Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SOMATOTIPE DAN FISIOLOGI PEMAIN SEPAK BOLA Al-Muqsith, Al-Muqsith
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 1: No. 2 (November, 2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.433 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v1i2.410

Abstract

Antropometrik bermanfaat untuk memprediksi tipe-tipe tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang dapat menunjang tercapainya prestasi yang maksimal. Setiap cabang olahraga mempunyai karakteristik yang berbeda, di mana untuk setiap masing-masing cabang olahraga memerlukan adanya kesesuaian tipe tubuh. Tipe tubuh yang cocok dengan cabang olahraga tertentu sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi seorang atlet. Olahraga sepak bola didominasi oleh atlet dengan somatotipe mesomorphy dan mesomesomorphy. Pada atlet sepakbola yang sering menggunakan kemahiran tungkai dan kaki, maka struktur dan perkembangan fungsional organ tersebut akan lebih menonjol dibandingkan pada olahraga yang lain. Ada perbedaan dalam besar dan lemak badan antar pemain di posisi yang berbeda. penjaga gawang dan pemain belakang adalah pemain yang memiliki kekuatan lebih baik. Penjaga gawang memiliki waktu reaksi yang cepat dan biasanya lebih tinggi badannya dibanding rata-rata pemain lain. Seorang gelandang mengeluarkan energi lebih banyak dibanding posisi lainnya. Kelelahan paling dirasakan oleh center back (pemain belakang tengah) dan striker (penyerang) dibanding dengan gelandang, yang cenderung memiliki nilai VO2 maksimum lebih tinggi.
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN KADAR SIKLAMAT PADA SIRUP TRADISIONAL ACEH YANG DIJUAL DI KOTA LHOKSEUMAWE Al-Muqsith, Al-Muqsith; Nadira, Cut Sidrah
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 1 (Mei, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i1.3246

Abstract

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan seperti minuman sirup yang diproduksi dari industri rumah tangga sudah menjadi kebiasaan umum yang ditemui di berbagai tingkat sosial ekonomi masyarakat di wilayah Indonesia. Pembuatan minuman sirup tersebut masih didapati memakai bahan kimia tambahan berupa pemanis buatan seperti siklamat. Penggunaan siklamat perlu diwaspadai karena dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar siklamat dalam sirup tradisional Aceh yang dijual di kota Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif. Identifikasi ada tidaknya kandungan siklamat di dalam sirup secara kualitatif menggunakan metode uji pengendapan dan uji kromatografi lapis tipis (KLT), sedangkan penetapan kadar siklamat ditentukan secara kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 7 sampel sirup tradisional aceh yang diuji, semuanya positif mengandung natrium siklamat, dengan  kadar siklamat tertinggi pada sampel E yaitu 25,54165 mg/kg dan terendah pada sampel D yaitu 6,38095 mg/kg. Kesimpulan yang didapat bahwa kadar natrium siklamat sebagai pemanis tambahan yang didapat pada seluruh sampel sirup masih sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh BPOM tahun 2019 yaitu 250-350 mg/kg.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Mahasiswa yang Melakukan Praktikum Anatomi di Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh Sayuti, Muhammad; Al-Muqsith, Al-Muqsith; Nashirah, Arini
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 2 (November, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i2.2751

Abstract

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melindungi sebagian atau seluruh bagian tubuh dari adanya potensi bahaya baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan penggunaan APD pada mahasiswa yang melakukan praktikum anatomi di Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik melalui pendekatan cross sectional. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 83 mahasiswa yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis univariat didapatkan pengetahuan kurang 62,7%, sikap positif 51,8%, penggunaan APD tidak lengkap 78,3%. Hasil uji chi square didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD dengan nilai p value 0,210 dan terdapat hubungan sikap dengan penggunaan APD dengan nilai p value 0,013. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD dan terdapat hubungan sikap dengan penggunaan APD.Kata kunci: alat pelindung diri; pengetahuan; sikap
Manajemen Anestesi pada Tindakan Coiling Menggunakan Target Controlled Infusion (TCI) Propofol pada pasien Carotid Cavernosus Fistula Al-Muqsith, Al-Muqsith
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 3 No. 6 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i6.19607

