Siswanti, Tutik
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tracing Digital Collusion: A Forensic Legal Framework for Asset Recovery in Indonesian E Commerce Siswanti, Tutik
Sinergi International Journal of Logistics Vol. 3 No. 3 (2025): August 2025
Publisher : Yayasan Sinergi Kawula Muda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61194/sijl.v3i3.887

Abstract

Seller collusion on e-commerce platforms threatens fair competition, financial integrity, and consumer trust. This study examines Indonesia’s capacity to trace and recover assets derived from digital collusion by analyzing its legal, forensic, and institutional readiness. Using a doctrinal legal approach combined with digital forensic protocols under ISO/IEC 27037, the study integrates three empirical datasets: seller account metadata, financial transaction flows (virtual accounts, e-wallets, and bank accounts), and enforcement records (asset seizures, freeze orders, and beneficial ownership disclosures). International case comparisons with the United Kingdom and the United States provide contextual benchmarks. Findings reveal that Indonesia’s current legal instruments—including the Anti-Money Laundering Law (Law No. 8/2010), KUHAP Articles 39 and 46, and Presidential Regulation No. 13/2018 on Beneficial Ownership—are conceptually strong but remain underutilized in practice. Operational barriers such as institutional silos, lack of real-time data access, and limited forensic expertise hinder effective asset recovery. Nonetheless, forensic analytics evidence—like synchronized pricing, mutual refund loops, and shared account linkages—demonstrates feasible detection pathways. The integration of AI-based tools and graph analytics is highlighted as a promising solution. The discussion stresses the need for regulatory synchronization, risk-based privacy access, and adherence to global standards like POCA and BSA. Compliance with the Personal Data Protection Law (Law No. 27/2022) through encryption and pseudonymization is also crucial. The study concludes that strengthening legal frameworks, enhancing forensic capabilities, and implementing ethical data governance are essential for Indonesia to advance its digital asset tracing and recovery efforts.
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERENCAAN PAJAK, DAN LEVERAGE TERHADAP KUALITAS AKRUAL DENGAN EARNING OPACITY SEBAGAI MODERASI PADA PERUSAHAAN SEKTOR BASIC MATERIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2019 – 2022 Siswanti, Tutik
JURNAL BISNIS & AKUNTANSI UNSURYA Vol 9 No 1 (2024): JURNAL BISNIS & AKUNTANSI UNSURYA
Publisher : Feb Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/jbau.v9i1.1169

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, perencaan pajak, dan leverage terhadap kualitas akrual dengan earning opacity sebagai moderasi. Obyek penelitian perusahaan sektor basic material yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, periode tahun 2019-2022. Teknik sampling menggunakan purposive sampling, dan jumlah sampel 132 data laporan keuangan dari 33 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Metode analisis data deskriptif statistik dengan pendekatan kausalitas. Proses pengolahan data menggunakan software eviews versi 12. Berdasarkan uji chow dan hausman, model regresi panel yang terpilih adalam Fixed Effect Model. Hasil penelitian menemukan, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan, leverage berpengaruh negatif dan signifikan  terhadap kualitas akrual. Sementara itu, perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap kualitas akrual. Earning opacity memoderasi pengaruh positif ukuran perusahaan dan pengaruh negatif leverage  terhadap kualitas akrual, namun gagal memoderasi pengaruh perencanaan pajak terhadap kualitas. Kemampuan variabel independen mempengaruhi perubahan variabel dependen sebesar 34,2028%.Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Perencaan Pajak, Leverage, Biaya Utang, Earning opacity, Kualitas Akrual
Abnormal Return Saham pada Masa Pandemic Covid 19 Menggunakan Market Adjusted Model (Event Study Saham Lq-45, 100 Hari Perdagangan) Sibarani, Bintang Berliana; Siswanti, Tutik; Setiadi, Setiadi
Jurnal Disrupsi Bisnis Vol. 6 No. 1 (2023): [Januari-Februari] Jurnal Disrupsi Bisnis
Publisher : Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/drb.v6i1.27066

Abstract

Riset ini menyelidiki dampak pandemi COVID-19 terhadap pasar saham Indonesia dan bagaimana reaksi pelaku pasar pada periode sebelum dan sesudah COVID-19. Metodologi penelitian adalah Market Event Study Model, sedangkan sampel adalah 45 saham perusahaan yang masuk pada indeks LQ-45 pada periode Desember 2019-Juni 2020. Durasi hari perdagangan bursa selama 100 hari (17 Desember 2019 - 12 Mei 2020) yang dibagi dalam dua jendela peristiwa, yaitu 50 hari sebelum penguman pasien 1 terpapar COVID-19 (t-1), dan 50 hari setelah penguman pasien 1 terpapar COVID-19 (t+1), sedangkan Jendela peristiwa t0 (2 Maret 2020) adalah pengumuman resmi pasien 1 terpapar COVID-19. Hasil penelitian untuk periode sebelum peristiwa (t-1) variable Harga dan Average Abnormal Returns menunjukkan reaksi negatif, dan variable Volume dan Abnormal Volume menujukkan reaksi yang negative dan tidak menujukkan perubahan yang signifikan. Sedangkan pada periode sebelum pandemi COVID-19 hasil penelitian untuk periode sesudah peristiwa (t+1) variable harga dan Average Abnormal Returns menunjukkan reaksi positif, begitu juga dengan variable volume dan Abnormal Volume menujukkan reaksi pasar yang positive dan perubahan yang signifikan. Studi ini menemukan bukti bahwa terdapt reaksi pasar yang positif atas variable harga saham, volume, abnormal return dan abnormal volume setelah periode pengumuman Pandemi COVID-19 (t+1), wujud reaksi positif dari pelaku pasar modal antara lain pelaku pasar memilih menarik dananya keluar dari bursa saham untuk mengamankan modalnya. Sedangkan reaksi dari perusahaan, beberapa melakukan pembelian kembali saham yang beredar. Sedangkan uji Paired untuk variable harga dan Abnormal Returns, volume dan Abnormal Volume menyatakan tidak ada hubungan antar variable sebelum (t-1) dan sesudah ( t+1) peristiwa Covid19