Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Ideologi Melukat dalam Praxis Kesehatan Artana, I Wayan
Widya Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama dan Ilmu Sosial Budaya Vol 13, No 2 (2018): SEPTEMBER 2018
Publisher : Institut Hindu Dharma Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/wd.v13i2.679

Abstract

This article works through about ideology melukat and its role in patient doctor relationship. Ideology grasp is utilized in two different way. First, descriptive purification: as ‘ system thinks ’, ‘trusty system ’, ‘symbolic praktice’ one is engaged social action and politics (neutral conception of ideology). Both of, mendasar's ala ideology is engaged process power relationship justification that asymmetric, in reference to justification process dominates (ideologies critical conception). Its quick is place growths melukat giving room managinging to get affix significant. Melukat also clear away doctor practice room as therapy of alternative complementary.
KORELASI BUNDLE PHLEBITIS DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP Susiyanti Susiyanti; Krisma Yuntari Gusti Ayu; Artana I Wayan; Nara Kusuma A.A.Ngurah
Jurnal Keperawatan Priority Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jukep.v5i1.1599

Abstract

The incidence of phlebitis in Tk.II Udayana hospital was 4.88% higher than the 2013 standard of the Indonesian Ministry of Health, which was <1.5%, even though the hospital had prepared a Phlebitis Bundle Standard Operating Procedure (SOP). This study aims to determine the correlation between bundle phlebitis and the incidence of phlebitis in the inpatient room of Tk. II Udayana. This study was a quantitative observational study with a correlational method and a cross-sectional design. The study involved 81 samples, namely patients who were treated in five inpatient rooms. Data collection nurses' compliance with SOP and the incidence of phlebitis in patients using observation sheets. Data were analyzed using Rank Spearman correlation. It was found that 45 nurses (55.6%) were obedient in carrying out the phlebitis bundle and there were 54 people (66.7%) patients who did not experience phlebitis. There was a positive correlation between bundle phlebitis and the incidence of phlebitis (p0.001 <0.05). It is recommended that the hospital provide assistance to the nurse in charge when providing intravenous infusion therapy by applying the standard operating procedure (SOP) of the phlebitis bundle.
PERAN JUMANTIK PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE: STUDI POTONG LINTANG DI UPTD PUSKESMAS KUTA SELATAN ni putu eka sukayuni; IGAA Sherlyna Prihandhani; I Wayan Artana
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikk.v4i1.889

Abstract

ABSTRACTJumantik plays a role in the early vigilance system to monitor the presence and inhibit the development of the Dengue Hemorrhagic Fever (Dengue) mosquito vector. Jumantik cadres are expected to be active in monitoring their environment to reduce the number of dengue cases. However, in 2020 there will be an increase in dengue cases in South Kuta. This study purposed to determine the correlation between the role of jumantik and the incidence of dengue fever at the UPTD Puskesmas Kuta Selatan. This study used observational quantitative research with a cross-sectional design. The sample amounted to 67 jumantik selected by total sampling. Data were collected using a questionnaire and documentary sheet of DHF case reports. Data analysis used Rank Spearman's test. It was found that the majority of jumantik's role was good (77.6%) and the incidence of dengue fever decreased (74.6%). The analysis shows that there is a significant relationship between the role of jumantik and the incidence of dengue fever in the UPTD Puskesmas Kuta Selatan with a moderate and positive correlation, which means the better the role of jumantik in carrying out their duties. The better the jumantik work, the incidence of dengue fever decreases (p value 0.002 <α 0.05 and coefficient correlation of 0, 427). It is recommended to the health office to carry out training and health education for jumantik on an ongoing basis which is carried out every one semester. 
MUSIK SEMAR PEGULINGAN MENURUNKAN KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI SILOAM HOSPITALS BALI I Wayan Artana; Ni Putu Dian Yuniantari
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 1 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i1.2754

