Manohara, Dyah
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Growth Pattern, Biochemical and Physiological Characteristics to Determine Harvesting Time of Big White Ginger Rhizome Seeds Rusmin, Devi; Suhartanto, M.R; Ilyas, S.; Manohara, Dyah; Widajati, E.
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n1.2018.9-20

Abstract

The use of young seed rhizomes became one of the obstacles in large white ginger (JPB) cultivation. Young ginger rhizomes rapidly shrank and decrease their viability. The experiment was aimed to study growth patterns, biochemical changes, and physiology of ginger plants to produce good quality rhizome seeds.  JPB rhizome seeds used were 9 months old, have been stored for 2 weeks after harvest, weighed 30-40 g with 2-3 buds, healthy, and given seed treatment. The rhizomes were planted in growth medium in polybags (60 cm x 60 cm). The study was conducted by direct observation, repeated 4 times, consisting of 50 plants per replication.  Observations were made on the plant growth patterns (plant height, stem length, tillers number, leaves number); rhizome development (fresh weight, branch rhizomes number, moisture content, and dry weight during growth); starch and hormonal content (IAA, gibberellin, ABA and cytokinin) of the rhizomes; and viability of rhizome seeds (growth rate, seed height, and dry weight). The results showed that the rhizomes of the 7-month-old ginger after planting (MAP) has entered the ripening phase, the rhizome morphology was optimal, and the starch content was not different from the rhizome seeds at 8 and 9 MAP. In addition, physiologically, the rhizome's growth potential was maximal (100%), growth rate (4.3% etmal-1), and seed height (33.8 cm) were better than 8 MAP (80%, 2.9% etmal-1, 33.7 cm) and 9 MAP (70%, 2.3% etmal-1, 29.4 cm).  This study indicated that ginger rhizomes harvested from 7 months old plants can be used for seeds.
CENDAWAN ENDOFIT AKAR LADA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN MENEKAN BUSUK PANGKAL BATANG BENIH LADA Wahyuno, Dono; Florina, Dini; Manohara, Dyah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.57-64

Abstract

Busuk pangkal batang (BPB) merupakan penyakit tular tanah yang disebabkan oleh Phytophthora capsici. Pemanfaatan agens hayati dianggap pendekatan yang efisien untuk penyakit BPB. Cendawan endofit mampu meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik dan abiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi cendawan endofit asal akar lada terhadap pertumbuhan dan kemampuannya menekan penyakit BPB pada benih lada. Cendawan endofit diperoleh dengan mengisolasi akar lada menggunakan medium akar kentang dekstrosa (AKD) yang diberi kloramfenikol dan rose bengal. Isolat cendawan yang diperoleh dikarakterisasi dengan melakukan pengamatan morfologi, uji tantang terhadap P. capsici dan uji patogenisitas pada daun lada. Cendawan endofit diinokulasikan pada akar benih lada dengan cara merendam perakaran lada umur 10 minggu ke dalam suspensi cendawan endofit, kemudian ditanam dalam tanah steril untuk diamati. Kandungan hormon IAA dan GA3 di dalam akar diukur menggunakan TLC scanner satu bulan setelah diinokulasi. Inokulasi P. capsici dilakukan dengan menyiram 50 ml suspensi zoospora (106 zoospora/ml) di perakaran lada yang sebelumnya telah diinokulasi cendawan endofit. Benih lada yang hidup diamati satu bulan setelah inokulasi. Hasil pengamatan menunjukkan enam isolat tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun, buku, dan jumlah tanaman yang mati. Benih lada yang telah  diinokulasi  cendawan endofit E-5, E-7 dan E-15 mempunyai bobot kering akar berturut-turut 0,83; 0,84 dan 0,81 g dan berbeda nyata dari perlakuan lainnya. Kandungan hormon IAA relatif tinggi dibanding kandungan GA3 di dalam akar yang diinokulasi dengan ketiga isolat tersebut. Benih lada yang diinokulasi ketiga isolat tersebut lebih dari 80% yang hidup, pada satu bulan setelah diinokulasi P. capsici.