Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Ideologi Visual pada Iklan Cetak Adidas Versi Chu-mu Yen, “No One Gets Up When A Whole World Kicks” Agustina Kusuma Dewi
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam upaya memperkenalkan produk dan jasa kepada konsumen, strategi komunikasi iklan harus di rancang dengan memerhatikan beragam tema dan ide strategi kreatif diterapkan dalam usaha mengambil perhatian konsumen. Dari iklan-iklan yang memukau dengan menampilkan kesan mewah, modern, futuristik, humor hingga iklan yang menampilkan animasi, terdapat pula iklan-iklan yang melakukan pendekatan-pendekatan secara budaya dengan mengangkat kultur masyarakat setempat seperti cerita rakyat, bahasa, kesenian atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat itu sendiri.  “Impossible Is Nothing” diluncurkan oleh Adidas pada Februari 2008 dalam bentuk iklan televisi, iklan cetak serta iklan melalui internet. Slogan ini ditujukan untuk meraih target audiens dalam rentang usia 12 – 24 tahun yang aktif berolahraga. Dalam seri iklan cetaknya yang menggunakan pendekatan modern, slogan ini, ketika menjadi brand official dalam Olimpiade 2008, terbagi dalam beberapa seri yang meng-endorse atlit olahraga, salah satunya adalah Chu-Mu Yen, atlit Taekwondo dari Taiwan yang pertama memenangkan medali pada Olimpiade. Iklan cetak Adidas versi Chu-Mu Yen, “No One Gets Up when A Whole World Kicks” adalah iklan cetak yang akan menjadi objek desain dalam analisis semiotika yang akan menganalisa makna yang terkandung dalam tagline dan headline yang memiliki stopping power dalam menarik khalayak sasaran, sehingga khalayak langsung melihat dan membaca iklan Adidas. Ideologi visual dalam iklan ini akan dikaji secara deskriptif kualitatif setelah penulis melakukan identifikasi pada tanda yang di bangun dalam iklan menggunakan sudut pandang semiotika Charles Sanders Peirce serta penerapan Metafora dan Metonimia pada relasi antar tanda.Kata kunci: Ideologi Visual, Iklan Cetak, Semiotika, Charles Sanders Peirce AbstraCTAs an effort to introduce products and services to consumers, the advertising communication strategy must be designed by looking at the various themes and creative strategy ideas applied in the effort to capture the attention of consumers. From fascinating advertisements featuring luxurious, modern, futuristic, humorous to animated ads, there are also advertisements that take cultural approaches by lifting the culture of local people such as folklore, language, art or customs society itself. "Impossible Is Nothing" was launched by Adidas in February 2008 in the form of television commercials, print ads and advertisements via the internet. The slogan is aimed at reaching the target audience within the 12 - 24 year age range who is active in exercising. In its print ad series using a modern approach, this slogan, when it became the official brand of the 2008 Olympics, is divided into several series that endorse sports athletes, one of them being Chu-Mu Yen, Taiwan's Taekwondo athlete who first won medals at the Olympics. Adidas print ad version of Chu-Mu Yen, "No One Gets Up when A Whole World Kicks" is a print advertisement that will be the object of design in semiotics analysis that will analyze the meaning contained in the tagline and headlines that have stopping power in attracting target audiences, so the audience immediately see and read Adidas ads. The visual ideology in this advertisement will be assessed descriptively qualitatively after the authors identify the signature constructed in the advertisement using the semiotic viewpoint of Charles Sanders Peirce as well as the application of Metaphor and Metonology to the relation between signs.Keywords: Visual Ideology, Print Ads, Semiotics, Charles Sanders Peirce
GAYA VISUAL ETALASE RM. PADANG YANG MENJADI SYLE NAVIGATION DALAM BISNIS KULINER MASAKAN PADANG Agustina Kusuma Dewi
KalaTanda Vol 2 No 1 (2020): Kalatanda
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/kalatanda.v2i1.4111