Abstract

Carotid cavernous fistula (CCF) adalah suatu komunikasi abnormal antara arteri dan vena di dalam sinus kavernosus. Embolisasi transarterial atau transvena adalah modalitas pengobatan lini pertama untuk pengobatan sebagian besar CCF. Coil logam/agen emboli cair sekarang paling sering digunakan. Laporan kasus: perempuan 22 tahun dikonsulkan ke bagian anestesi dengan diagnosis carotid cavernosus fistula kanan tipe direct. Pemeriksaan DSA menunjukkan hasil carotid cavernosus fistula kanan. Pasien direncanakan untuk dilakukan coiling dengan rencana anestesi umum menggunakan tekhnik Target Controlled Infusion (TCI) dan perawatan pasca operasi di ruang perawatan biasa. Telah dilakukan tindakan operasi Carotid Cavernosus Fistula dengan menggunakan tindakan Coiling dan diperlukan manajemen perioperatif yang baik. Antisipasi peningkatan tekanan intrakranial, iskemia otak, dan perdarahan yang dapat terjadi selama tindakan operatif berlangsung dengan cara menjaga hemodinamik tetap stabil dan kedalaman anestesi terjaga dan terukur. Evaluasi post operatif pada pasien dilakukan dengan melibatkan tim multidisiplin. Carotid cavernous fistula (CCF) yang bila dilakukan tindakan bedah saraf pada waktu yang tepat dan perioperatif anestesi yang baik dapat memperbaiki luaran pasca operasi.
Therapeutic Plasma Exchange pada Toxic Epidermal Necrolysis Al-Muqsith, Al-Muqsith
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 2 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i2.21597

Abstract

Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN) jarang terjadi dan dapat mengancam jiwa pasien. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien TEN dapat memberikan hasil yang optimal dan mencegah terjadinya komplikasi. Salah satu modalitas pengobatan untuk TEN adalah Therapeutic Plasma Exchange (TPE), yang jarang tersedia pada kebanyakan kasus dengan TEN berat. Kami melaporkan keberhasilan pengobatan TEN parah dengan TPE. Laporan kasus : seorang laki-laki berusia 54 tahun yang mengkonsumsi analgetik (analsik) dan kemudian demam serta timbul ruam hampir di seluruh tubuh. Kulit pasien mengelupas disertai bintik-bintik merah dan ruam disekujur tubuh selama seminggu. Selama pemeriksaan, pasien compos mentis, dan skor SCORTEN adalah 2 dengan risiko kematian sebesar 12,1%. Pemeriksaan dermatologis pada wajah, badan dan ekstremitas menemukan erosi yang luas, bula longgar berisi cairan bening, kerak coklat, dan distribusi umum dengan lebih dari 30% epidermolisis. Pasien didiagnosis dengan nekrolisis epidermal toksik yang disebabkan oleh terapi analgetik. Pasien dirawat dengan menghentikan obat yang dicurigai dan memberikan kortikosteroid, tetapi tidak ada perbaikan yang diamati. Pasien menjalani satu siklus TPE dengan albumin 5%, menghasilkan 3,8 liter pertukaran plasma. Re-epitelisasi diamati setelah tiga hari, dan pasien dipulangkan pada hari ke-8. Laporan kasus ini menyoroti peran penting TPE dalam merawat pasien TEN. Namun, sebuah studi dengan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk memvalidasi kemanjuran TPE pada TEN.
Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kesehatan tentang Terapi Oksigen melalui Edukasi Interaktif di Rumah Sakit Kota Sabang Al-Muqsith, Al-Muqsith
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol. 3 No. 2: Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Agustus 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v3i2.23291

Abstract

Terapi oksigen merupakan intervensi medis dasar namun krusial dalam penanganan pasien dengan gangguan pernapasan. Pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam penggunaan terapi oksigen perlu ditingkatkan secara berkesinambungan agar sesuai dengan standar klinis yang berlaku. Responden dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dokter umum dan perawat perwakilan dari RSU Kota Sabang dan Puskesmas di wilayah Kota Sabang yang berjumlah 85 orang. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu pada tahap awal dilakukan pretest dengan membagikan kuesioner pengetahuan tentang terapi oksigen, kemudian responden diberikan materi penyuluhan serta dilakukan diskusi interaktif, dan di akhir kegiatan dilakukan posttest untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan responden setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan. Hasil yang didapatkan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap indikasi, metode, serta keamanan penggunaan terapi oksigen. Diharapkan kegiatan ini dapat mendukung pelayanan kesehatan yang lebih optimal di fasilitas kesehatan primer dan sekunder. Kata Kunci: Henti Napas, Pengabdian RS Kota Sabang, Terapi Oksigen