Budidaya tanaman jarak pagar (latropha curcas) diarahkan sebagai penghasil bahan bakar bio sebagai bahan bakar alternative di Indonesia. Perkembangan jarak pagar di masyarakat masih menghadapi berbagai kendala teknis, seperti teknologi budidaya yang belum optimal dan sangat bervariasi termasuk aspek pengolahan pasca panen dan pemasaran hasil. Arah kebijakan pengembangan tanaman jarak pagar sebagai tanaman penghasil bahan bakar nabati (biofuel) adalah tersedianya sumber energi alternatif dart biofuel yang dilakukan oleh pekebun secara berkelanjutan, terdesentralisasi dan terintegrasi antara kegiatan on farm dan off farm, melalui pemanfaatan sumber daya yang efisien dan didukung dengan kemampuan Iptek. Pengembangan jarak pagar sebagai sumber energi alternatif dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, dalam arti pengembangan dalam skala besar dilakukan setelah tersedia kesiapan pengembangan, terutama dart aspek bahan tanaman, teknologi budidaya dan kepastian pemanfaatan serta pemasarannya. Untuk menjadikan jarak pagar sebagai suatu usahatani baik skala rumah tangga dan kecil maupun skala menengah dan besar, diperlukan adanya beberapa upaya sosialisasi, yaitu: (i) seminar/workshop/ simposium/diskusi panel; (ii) penyuluhan dan perlatihan teknologi budidaya tanaman jarak pagar; dan (iii) pelatihan mengenai pasca-panen produk jarak pagar.Â