Abstract

Gaya sebagai sebuah gagasan yang dituliskan dan kemudian diimplementasikan menjadi the constant form dan/atau terkadang the constant elements, setiap orang memiliki konsepnya sendiri untuk kemudian mengadopsi atau mengadaptasi sebuah gaya sebagai gaya yang paling memanifestasikan dan mengaktualisasikan dirinya. Terkait hal ini, ada relevansi pengaplikasian gaya dalam hidup seseorang dengan kesadaran atau consciousness dengan ketidaksadaran atau unconsciousness yang dimilikinya. Tak jarang, bawah sadar seseorang yang menggerakkannya untuk menunjukkan kecenderungan gaya tertentu dalam perilakunya sehari-hari. Sebagai sebuah gagasan yang memiliki integritas di dalamnya; integritas berarti gaya menyimpan aturan dan sistemik dan/atau bentuk-bentuk yang teratur dengan capaian tertentu, gaya tidaklah bersifat permanen. Setiap orang dapat mengadaptasikan gaya yang paling mendefinisikan dirinya, meski setiap orang, seperti yang telah di bahas pada bagian sebelumnya, akan memiliki kecenderungan gaya yang paling menjadi ‘karakter dasar’ dirinya. Sebagai the constant form, gaya bukan sesuatu yang ‘serta-merta’, namun ada kesadaran yang membentuknya menjadi sebuah ‘mekanisme’, ‘keteraturan’, ‘punya daya adaptasi’ terhadap lingkungan sosial. Menggunakan metode Kolb dalam Kerangka Berpikir Experiential Learning, penelitian ini menggunakan pendekatan Reflective Observation untuk mengidentifikasi gaya dan fungsinya sebagai sebuah konsep untuk dapat memahami masyarakat dan identitas kultural; yang lebih jauhnya, gaya diposisikan sebagai style navigations, sebuah cultural guide. Kata kunci: navigasi budaya, identitas kultural, gaya hidup, reflection observatio
Potensi Media Pendukung Belajar Pra-Aksara Berbasis Augmented Reality Dalam Meningkatkan Literasi Digital Anak Usia Dini Agustina Kusuma Dewi; Nasywa Arrasyafitri; Muhamad Bentang Nurgama; Fahri Hikmanda Haruman; Ahmad Reza Afandi; Muhammad Rizky Suryadi
CandraRupa : Journal of Art, Design, and Media Vol. 3 No. 2 (2024): Vol.3 No.2, October (2024)
Publisher : Universitas Dinamika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37802/candrarupa.v3i2.820

Abstract

Teknologi informasi dan komunikasi di era transformasi digital mengalami perkembangan pesat—termasuk pada area edukasi di pendidikan usia dini yang sebagian besar mulai mengembangkan modul ajar berbasis digital. Namun, perkembangan ini belum selaras dengan meratanya tingkat kecakapan digital di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi buku berbasis teknologi augmented reality sebagai media pembelajaran pra-aksara yang dapat meningkatkan literasi digital pada anak usia dini. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan analisis data deskriptif, termasuk kuesioner, wawancara, observasi, dan studi literatur. Responden penelitian adalah guru di PG/TK Al Hasan Islamic Preschool, Kota Bandung, dengan analisis data dilakukan menggunakan metode Toulmin. Penelitian ini menunjukkan bahwa buku berbasis augmented reality dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan efektif untuk meningkatkan literasi digital anak usia dini, dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan perkembangan mereka. Namun, pencermatan terhadap kecakapan literasi digital pengajar pun perlu untuk terus ditingkatkan agar tetap selaras dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era transformasi digital.
Exploring motion concepts to images as multimodal factors in nonverbal language Agustina Kusuma Dewi; Levita Dwinaya
IRecall Journal Vol. 2 No. 01 (2024): iRecall Journal: An Indonesian Journal for Language Learning and Teaching
Publisher : Indonesian Reseacher for Language Learning and Teaching

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64908/yvw6z266

Abstract

The scarcity of research concerning the incorporation of motion as a modality within non-verbal language imagery has posed challenges in establishing comprehensive measures for evaluating the reliability of its application in content construction. In an effort to pinpoint the factors associated with the implementation of the motion concept in images, the authors undertook a series of pre-experimental research stages. Several data sets subjected to analysis were generated through pre-experimental studies, involving the formulation of questionnaire instruments employing convenience sampling techniques. The outcomes underwent significance testing utilizing Chi-Square and Single Factor analysis. Nevertheless, when delving into the application of the Motion Concept within images, certain aspects have yet to be taken into consideration. Specifically, the utilization of Stimuli and Novelty Intensity factors to shape visual elements, as well as the integration of quasi-experimental research employing more robust sampling techniques, merit attention. Additionally, the impact of cultural modalities on the application of motion concepts to imagery as one of multimodal factor in nonverbal language; necessitates further exploration and evaluation.