Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDUGAAN STOK CADANGAN IKAN KERAPU (BLUE-LINED SEABAS) BERKELANJUTAN DIPERAIRAN SITUBONDO Huda, MP, Ir. Samsul; naviah, siti
Techno-Fish Vol 3, No 2 (2019): TECHNO-FISH
Publisher : Techno-Fish

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.682 KB) | DOI: 10.25139/tf.v3i2.2121

Abstract

Kerapu (Blue-lined seabass) merupakan produk ekspor, pasar ikan kerapu tidak terdengar gaungnya di dalam negeri, karena sebagian besar produknya ?dijual? ke luar negeri  dalam keadaan hidup ke beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Amerika Serikat. Produksi kerapu masih mengandalkan hasil tangkapan dari laut, meskipun sekarang mulai dirintis kegiatan restoking namun perkembangan dan pertumbuhan hasil kegiatan tersebut belum diketahui dampaknya terhadap perkembangan stok ikan kerapu.  Sementara itu tingginya permintaan dan nilai ekonomis berpengaruh terhadap frekuensi upaya tangkapan, sehingga informasi awal keberadaan stok cadangan ikan Kerapu (Blue-lined seabass) sangat diperlukan, hal ini digunakan sebagai pijakan awal untuk menciptakan sumberdaya Kerapu berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk : mendapatkan potensi stok cadangan Kerapu (Blue-lined seabass) perairan Situbondo dengan menggunakan model Walter dan Hilborn sehingga didapatkan tangkapan maksimum (CMSY), upaya tangkapan (EMSY) serta potensi lestari (Pe). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai CSMY 29.894.60,12 kg/tahun, EMSY 789.166 trip/tahun, jenis alat tangkap pancing merupakan alat tangkap standar, nilai kecepatan pertumbuhan intrisik populasi (r) Kerapu (Blue-lined seabass) sebesar  47.35 % per tahun, daya dukung maksimum dari perairan (k) sebesar 252537,451 kg/tahun, kemampuan menangkap (q) sebesar 0,0000003 dan potensi sumberdaya Kerapu (Blue-lined seabass) (Pe) sebesar 126268,726 kg/tahun. Sedangkan potensi cadangan biomas tahun 2030 kondisi open acces sebesar 82.863,95 Kg, bila dibandingkan dengan kondisi potensi lestari  2030  hanya tersisa 49 %. Direkomendasikan untuk segera dirintis sinergi antara upaya ekploitasi (tangkapan) dan upaya restoking (budidaya) untuk menciptakan sumberdaya kerapu berkelanjutan.
PEMBUATAN ABON DAGING SAPI HYGIENIS DI KELURAHAN DARMO KOTA SURABAYA JAWA TIMUR huda, samsul; naviah, siti
Jurnal Abadimas Adi Buana Vol 2 No 2 (2019): Januari
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/abadimas.v2.i2.a1760

Abstract

Shredded is a processed product from beef, the process of making it simple through the initial stages is the meat is shredded and then cooked until it becomes shredded. This effort can be done simply with various creations, the problem is quality (hygienic) and management. The aim of the activity is to provide alternative solutions to some of the problems faced by producers in order to develop and be able to compete with other major snack industries and the availability of a sustainable skilled workforce. The location of the service was determined purposively in the darmo / Wonokromo sub-district of Surabaya as the place for the abon business partners and the local maternal labor. The results of this dedication concluded that at the production stage that needs to be considered is the quality of raw materials, because it affects the quality of the abon final product, in the production of large quantities required shredder machine technology. In return, management capital is needed for 2 months, with the added value of shredded production of Rp. 73,333.33 / kg
Prayang Innovation Technology on Capture Results Huda, Samsul; Naviah, Siti; Habibah, Natasya
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 25, No 3 (2020)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.25.3.179-183

Abstract

Prayang is  traditional fishing gear, a prohibition on the use of cantrang fishing gear by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) requires an alternative replacement fishing gear, considering that the condition of the Java sea waters is already overfished. The study aims to determine the effect of using different color lights on prayang fishing gear on catches. The research method is an experiment by applying "light fishing" technology. The initial stage of the study was the use of lighting aids with different colors. Based on the results of statistical tests the lamp color treatment had no significant effect, the catch was dominated by white shrimp species for the use of white light and the shrimp continued to prefer green.
PENDUGAAN STOK CADANGAN IKAN KERAPU (Blue-lined seabas) BERKELANJUTAN DIPERAIRAN SITUBONDO Huda, MP, Ir. Samsul; naviah, siti
Techno-Fish Vol 3 No 2 (2019): TECHNO-FISH VOL III NO. 2
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/tf.v3i2.2121

Abstract

Kerapu (Blue-lined seabass) merupakan produk ekspor, pasar ikan kerapu tidak terdengar gaungnya di dalam negeri, karena sebagian besar produknya ”dijual” ke luar negeri  dalam keadaan hidup ke beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Amerika Serikat. Produksi kerapu masih mengandalkan hasil tangkapan dari laut, meskipun sekarang mulai dirintis kegiatan restoking namun perkembangan dan pertumbuhan hasil kegiatan tersebut belum diketahui dampaknya terhadap perkembangan stok ikan kerapu.  Sementara itu tingginya permintaan dan nilai ekonomis berpengaruh terhadap frekuensi upaya tangkapan, sehingga informasi awal keberadaan stok cadangan ikan Kerapu (Blue-lined seabass) sangat diperlukan, hal ini digunakan sebagai pijakan awal untuk menciptakan sumberdaya Kerapu berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk : mendapatkan potensi stok cadangan Kerapu (Blue-lined seabass) perairan Situbondo dengan menggunakan model Walter dan Hilborn sehingga didapatkan tangkapan maksimum (CMSY), upaya tangkapan (EMSY) serta potensi lestari (Pe). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai CSMY 29.894.60,12 kg/tahun, EMSY 789.166 trip/tahun, jenis alat tangkap pancing merupakan alat tangkap standar, nilai kecepatan pertumbuhan intrisik populasi (r) Kerapu (Blue-lined seabass) sebesar  47.35 % per tahun, daya dukung maksimum dari perairan (k) sebesar 252537,451 kg/tahun, kemampuan menangkap (q) sebesar 0,0000003 dan potensi sumberdaya Kerapu (Blue-lined seabass) (Pe) sebesar 126268,726 kg/tahun. Sedangkan potensi cadangan biomas tahun 2030 kondisi open acces sebesar 82.863,95 Kg, bila dibandingkan dengan kondisi potensi lestari  2030  hanya tersisa 49 %. Direkomendasikan untuk segera dirintis sinergi antara upaya ekploitasi (tangkapan) dan upaya restoking (budidaya) untuk menciptakan sumberdaya kerapu berkelanjutan.
Prayang Innovation Technology on Capture Results Huda, Samsul; Naviah, Siti; habibah, Natasya
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 25 No. 3 (2020): October
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.25.3.179-183

Abstract

Prayang is traditional fishing gear, a prohibition on the use of cantrang fishing gear by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) requires an alternative replacement fishing gear, considering that the condition of the Java sea waters is already overfished. The study aims to determine the effect of using different color lights on prayang fishing gear on catches. The research method is an experiment by applying "light fishing" technology. The initial stage of the study was the use of lighting aids with different colors. Based on the results of statistical tests the lamp color treatment had no significant effect, the catch was dominated by white shrimp species for the use of white light and the shrimp continued to prefer green