Abstract

Kecemasan pasien sebelum operasi dapat mengganggu jalannya pembedahan bahkan pasien bisa membatalkan tindakan yang akan dilakukan. Terapi musik tradisional semar pegulingan dapat dipakai sebagai alternatif menurunkan kecemasan. Studi bertujuan untuk memahami bagaimana pengaruh musik semar pegulingan terhadap kecemasan pasien pre operasi di ruang persiapan Siloam Hospitals Bali. Menggunakan metode kuantitatif, desain pre eksperimental pretest-posttest with control. Sampelnya pasien pre operasi yang mengunakan lokal anastesi, dipilih secara purposive sampling, berjumlah 32 orang. Sampel dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing 16 orang, dipilih secara simpel random sederhana. Data pretest dan posttest dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, sedangkan data antar kelompok menggunakan uji Mann Whitney pada ? 0.05. Pada kelompok intervensi rerata kecemasan pre adalah 21,12 dan post 15,75 dengan p (0,001< ? (0,05). Pada kelompok pre test 21.81 dan post test 18.50 dengan p (0,001< ? (0,05). Hasil uji Mann Whitney pre test pada kelompok kontrol dan intervensi didapatkan nilai p value (0.153) > (0.05) dan setelah dilakukan intervensi didapatkan p value (0.01) < ? (0,05). Musik semar pegulingan mampu menurunkan kecemasan pada pasien preoperatif. Diharapkan terapi musik semar pegulingan diperdengarkan pada pasien pre operasi untuk menurunkan kecemasannya
PRAKTIK YOGA ASANA DALAM MENORMALKAN TEKANAN DARAH DI KELOMPOK LANSIA BALI MOVEMENT BANJAR BATANBUAH DAUH YEH CANI BADUNG I Wayan Artana; Ni Putu Dita Wulandari; Claudia Wuri Prihandini
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 20 No 2 (2020): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v20i2.1023

Abstract

Penurunan fungsi organ kardiovaskuler lansia mengakibatkan hipertensi yaitu tekanan darah sistolik (tDs) ≥ 140mmhg dan tekanan darah diastolik (tDD) ≥ 90mmhg. hipertensi diobati dengan obat-obat dari dokter dan tradisional yoga asana. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh yoga asana terhadap tekanan darah di kelompok lansia Bali Movement Banjar Batanbuah, Abs Dauh yeh Cani, Abiansemal, Badung. Menggunakan mix study eksperimental pretest-posttest tanpa kontrol dan fenomenologi. sampel berjumlah 40 orang dan beberapa sampel digunakan sebagai informan. secara obyektif rata-rata tDs dan tDD sebelum yoga asana adalah hipert yaitu 141,00mmhg dan 90,00mmhg, sedangkan setelah yoga asana tDs dan tDD menjadi normal yaitu 120,75mmhg dan 80,75mmhg. Analisa Wilcoxon test pada α = 0,05 ditemukan p value 0,001, yang artinya ada pengaruh yoga asana terhadap tekanan darah lansia hipertensi, dan secara subyektif informan merasakan manfaat yoga asana untuk menurunkan tekanan darahnya. lansia yang hipertensi dapat menggunakan yoga asana sebagai pengobatan hipertensi bersama-sama obat dari dokter.
KEHIDUPAN RELIGIUS PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI KLINIK BEDAH DIGESTIF RUMAH SAKIT DAERAH MANGUSADA BADUNG I Wayan Artana; Ni Komang Diantari
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/vw.v5i2.3368

Abstract

Jumlah penderita kanker di Bali pada 2013 prevalensinya 1,6 permil meningkat menjadi 1,9 permil di 2018. Kunjungan pasien kanker kolorektal yang menjalani rawat inap dan rawat jalan tahun 2018 sebanyak 802 orang dan tahun 2019 sebanyak 719 orang. Penyakit tersebut menimbulkan masalah fisik dan psiko-sosial-religius-spiritual berupa menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan hal-hal yang sakral. Mereka sering menganggap bahwa sakit yang dideritanya merupakan cobaan atau hukuman dari Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengerti dan memahami kehidupan religius pasien kanker kolorectal di klinik bedah digestif RSD Mangusada Badung Studi berjenis kualitatif, metodenya fenomenologi, data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dan observasi, proses analisis data menggunakan cara interaktif Milles & Haberman, dan alat analisis data yang digunakan adalah teori pertukaran sosial George Homans. Pada penelitian ini ditemukan kehidupan religius dari informan mengalami perubahan dari yang biasanya rajin berdoa dan bersembahyang menjadi jarang bersembahyang setelah menderita kanker kolrectal. Perubahan ini sebagai akibat dari menurunnya kemampuan fisik informan sehingga tidak bisa berdoa ke tempat ibadah, dan hanya dilakukan di tempat tidur karena adanya kantong kolostomi di dinding perut informan. Tenaga kesehatan yang merawat pasien kanker kolorektal sebaiknya lebih mengedukasi mereka akan pentingnya kehidupan religius sebagai motivasi bahwa penyakit ini bisa ditangani.
PERBANDINGAN CADEXOMER IODINE DAN SILVER PADA PENDERITA DIABETIC FOOT ULCER DI PRAKTIK MANDIRI PERAWATAN LUKA DAHLIA [A COMPARISON OF CADEXOMER IODINE AND SILVER ON THE HEALING OF DIABETIC FOOT ULCERS AT THE DAHLIA CLINIC] Gede Arya Bagus Arisudhana; Ni Made Nila Dwi Partiwi; I Wayan Artana; Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
Nursing Current: Jurnal Keperawatan Vol 10, No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/nc.v10i2.5451

