Endriantho, Muhammad
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERENCANAAN IN PIT DUMP (IPD) PIT D2 UNTUK OPPORTUNITY REDUCE DISTANCE DAN MITIGASI DARI BAHAYA GEOTEKNIK BLOK 1-4, BINUNGAN MINE OPERATION 1 – PT. BERAU COAL Endriantho, Muhammad; Ardiansyah, Pandu Zea; Prabudi, Alex
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2019: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v1i1.96

Abstract

ABSTRAK Pit D2 merupakan salah satu Pit dengan metode tambang terbuka di PT. Berau Coal yang berlokasi di Binungan Mine Operation-1. Pit D2 di kerjakan oleh PT. Sapta Indra Sejati (PT. SIS) sebagai mitra kerja dari PT Berau Coal. Target  produksi tahun 2019 Pit D2 yaitu overburden 16.117.353 BCM, Coal 1.473.686 MT dengan SR 9,59. Pit D2 berada disisi selatan sungai Kelay dan merupakan akses utama jalan hauling coal BMO1 dan transportasi karyawan dari Rumah / mess ke site Tambang BMO1 dan BMO2.Secara LOM, Plan Disposal terdapat pada Out Pit Dump (OPD) D2 dengan kapasitas disposal 30 MBCM pada jarak 2,6 Km dan In Pit Dump K dengan kapasitas disposal 6 MBCM pada jarak 3,2 Km. In Pit Dump K harus dilakukan karena merupakan disposal material rawa Pit D2 tahun 2019 sebanyak 6 MBCM. Salah satu opportunity untuk menurunkan angka distance adalah dengan melakukan In Pit Dump Pit D2 dengan percepatan finishing pit sehingga didapatkan distance 1,8 Km dengan kapasitas 5 MBCM. Kapasitas volume In Pit Dump terbatas dikarenakan perlu kajian geoteknik sehingga disposal In Pit Dump aman dikerjakan. Adapun overall distance 2019 adalah 2,4 km.Secara geoteknik, Pit D2 terdapat struktur geologi kompleks membentuk lembah lipatan (syncline) dan punggung lipatan (anticline) dengan batuan yang bersifat low strength. Adapun seam utama (main seam) batubara yaitu D-2, litologi area Pit D2 memiliki kemiringan perlapisan (dip) 6-10o. Hasil cross section pada desain rencana Pit dengan litologi batuan memperlihatkan adanya potensi bedding undercut di sisi side wall utara. Historical longsor di side wall telah terjadi sebanyak 2 kali dalam waktu 1 Tahun, hasil analisis geoteknik secara LOM desain terjadinya longsoran dikarenakan desain yang membentuk bedding undercut dengan bidang gelincir dibawah seam D-2 yang menyebabkan terjadinya longsoran bidang, ditambah banyaknya joint vertical yang membuat terjadinya longoran toppling. PT. Berau Coal tidak memperbolehkan adanya pemotongan bedding undercut dan masuk dalam 11 Golden Rules PT Berau Coal. Untuk melakukan bedding under cut diperlukan kajian geoteknik untuk analisisnya.Adanya opportunity short distance dan perencanaan mitigasi bahaya geoteknik maka Mine Planner dan Geotechnic Engineer membuat perencanaan  In Pit Dump Pit D2 secara paralel dengan kemajuan tambang, sehingga dari segi perencanaan dibutuhkan timing dan sequence yang tepat untuk mengeksekusi area sidewall utara.  
APLIKASI MUD SHELL UNTUK PENANGANAN LUMPUR SEDIMENTASI SUMP Endriantho, Muhammad; Prabudi, Alex; Bahri, Syamsul; Putra, Reza Eka
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2023: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tambang terbuka di PT Berau Coal, Blok 7 berlokasi di Binungan Mine Operation-2 yang dioperasikan oleh PT BUMA. Pada tahun 2022, target produksi batubara 5.7 juta Ton dan Overburden 70 juta BCM. Pengembangan Pit E ke arah timur mengharuskan dilakukan loading lumpur sedimentasi pada sump Ex-DH sebanyak 800,000 BCM ke disposal untuk mencapai target tahun produksi. Sifat fisik lumpur sedimentasi menyebabkan lokasi penempatan di disposal harus disesuaikan dengan kajian geoteknik dan rencana jangka panjang disposal. Salah satu metode yang bisa digunakan sebagai solusi penanganan lumpur ini adalah mud shell. Lumpur sedimentasi sump akan dilakukan blending dengan material OB blasting terlebih dahulu di pit karena adanya keterbatasan unit hauler HD Tailgate. Sedangkan pada disposal akan kembali dilakukan blending dengan material OB blasting dari fleet OB yang lain. Pembuatan mud shell dimulai dengan pembuatan buffer jagaan untuk mengurung material lumpur yang sudah diblending. Kapasitas disposal mud shell akan terbatas dan dilakukan per staging sesuai dengan kajian geoteknik. Aplikasi mud shell berhasil dalam penanganan lumpur sedimentasi di disposal.