Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Halal Tourism, Cerfication Regulation, and Research Institute Insigh From IMT-GT Countries: A Review: A Review Aziza, Nurul; Prasnowo, M. Adhi; Khoirul Hidayat
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 1 No. 3 (2020): September 2020
Publisher : International Journal of Science, Technology & Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v1i3.52

Abstract

The Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) began as an initial effort of liberalization and economic integration in ASEAN. IMT-GT was officially endorsed in 1993, provides a sub-regional framework to accelerate cooperation and economic integration to develop the country's economy. With the increasingly vigorous issue of halal, then established the institution to oversee and provide assurance against halal products. This article explains halal tourism, regulation on halal certification as well as research institute about halal. There are by providing the differences between the three developing countries namely Indonesia, Malaysia and Thailand. Indonesia has regulation about concerning guarantee of halal products regulation UU number 33 year 2014. Malaysia has an advantage in terms of regulations and laws on halal certification, but not so with Indonesia as a country with a majority Muslim population. Indonesia has not made halal certification as a guarantee of food and beverage product safety. Indonesia also has a large and free halal market, clear rules, but in implementation it can be said to be weak. Whereas in Malaysia, halal research is quite strong and shows an increasing trend, public awareness about halal is also strong so that the process of certifying halal products goes synergistically. But in Thailand is still starting steps towards halal research. But on the other hand, producers in Thailand have a high awareness of the importance of producing halal products.
ANALISIS PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING DAN ACTIVITY BASED COSTING SERTA PENENTUAN LABA RUGI PADA LAUNDRY Dewi Mardliyah; Khoirul Hidayat; Heny Wydia Kusuma Dewi; Ita Rakhmawati
Jurnal Akuntansi Syariah (JAkSya) Vol 3, No 2 (2023): JAkSya Jurnal Akuntansi Syariah
Publisher : IAIN BATUSANGKAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/jaksya.v3i2.10006

Abstract

This study aims to produce calculations on the cost of production and compare using the Full Costing method and Activity Base Costing which can be used for making decision and determining the cost used. In addition to calculating Cost the researchers also calculate the business loss & profit as a financial record which can be used as a guidelines in the future. The research method which is used is a descriptive quantitative method. Data collecting technique is using interviews and observations directly to the business location.. From the result of the calculation of the Activity Based Costing method is more suitable and recommended for laundry company than Full Costing method because it's more detail, the cost of production is lower, and the profit obtained is higher. In the UKM Izza Laundry report during March 2023,after its net profit indicates the profit according to the owner's estimation.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produksi serta membandingkan dengan menggunakan metode Full Costing dan Activity Based Costing yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan penentuan biaya yang digunakan.  Selain melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi peneliti juga menganalisis laba rugi usaha sebagai catatan keuangan untuk dapat dijadikan pedoman kedepannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi secara langsung ke lokasi usaha. Dari hasil perhitungan metode Activity Based Costing lebih cocok dan disarankan untuk jasa laundry dibandingkan metode Full Costing karena lebih terperinci, harga pokok produksi lebih rendah, dan keuntungan yang diperoleh lebih banyak. Pada laporan laba rugi jasa laundry periode Maret 2023 setelah laba bersihnya mengindikasikan mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan estimasi owner.
SISTEM DETEKSI API PADA WAREHOUSE BERBASIS INTERNET OF THINGS DENGAN PLATFORM BLYNK IOT Awaludin Fahriyansyah; Khoirul Hidayat; Muhamad Ikhtiar Raihan Ismail; Naufal Nugraha; Paduloh
Jurnal Salome : Multidisipliner Keilmuan Vol. 3 No. 1 (2025): Januari
Publisher : CV. ADIBA AISHA AMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebakaran merupakan salah satu risiko utama yang dapat menyebabkan kerugian besar pada fasilitas penyimpanan seperti gudang. Penelitian ini menggunakan platform Blynk IoT, sensor api, buzzer, dan NodeMCU ESP8266 yang bertujuan untuk membuat sistem deteksi api atau kebakaran berbasis Internet of Things. Sistem ini dirancang untuk memberikan notifikasi dini dalam bentuk peringatan suara serta tampilan digital yang dapat diakses dari jarak jauh, sehingga risiko kerugian akibat kebakaran dapat diminimalkan. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah kerangka kerja pengembangan sistem yang sistematis, yaitu System Development Life Cycle. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem yang dikembangkan beroperasi sebagaimana mestinya. Namun, pengujian sensor api menunjukkan bahwa jangkauan deteksi maksimalnya adalah 57 cm saat diuji menggunakan korek gas dan 50 cm saat diuji menggunakan api lilin. Temuan ini menjadi masukan untuk pengembangan lebih lanjut dalam meningkatkan sensitivitas dan jangkauan sensor. Sistem ini diharapkan mampu menjadi solusi praktis dan efisien dalam meningkatkan keselamatan pada fasilitas penyimpanan.