Berdasarkan studi terdahulu tingginya angka kecelakaan kerja di kamar operasi di sebabkan karena kelalaian petugas di kamar operasi. Bentuk kecelakaan tersebut berupa 18 orang (54,55%) tertusuk jarum, 10 orang (30,30%) mengalami teriris pisau bedah, 25 orang (75,76 %) mengalami tergores ampul dan 20 orang (60,61%) terkena cairan tubuh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat dan masukan tentang desain kantong ampul untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu cedera akibat membuka ampul oleh perawat bedah dan perawat/penata anastesi. Penelitian ini menggunakan metode observasional yang melibatkan 38 orang perawat bedah dan perawat/penata anastesi (total sampling) yang bertugas di kamar operasi di RSUD Kab Sleman dan RS Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecelakaan akibat tergores ampul mencapai 78,6% sedangkan pemanfaatan kantong ampul efektif sebesar 92,1%. Bahan kantong ampul semua masukan perawat bedah dan anestesi adalah bahan katun (50%), desain sesuai contoh(60,5%), ukuran sesuai ampul (100%) dan warna terang (42,1%). Sementara itu hubungan antara pemanfaatan kantong ampul dengan kecelakaan kerja (tergores ampul) secara statistik bermakna (r=-0,532; sig ? = 0,001), tetapi perlu penelitian lanjutan terkait desain ampul dengan praktikan dan tenaga kesehatan yang sesuai sebagai responden.