Karina, Alfa Zulia Dwi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BENTUK DAN FUNGSI METAFORA DALAM PENGUMUMAN DUKA CITA MASYARAKAT PANTURA JAWA TENGAH Surahmat, Surahmat; Karina, Alfa Zulia Dwi
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengumuman duka cita merupakan peristiwa komunikasi yang mengungkap persepsi masyarakat terhadap kematian yang dipengaruhi oleh berbagai nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk dan fungsi metafora yang digunakan dalam pengumuman duka cita di masyarakat pantai utara Jawa Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang didesain untuk mengungkap variasi bentuk dan fungsi metafora dalam pengumuman kematian di berbagai daerah di pesisir utara Jawa Tengah berdasarkan perspektif sosiolinguistik dan etnolinguistik. Data yang diperoleh dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi dari pengumuman duka cita di 13 kabupaten dan kota di pantai utara Jawa Tengah yang mana di setiap kabupaten dan kota dipilih dua daerah yang masing-masing mewakili perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dari 26 sampel yang dikumpulkan di 13 kabupaten dan kota ditemukan 16 jenis metafora. Metafora yang digunakan penutur untuk pengumuman duka cita memiliki fungsi semantik, fungsi pragmatik, dan mengungkapkan perasaan si penutur terhadap orang yang meninggal atau keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, metafora memiliki fungsi khusus yaitu mengukuhkan sekaligus menyosialisasikan keyakinan ideologis keagamaan seperti penggunaan metafora kepundhut  ?diambil? berfungsi mengukuhkan keyakinan bahwa kematian merupakan peristiwa yang diatur Tuhan. Metafora berpulang atau kondhur  mengukuhkan keyakinan tentang asal-muasal manusia yaitu dari Tuhan. Serta metafora ?ke pangkuan-Nya? memiliki fungsi ideologis mengukuhkan keyakinan tentang sifat Tuhan sebagai Sang Maha Penyayang.    Announcement of condolences is a communication event that reveals people's perceptions of death that are influenced by various values prevailing in the community. This study discusses the forms and functions of the metaphors used in announcing condolences in the north coast communities of Central Java. This descriptive qualitative study was designed to uncover variations in the form and function of metaphors in the announcement of death in various regions on the north coast of Central Java based on sociolinguistic and ethnolinguistic perspectives. The data obtained were collected through interviews and documentation from condolence announcements in 13 districts and cities on the north coast of Central Java, where in each district and city two regions were chosen, each representing urban and rural areas. This study revealed that from 26 samples collected in 13 districts and cities, 16 types of metaphors were found. The metaphor used by the speaker for the announcement of mourning has a semantic function, a pragmatic function, and expresses the speaker's feelings for the deceased person or family left behind. In addition, metaphors have a special function which is to establish and socialize religious ideological beliefs such as the use of "taken" metaphor to function to confirm the belief that death is an event arranged by God. Passing or famous metaphors reinforce beliefs about human origins namely from God. As well as the metaphor "into His bosom" has an ideological function of strengthening the belief about the nature of God as the Most Merciful.    
Bentuk dan Fungsi Metafora dalam Pengumuman Duka Cita Masyarakat Pantura Jawa Tengah Surahmat, Surahmat; Karina, Alfa Zulia Dwi
Jurnal Sastra Indonesia Vol 8 No 3 (2019): November
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengumuman duka cita merupakan peristiwa komunikasi yang mengungkap persepsi masyarakat terhadap kematian yang dipengaruhi oleh berbagai nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk dan fungsi metafora yang digunakan dalam pengumuman duka cita di masyarakat pantai utara Jawa Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang didesain untuk mengungkap variasi bentuk dan fungsi metafora dalam pengumuman kematian di berbagai daerah di pesisir utara Jawa Tengah berdasarkan perspektif sosiolinguistik dan etnolinguistik. Data yang diperoleh dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi dari pengumuman duka cita di 13 kabupaten dan kota di pantai utara Jawa Tengah yang mana di setiap kabupaten dan kota dipilih dua daerah yang masing-masing mewakili perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dari 26 sampel yang dikumpulkan di 13 kabupaten dan kota ditemukan 16 jenis metafora. Metafora yang digunakan penutur untuk pengumuman duka cita memiliki fungsi semantik, fungsi pragmatik, dan mengungkapkan perasaan si penutur terhadap orang yang meninggal atau keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, metafora memiliki fungsi khusus yaitu mengukuhkan sekaligus menyosialisasikan keyakinan ideologis keagamaan seperti penggunaan metafora kepundhut “diambil” berfungsi mengukuhkan keyakinan bahwa kematian merupakan peristiwa yang diatur Tuhan. Metafora berpulang atau kondhur mengukuhkan keyakinan tentang asal-muasal manusia yaitu dari Tuhan. Serta metafora “ke pangkuan-Nya” memiliki fungsi ideologis mengukuhkan keyakinan tentang sifat Tuhan sebagai Sang Maha Penyayang. Announcement of condolences is a communication event that reveals people's perceptions of death that are influenced by various values prevailing in the community. This study discusses the forms and functions of the metaphors used in announcing condolences in the north coast communities of Central Java. This descriptive qualitative study was designed to uncover variations in the form and function of metaphors in the announcement of death in various regions on the north coast of Central Java based on sociolinguistic and ethnolinguistic perspectives. The data obtained were collected through interviews and documentation from condolence announcements in 13 districts and cities on the north coast of Central Java, where in each district and city two regions were chosen, each representing urban and rural areas. This study revealed that from 26 samples collected in 13 districts and cities, 16 types of metaphors were found. The metaphor used by the speaker for the announcement of mourning has a semantic function, a pragmatic function, and expresses the speaker's feelings for the deceased person or family left behind. In addition, metaphors have a special function which is to establish and socialize religious ideological beliefs such as the use of "taken" metaphor to function to confirm the belief that death is an event arranged by God. Passing or famous metaphors reinforce beliefs about human origins namely from God. As well as the metaphor "into His bosom" has an ideological function of strengthening the belief about the nature of God as the Most Merciful.
Satuan Lingual Pada Tradisi Meron di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati Karina, Alfa Zulia Dwi; Mardikantoro, Hari Bakti
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 3 (2021): November
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i3.48268

Abstract

Meron merupakan salah satu tradisi tahunan untuk menyambut Maulid Nabi di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Makna kultural dalam satuan lingual pada tradisi Meron menunjukkan pandangan hidup masyarakat Sukolilo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk satuan lingual dan makna kultural yang terdapat dalam tradisi Meron di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan etnolinguistik sebagai pendekatan teoretis dan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai pendekatan metodologis. Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode penyediaan data dalam penelitian ini adalah metode simak dan cakap. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode agih dan padan. Hasil penelitian berupa satuan lingual bentuk kata terbagi menjadi dua kategori, yaitu kata monomorfemis dan kata polimorfemis, frasa yan terdiri atas frasa lugas dan frasa idiomatis, klausa berupa klausa bebas, kalimat berupa kalimat deklaratif, serta wacana bersifat padu. Makna kultural dari tradisi Meron bagi masyarakat Sukolilo sebagai ungkapan rasa syukur kepada tuhan atas rezeki yang dilimpahkan, penghormatan terhadap leluhur, dan bentuk cinta terhadap tanah kelahiran.