Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS STRATEGI LOCKDOWN ATAU PEMBATASAN SOSIAL DALAM MENGHAMBAT PENYEBARAN COVID-19: SEBUAH TINJAUAN TEORITIS Kennedy, Posma Sariguna Johnson; Harya P, Timothy Wisnu; Tampubolon, Emma; Fakhriansyah, Muhammad
IMAGE : Jurnal Riset Manajemen Vol 9, No 1 (2020): IMAGE : Jurnal Riset Manajemen, April 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/image.v9i1.24189

Abstract

Diakhir tahun 2019 terjadi kejadian yang mengejutkan seluruh penduduk dunia, yaitu menyebarnya virus baru pnemunia corona (COVID-19) dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Di beberapa negara yang terdampak COVID-19, seperti China, Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, , Malaysia dan Filiphina telah menerapkan status lockdown secara menyeluruh. Studi ini ingin mengembalikan analisa lockdown atau tidak, berdasarkan dasar-dasar  teori ekonomi yang dikembangkan, agar analisa yang dilakukan oleh para pengambil kebijakan lebih mendasar dan fundamental. Penelitian ini masih sangat awal, karena wabah baru terjadi di akhir 2019 sehingga metodologi yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif berupa literature review. Perdebatan terhadap kebijakan dikotomi antara lockdown atau tidak lockdown sangatlah menyesatkan jika tidak direncanakan secara hati-hati. Kebijakan lockdown ini hanya merupakan kebijakan “antara” dalam mencegah virus COVID-19 lebih meluas penyebarannya.
Asian Flu Pandemic in Indonesia, 1957: Government and Public Response Fakhriansyah, Muhammad; Kurniawati, Kurniawati
Indonesian Historical Studies Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ihis.v8i2.15045

Abstract

This study aims to analyze the 1957 Asian Flu Pandemic in Indonesia, focusing on the government and public response. The 1957 Asian Flu Pandemic was the second pandemic in the world after the 1918 Spanish Flu Pandemic. The pandemic was caused by the H2N2 influenza virus and originated in China. From China, the virus spread to Hong Kong, Singapore, and the world, including Indonesia. The Asian flu was the first pandemic faced by the post-colonial government of the Republic of Indonesia. The pandemic occurred in Indonesia between May and August, with the number of sufferers reaching 202,469 people (according to the government). Using historical methods, this study shows that the existence of the Asian flu indirectly tested the government's work and readiness in dealing with a global pandemic. The Asian flu pandemic struck when the Indonesian government faced difficult problems after the War of Independence (1945-1949). This situation made it difficult for the government to act. Therefore, the policy of responding to the Asian flu seemed very careful and even slow. In addition, the lack of health sector services and infrastructure in various regions also interfered with handling the pandemic. This situation also caused poor coordination between the central and regional governments. As a result, the public became confused. People end up acting without direction, such as trying traditional medicine, spreading hoax news, violating quarantine rules, committing vaccination fraud, panic buying, and even performing various mystical rituals.
Efektifitas Penerapan Balance Exercise Terhadap Penurunan Rasa Takut Jatuh Pada Lansia: Case Report Fakhriansyah, Muhammad; Ekadinata, Nopryan
JURNAL KEBIDANAN, KEPERAWATAN DAN KESEHATAN (BIKES) Vol 4, No 3 (2025): J-BIKES MARET
Publisher : Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/j-bikes.v4i3.115

Abstract

Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Lansia merupakan kelompok lanjut usia yang berusia di atas 60 tahun yang mengalami perubahan dan penurunan berbagai fungsi baik fisik, mental, maupun sosial akibat bertambahnya usia. Masalah kesehatan yang sering dihadapi lansia berhubungan dengan gangguan sindrom geriatri. Risiko jatuh adalah kejadian dimana seseorang berpeluang besar untuk terjatuh akibat faktor individu dan faktor lingkungan, sehingga menyebabkan cedera fisik. Alat ukur yang digunakan pada case report ini untuk mengukur tingkat rasa takut jatuh adalah FES-I (Falls Efficacy Scale) Indonesian Version. Hasil pengkajian pada pasien usia 68 tahun didapatkan skor FES-I sebesar 28 yang menunjukkan bahwa lansia tersebut memiliki rasa takut jatuh yang tinggi. Untuk mencegah hal tersebut, peneliti memberikan intervensi balance exercise. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan rasa takut jatuh dengan skor FES-I sebesar 20 yang menunjukkan rasa takut jatuh sedang. Dapat disimpulkan bahwa balance exercise efektif dalam menurunkan rasa takut jatuh pada lansia.