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is one of the non-communicable diseases with an increasing number of reported sufferers. The Indonesian Ministry of Health stated that the number of sufferers (DM) reached 10.7 million people with a prevalence of 11.3%. One of the problems often faced by DM patients is gangrene wounds caused by skin damage and microorganisms. This study aimed to determine the difference in time to reduce wound infection using cadexomer iodine compared to silver in diabetic foot ulcer patients. The method used in this research is time series control. The population in this study were all patients with diabetic wounds who received treatment at the Dahlia Clinic. The sampling technique used was purposive sampling. The number of samples in this study was 9 people in each group. Data analysis used an independent T-test and a 2-group difference test using paired T-test. The results of this study showed that the average score for diabetic foot ulcers in the treatment group was 1.66 and 0.88 in the control group. The results of the paired t-test obtained P-value = 0.000. There is a difference between cadexomer iodine and silver on wound healing time. Both types of antimicrobials,  cadexomer iodine and silver, were able to reduce the rate of infection in wounds. Based on the healing time, the use of silver in wound care is suitable. However, based on considerations of cost, comfort, and safety for the patient, cadexomer iodine is the most appropriate type for diabetic foot ulcers, which is recommended for middle-income people.BAHASA INDONESIA ABSTRAK Diabetes mellitus (DM) menjadi salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah penderita yang dilaporkan semakin banyak. Kemenkes RI menyebutkan jumlah penderita (DM) mencapai 10,7 juta jiwa dengan prevalensi 11,3%. Salah satu masalah yang sering dihadapi pasien DM adalah luka gangrene yang diakibatkan oleh kerusakan kulit dan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan waktu penurunan infeksi luka menggunakan cadexomer iodine dibandingkan dengan silver pada pasien diabetic foot ulcer. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah  control time series. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan luka diabetes yang melakukan pengobatan di Klinik Dahlia. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel penelitian ini adalah 9 orang pada masing-masing kelompok. Analisa data menggunakan uji T-independen dan uji beda 2 kelompok menggunakan T-berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata skor dibetic foot ulcer pada kelompok perlakuan adalah 1,66 dan pada kelompok kontrol 0,88. Hasil uji T-berpasangan didapatkan nilai P = 0,000. Terdapat perbedaan antara cadexomer iodine dan silver terhadap waktu penyembuhan luka. Kedua jenis antimikroba baik cadexomer iodine dan silver mampu mengurangi tingkat infeksi pada luka. Berdasarkan waktu penyembuhan dapat direkomendasikan penggunaan perawatan luka jens Silver. Namun, berdasarkan pertimbangan biaya, kenyamanan dan keamanan terhadap pasien maka cadexomer iodine paling tepat untuk jenis luka diabetic foot ulcers yang dapat di rekomendasikan penggunannya untuk kalangan masyarakat ekonomi menengah.
BURNOUT PERAWAT DI INSTALASI BEDAH SENTRAL DAN ANESTESI RSUD BALI MANDARA Kadek Adi Wiguna; I Wayan Artana; Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v7i1.468

