke tempat lain maka tidak akan ada pembeli.
Identifikasi Dampak Kinerja Ruas Jalan Terhadap Rencana Penerapan Kebijakan Ganjil Genap (Studi Kasus: Pergerakan Kendaraan Bermotor Dari Depok Menuju Dki Jakarta) Fitriani, Evy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 12 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i12.952

Abstract

DKI Jakarta merupakan daerah dengan tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor tertinggi di Indonesia. Jika dilihat dari angka statistik maka akan terlihat bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor mencapai 14,03% per tahun sedangkan perkembangan jalan mencapai 4,15% per tahun. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor 3 kali lipat lebih cepat dari perkembangan sarana dan prasarana angkutan umum. Masyarakat pengguna jalan tersebut bukan hanya masyarakat Jakarta tetapi juga dari daerah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Tujuan kajian adalah mengetahui dampak lalu lintas yang akan diakibatkan oleh penerapan kebijakan ganjil-genap. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan data kapasitas jalan dan VCR maka didapatkan hasil Kecepatan rata-rata awal adalah 28 km/jam, namun dengan adanya penerapan kebijakan tersebut akan meningkatkan kecepatan menjadi 36,5 km/jam untuk larangan plat genap dan 38 km/jam untuk larangan plat ganjil melintasi, adanya penurunan volumelalu lintas sebesar 9% untuk larangan genap dan 12% untuk larangan ganjil. Tingkat pelayanan sebelum diterapkannya kebijakan ini ada di level F. Namun dengan adanya penerapan kebijakan tersebut tidak mengubah tingkat pelayanan menjadi lebih baik yaitu masih pada level F.
Persepsi Penumpang Terhadap Pelayanan Angkutan Terintegrasi Busway (Aptb) (Studi Kasus: Rute Rawamangun-Bogor) Fitriani, Evy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 1 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i1.861

Abstract

Penolakan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menganggap kehadiran APTB akan mengancam kelangsungan angkot dan persepsi masyarakat khususnya warga kota Bogor terhadap keberadaan APTB sebagai salah satu alternatif transportasi dengan memperhatikan faktor-faktor kenyamanan, keamanan dan keselamatan tetapi tanpa mengesampingkan nasib para operator angkot melatar belakangi disusunnya kajian ini. Tujuan kajian adalah menemukenali factor-faktor yang mempengaruhi dan juga memahami penilaian penumpang terhadap pelayanan APTB sehingga dapat dirumuskan langkah-langkah terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pelayanannya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis faktor di dapatkan 10 faktor utama yang harus dijadikan prioritas bagi pengembangan pelayanan APTB ke depan. Kata kunci : penumpang, pelayanan, APTB
Evaluasi Pemenuhan Standar Trotoar Di Central Business District (Studi Kasus Kota Bandung) Fitriani, Evy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 11 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i11.948

Abstract

Pertumbuhan pejalan kaki meningkat terutama di daerah pusat perekonomian atau perbelanjaan Central Business District, (CBD). Pejalan kaki menuntut disediakannya prasarana utama dengan jalurpejalan kaki tersendiri dan fasilitas pendukungnya. Pengembangan fasilitas perlu terus dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan oleh pejalan kaki, yaitu situasi aman, nyaman, lancar dan ekonomis. Tujuan dari kajian ini adalah memberi rekomendasi Pemanfaatan trotoar di Central Business district di Kota Bandung yang sesuai dengan pedoman yang sudah ada. Berdasarkan analisis metode observasi di lapangan, bahwa pemanfaatan trotoar di ruas jalan Kota Bandung masih dapat dikatakan belum sesuai dengan standar pemanfaatan trotoar pada umumnya, yaitu masih banyaknya permintaan dari para pengendara motor untuk menjadikan trotoar sebagai lahan parkiryang disebabkan tarif parkir di kawasan bisnis tersebut masih dirasakan cukup mahal dibandingkan dengan tarif parkir di trotoar dan masih adanya pedagang yang berjualan di trotoar dengan alasan tempat berdagang mereka di trotoar dekat dengan pembeli, sehingga dikhawatirkan jika mereka pindah ke tempat lain maka tidak akan ada pembeli.
Identifikasi Dampak Kinerja Ruas Jalan Terhadap Rencana Penerapan Kebijakan Ganjil Genap (Studi Kasus: Pergerakan Kendaraan Bermotor Dari Depok Menuju Dki Jakarta) Fitriani, Evy
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 12 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i12.952

Abstract

DKI Jakarta merupakan daerah dengan tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor tertinggi di Indonesia. Jika dilihat dari angka statistik maka akan terlihat bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor mencapai 14,03% per tahun sedangkan perkembangan jalan mencapai 4,15% per tahun. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor 3 kali lipat lebih cepat dari perkembangan sarana dan prasarana angkutan umum. Masyarakat pengguna jalan tersebut bukan hanya masyarakat Jakarta tetapi juga dari daerah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Tujuan kajian adalah mengetahui dampak lalu lintas yang akan diakibatkan oleh penerapan kebijakan ganjil-genap. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan data kapasitas jalan dan VCR maka didapatkan hasil Kecepatan rata-rata awal adalah 28 km/jam, namun dengan adanya penerapan kebijakan tersebut akan meningkatkan kecepatan menjadi 36,5 km/jam untuk larangan plat genap dan 38 km/jam untuk larangan plat ganjil melintasi, adanya penurunan volumelalu lintas sebesar 9% untuk larangan genap dan 12% untuk larangan ganjil. Tingkat pelayanan sebelum diterapkannya kebijakan ini ada di level F. Namun dengan adanya penerapan kebijakan tersebut tidak mengubah tingkat pelayanan menjadi lebih baik yaitu masih pada level F.