Abstract

Abstrak Kamar operasi merupakan ruangan khusus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Perawat yang bertugas di ruang operasi dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan konsentrasi yang tinggi dalam semua aspek perawatan perioperative. Stressor tinggi bisa terjadi dalam upaya penyelamatan pasien, mengerjakan rutinitas, ruang kerja yang sumpek, jumlah pasien yang banyak, dan harus bertindak cepat dalam menangani kebutuhan pasien. Akumulasi dari kelelahan kerja yang tidak ditangani dengan segera dapat berdampak terhadap kepuasan kerja dari perawat hingga penurunan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk memahami terjadinya burnout perawat di Instalasi Bedah Sentral dan Anestesi RSUD Bali Mandara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berparadigma interprediktif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulan dengan menggunakan indefth interview, studi dokumen dan lembar observasi. Data wawancara dianalisis dengan metode spreadly. Hasil analisis menunjukkan Burnout yang dimiliki perawat IBSA diakibatkan oleh adanya tuntutan pekerjaan yang didasari oleh tidak ada jeda istirahat, durante operasi panjang, serta penghargaan dan pekerjaan masih kurang sesuai. Burnout dapat memunculkan rasa lelah yang dalam penelitian ini disampaikan sebagai lelah fisik dan lelah psikologis. Manajemen di RSUD Bali Mandara diharapkan dapat membuat atau mengkaji standar jumlah pasien yang dilayani pada setiap sift jaga perawat. Kata Kunci: burnout, perawat, kamar operasi
The Influence of Danu Suci Gus Teja's Instrumental Music on Hypertension in the Elderly in Pucaksari Village | Pengaruh Musik Instrumental Danu Suci Gus Teja Terhadap Hipertensi Pada Lansia Di Desa Pucaksari Ni Made Intan Dwani Anantara; I Wayan Artana; Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan Vol 3 No 3 (2023): September
Publisher : Pusat Penerbitan LPPMPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i3.2216

Abstract

Hypertension can have bad effects if handled improperly. These impacts include stroke, heart disease, epilepsy, and glaucoma, so this disease needs proper treatment. Hypertension treatment can be done with pharmacological and non-pharmacological treatment. One of the non-pharmacological treatments is listening to instrumental music. This study aimed to determine Gus Teja's Danu Suci instrumental music influence on hypertension in the elderly in Pucaksari Village, Busungbiu, Buleleng. This study used the experimental method with Pretest-Posttest with 40 elderlies as a sample and was selected by purposive sampling. The data collection method used an observation sheet, and the blood pressure measurement device used a digital Sphygmomanometer, then analyzed using the Wilcoxon statistical test. The study's results showed that the average systolic blood pressure before and after listening to instrumental music was 11.78, while the average difference in diastolic blood pressure was 7.75. Gus Teja's Danu Suci instrumental music can significantly reduce systolic blood pressure in older adults in Pucaksari Village (p-value <0.05) and diastolic with a p-value <0.05. Older adults in Pucaksari Village should listen to Gus Teja's Danu Suci instrumental music to reduce their systolic and diastolic blood pressure apart from using the medicine.
The Influence of Danu Suci Gus Teja's Instrumental Music on Hypertension in the Elderly in Pucaksari Village | Pengaruh Musik Instrumental Danu Suci Gus Teja Terhadap Hipertensi Pada Lansia Di Desa Pucaksari Ni Made Intan Dwani Anantara; I Wayan Artana; Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan Vol 3 No 3 (2023): September
Publisher : Pusat Penerbitan LPPMPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i3.2216

Abstract

Hypertension can have bad effects if handled improperly. These impacts include stroke, heart disease, epilepsy, and glaucoma, so this disease needs proper treatment. Hypertension treatment can be done with pharmacological and non-pharmacological treatment. One of the non-pharmacological treatments is listening to instrumental music. This study aimed to determine Gus Teja's Danu Suci instrumental music influence on hypertension in the elderly in Pucaksari Village, Busungbiu, Buleleng. This study used the experimental method with Pretest-Posttest with 40 elderlies as a sample and was selected by purposive sampling. The data collection method used an observation sheet, and the blood pressure measurement device used a digital Sphygmomanometer, then analyzed using the Wilcoxon statistical test. The study's results showed that the average systolic blood pressure before and after listening to instrumental music was 11.78, while the average difference in diastolic blood pressure was 7.75. Gus Teja's Danu Suci instrumental music can significantly reduce systolic blood pressure in older adults in Pucaksari Village (p-value <0.05) and diastolic with a p-value <0.05. Older adults in Pucaksari Village should listen to Gus Teja's Danu Suci instrumental music to reduce their systolic and diastolic blood pressure apart from using the medicine.